Bagian-1/4, Pembahasan Soal Olimpiade Nasional Kimia 2025 di Amerika

Kamis, 17 Juli 2025 edit

Berikut adalah pembahasan soal olimpiade kimia tingkat nasional bagian soal pilihan ganda di Amerika yang dapat digunakan sebagai bahan latihan persiapan mengikuti kompetisi serupa di Indonesia. Beberapa kali terdeteksi soal-soal OSN-K di Indonesia mengadopsi soal dari kompetisi di negara tersebut. Jumlah soal ada 60 butir (terjemahan) yang pembahasannya dibagi menjadi 4 bagian, @15 butir soal.

Soal #1

Asam adipat, C6H10O4 (M = 146,15), disiapkan melalui oksidasi parsial sikloheksana, C6H12 (M = 84,16), sesuai dengan reaksi setara berikut:

2 C6H12(l) + 5 O2(g) → 2 C6H10O4(s) + 2 H2O(l)

Sebuah sampel 25,0 g sikloheksana bereaksi dengan oksigen berlebih menghasilkan 33,5 g asam adipat. Berapa hasil (yield) reaksi tersebut?

  1. 38,6%
  2. 39,9%
  3. 48,9%
  4. 77,2%

Penyelesaian Soal #1

Diketahui:

  • Massa sikloheksana (C6H12) = 25,0 g
  • Massa molar C6H12 = 84,16 g/mol
  • Massa asam adipat (C6H10O4) yang dihasilkan = 33,5 g
  • Massa molar C6H10O4 = 146,15 g/mol

Langkah 1: Hitung mol sikloheksana yang bereaksi

$$\begin{aligned} n_{\text{C}_6\text{H}_{12}} &= \frac{\text{massa}}{\text{massa molar}} \\ &= \frac{25,0 \text{ g}}{84,16 \text{ g/mol}} \\ &= 0,297 \text{ mol} \end{aligned}$$

Langkah 2: Hitung mol asam adipat yang diharapkan secara teoritis

Berdasarkan persamaan reaksi setara:

2 C6H12 → 2 C6H10O4

Perbandingan mol = 2:2 atau 1:1

$$\begin{aligned} n_{\text{C}_6\text{H}_{10}\text{O}_4\text{ (teoritis)}} &= n_{\text{C}_6\text{H}_{12}} \\ &= 0,297 \text{ mol} \end{aligned}$$

Langkah 3: Hitung massa asam adipat teoritis

$$\begin{aligned} \text{massa teoritis} &= n \times \text{massa molar} \\ &= 0,297 \text{ mol} \times 146,15 \text{ g/mol} \\ &= 43,4 \text{ g} \end{aligned}$$

Langkah 4: Hitung persentase hasil (yield)

$$\begin{aligned} \% \text{yield} &= \left( \frac{\text{massa aktual}}{\text{massa teoritis}} \right) \times 100\% \\ &= \left( \frac{33,5 \text{ g}}{43,4 \text{ g}} \right) \times 100\% \\ &= 77,2\% \end{aligned}$$

Jawaban yang benar adalah D. 77,2%.

Soal #2

Ketika sampel 1,000 g CoCO3 dipanaskan dalam vakum, terbentuk 0,630 g oksida kobalt. Ketika sampel ini terpapar udara, terbentuk oksida kobalt kedua dengan massa 0,675 g. Apa rumus oksida kobalt pertama dan kedua secara berturut-turut?

  1. CoO, Co2O3
  2. CoO, Co3O4
  3. Co2O3, Co3O4
  4. Co3O4, Co2O3

Penyelesaian Soal #2

Diketahui:

  • Massa awal CoCO3 = 1,000 g
  • Massa oksida pertama (vakum) = 0,630 g
  • Massa oksida kedua (udara) = 0,675 g
  • Massa molar Co = 58,93 g/mol
  • Massa molar C = 12,01 g/mol
  • Massa molar O = 16,00 g/mol
  • Massa molar CoCO3 = 58,93 + 12,01 + 3×16,00 = 118,94 g/mol

Langkah 1: Hitung mol Co dalam sampel awal

$$\begin{aligned} n_{\text{Co}} &= n_{\text{CoCO}_3} \\ &= \frac{1,000 \text{ g}}{118,94 \text{ g/mol}} \\ &= 0,008408 \text{ mol} \end{aligned}$$

Langkah 2: Analisis oksida pertama (vakum)

Massa oksigen dalam oksida pertama:

$$\begin{aligned} \text{massa O} &= 0,630 \text{ g} - (0,008408 \text{ mol} × 58,93 \text{ g/mol}) \\ &= 0,630 \text{ g} - 0,4955 \text{ g} \\ &= 0,1345 \text{ g} \\ n_{\text{O}} &= \frac{0,1345 \text{ g}}{16,00 \text{ g/mol}} = 0,008406 \text{ mol} \end{aligned}$$

Perbandingan mol Co:O ≈ 0,008408 : 0,008406 ≈ 1:1

∴ Rumus oksida pertama: CoO

Langkah 3: Analisis oksida kedua (udara)

Massa oksigen dalam oksida kedua:

$$\begin{aligned} \text{massa O} &= 0,675 \text{ g} - 0,4955 \text{ g} \\ &= 0,1795 \text{ g} \\ n_{\text{O}} &= \frac{0,1795 \text{ g}}{16,00 \text{ g/mol}} = 0,01122 \text{ mol} \end{aligned}$$

Perbandingan mol Co:O = 0,008408 : 0,01122 ≈ 3:4

∴ Rumus oksida kedua: Co3O4

Jawaban yang benar adalah B. CoO, Co3O4.

Soal #3

Suatu padatan kristalin putih hanya mengandung unsur C, H, N, dan O. Pembakaran sempurna sampel 1,000 g menghasilkan 1,831 g CO2 (M = 44,01) dan 0,750 g H2O (M = 18,02). Apa rumus molekulnya?

  1. C3H6NO
  2. C4H4NO2
  3. C6H12N2O2
  4. C8H8N2O4

Penyelesaian Soal #3 (Revisi)

Diketahui:

  • Massa sampel = 1,000 g
  • Massa CO2 = 1,831 g (M = 44,01 g/mol)
  • Massa H2O = 0,750 g (M = 18,02 g/mol)
  • Unsur penyusun: C, H, N, O

Langkah 1: Hitung massa dan mol karbon (C)

$$\begin{aligned} \text{massa C} &= \frac{12,01}{44,01} \times 1,831 \text{ g} \\ &= 0,4994 \text{ g} \\ n_{\text{C}} &= \frac{0,4994 \text{ g}}{12,01 \text{ g/mol}} \\ &= 0,04158 \text{ mol} \end{aligned}$$

Langkah 2: Hitung massa dan mol hidrogen (H)

$$\begin{aligned} \text{massa H} &= \frac{2,016}{18,02} \times 0,750 \text{ g} \\ &= 0,08391 \text{ g} \\ n_{\text{H}} &= \frac{0,08391 \text{ g}}{1,008 \text{ g/mol}} \\ &= 0,08324 \text{ mol} \end{aligned}$$

Langkah 3: Hitung massa nitrogen dan oksigen (N + O)

$$\begin{aligned} \text{massa N + O} &= 1,000 \text{ g} - (0,4994 + 0,08391) \text{ g} \\ &= 0,4167 \text{ g} \end{aligned}$$

Langkah 4: Tentukan rumus empiris

Perbandingan mol terkecil:

$$\begin{aligned} \text{Perbandingan } n_{\text{C}}:n_{\text{H}} &= 0,04158 : 0,08324 \\ &= 1 : 2 \end{aligned}$$

Untuk nitrogen dan oksigen, cari kombinasi yang masuk akal:

$$\begin{aligned} \text{Massa N + O} &= 0,4167 \text{ g} \\ \text{Per 0,04158 mol C} &\approx \text{per 1 mol C} \end{aligned}$$

Perbandingan yang sesuai dengan opsi yang ada:

Opsi C (C6H12N2O2):

$$\begin{aligned} \text{Massa untuk 1 mol senyawa} &= (6 \times 12,01) + (12 \times 1,008) + (2 \times 14,01) + (2 \times 16,00) \\ &= 72,06 + 12,096 + 28,02 + 32,00 \\ &= 144,18 \text{ g/mol} \end{aligned}$$

Hitung komposisi dalam 1,000 g:

$$\begin{aligned} \text{C} &= \frac{72,06}{144,18} \times 1,000 \text{ g} = 0,4998 \text{ g} \\ \text{H} &= \frac{12,096}{144,18} \times 1,000 \text{ g} = 0,0839 \text{ g} \\ \text{N + O} &= \frac{60,02}{144,18} \times 1,000 \text{ g} = 0,4163 \text{ g} \end{aligned}$$

Nilai ini sangat sesuai dengan hasil perhitungan sebelumnya:

  • C: 0,4998 g (hitung) vs 0,4994 g (eksperimen)
  • H: 0,0839 g (hitung) vs 0,08391 g (eksperimen)
  • N + O: 0,4163 g (hitung) vs 0,4167 g (eksperimen)

Opsi lain tidak memberikan kecocokan sebaik ini:

  • Opsi A (C3H6NO): Total massa tidak cukup
  • Opsi B (C4H4NO2): Perbandingan H terlalu rendah
  • Opsi D (C8H8N2O4): Perbandingan H tidak sesuai

Jawaban yang benar adalah C. C6H12N2O2.

Soal #4

10,0 mL larutan CaCl2 0,100 M dicampur dengan 10,0 mL larutan AgNO3 0,050 M. Berapa konsentrasi ion klorida dalam larutan akhir?

  1. 0,025 M
  2. 0,075 M
  3. 0,100 M
  4. 0,200 M

Penyelesaian Soal #4

Diketahui:

  • Volume CaCl2 = 10,0 mL = 0,0100 L
  • Konsentrasi CaCl2 = 0,100 M
  • Volume AgNO3 = 10,0 mL = 0,0100 L
  • Konsentrasi AgNO3 = 0,050 M

Reaksi yang terjadi:

2 AgNO3(aq) + CaCl2(aq) → 2 AgCl(s) + Ca(NO3)2(aq)

Langkah 1: Hitung mol masing-masing pereaksi

$$\begin{aligned} n_{\text{CaCl}_2} &= 0,100 \text{ M} \times 0,0100 \text{ L} \\ &= 0,00100 \text{ mol} \\ n_{\text{AgNO}_3} &= 0,050 \text{ M} \times 0,0100 \text{ L} \\ &= 0,000500 \text{ mol} \end{aligned}$$

Langkah 2: Tentukan pereaksi pembatas

Dari persamaan reaksi, 2 mol AgNO3 bereaksi dengan 1 mol CaCl2

$$\begin{aligned} \text{AgNO}_3 \text{ yang dibutuhkan} &= 2 \times n_{\text{CaCl}_2} \\ &= 2 \times 0,00100 \text{ mol} \\ &= 0,00200 \text{ mol} \quad \text{(tidak tersedia)} \end{aligned}$$

AgNO3 adalah pereaksi pembatas karena jumlahnya kurang dari yang dibutuhkan.

Langkah 3: Hitung mol Cl- yang bereaksi dan tersisa

Setiap 2 mol AgNO3 bereaksi dengan 2 mol Cl-

$$\begin{aligned} n_{\text{Cl}^- \text{ bereaksi}} &= n_{\text{AgNO}_3} \\ &= 0,000500 \text{ mol} \\ n_{\text{Cl}^- \text{ awal}} &= 2 \times n_{\text{CaCl}_2} \\ &= 2 \times 0,00100 \text{ mol} \\ &= 0,00200 \text{ mol} \\ n_{\text{Cl}^- \text{ sisa}} &= 0,00200 - 0,000500 \\ &= 0,00150 \text{ mol} \end{aligned}$$

Langkah 4: Hitung konsentrasi Cl- akhir

Volume total larutan = 10,0 mL + 10,0 mL = 20,0 mL = 0,0200 L

$$\begin{aligned} [\text{Cl}^-] &= \frac{n_{\text{Cl}^- \text{ sisa}}}{\text{Volume total}} \\ &= \frac{0,00150 \text{ mol}}{0,0200 \text{ L}} \\ &= 0,075 \text{ M} \end{aligned}$$

Jawaban yang benar adalah B. 0,075 M.

Soal #5

Suatu logam sulfat dekahidrat mengandung 31,48% air berdasarkan massa. Logam apa itu?

  1. Na
  2. Cr
  3. Rh
  4. Au

Penyelesaian Soal #5

Langkah 1: Menetapkan Kerangka Umum

Rumus umum garam sulfat hidrat: Mx(SO4)y·nH2O

Diketahui: 31,48% massa adalah H2O → 68,52% adalah garam anhidrat

Langkah 2: Menentukan Bilangan Oksidasi yang Mungkin

Logam ) Biloks
Umum
Rumus
Sulfat
Massa Molar
Garam Anhidrat
Na +1 Na2SO4 142,04 g/mol
Cr +3 Cr2(SO4)3 392,18 g/mol
Rh +3 Rh2(SO4)3 494,02 g/mol
Au +3 Au2(SO4)3 634,10 g/mol

Langkah 3: Menghitung nH2O untuk Setiap Opsi

Rumus yang digunakan:

$$\frac{n \times 18,02}{M_{\text{garam}} + n \times 18,02} = 0,3148$$

Contoh perhitungan untuk Cr2(SO4)3·nH2O apakah benar jumlah H2O = 10:

$$\begin{aligned} &\frac{18,02n}{392,18 + 18,02n} = 0,3148 \\ &18,02n = 123,58 + 5,672n \\ &12,348n = 123,58 \\ &n \approx 10,00 \end{aligned}$$

Rumus ini benar karena kompoisis H2O 10 (dekahidrat)

Hasil Perhitungan Lengkap:

Logam Rumus Garam nH2O
Terhitung
nH2O
Bulat Terdekat
%H2O Hasil
Na Na2SO4·nH2O 6,52 7 47,0% (tidak sesuai)
Cr Cr2(SO4)3·nH2O 10,00 10 31,48% (sesuai)
Rh Rh2(SO4)3·nH2O 8,48 8 22,6% (tidak sesuai)
Au Au2(SO4)3·nH2O 6,61 7 16,6% (tidak sesuai)

Langkah 4: Verifikasi Eksperimen

  • Cr2(SO4)3·10H2O:
    H2O = |10 x 18,02//392,18 + 180,2| `x` 100% = 31,48%
  • Senyawa ini sesuai soal

Kesimpulan Valid:

  1. Hanya Cr2(SO4)3·10H2O yang memberikan:
    • n bilangan bulat (10)
    • %H2O tepat 31,48%
    • Bilangan oksidasi logam konsisten (+3)
  2. Opsi lain menghasilkan:
    • n pecahan
    • %H2O tidak sesuai
    • Atau rumus tidak stabil

Soal #6

Prosedur mana yang akan menghasilkan larutan natrium asetat 1,000 m?

I. Menambahkan 1,000 mol natrium asetat trihidrat ke labu ukur 1,000-liter, menambahkan air deionisasi untuk melarutkan, lalu mengisi hingga tanda

II. Mencampur 1,000 mol natrium hidroksida dengan 1,000 mol asam asetat dan 1,000 kg air deionisasi

  1. Hanya I
  2. Hanya II
  3. Keduanya I dan II
  4. Bukan I maupun II

Penyelesaian Soal #6

Analisis kedua prosedur secara lebih rinci untuk membuat larutan natrium asetat (CH3COONa) 1,000 m (molal).

Prosedur I: Menggunakan natrium asetat trihidrat (CH3COONa·3H2O)

  1. Komposisi natrium asetat trihidrat: $$\begin{aligned} \text{Massa molar CH}_3\text{COONa.3H}_2\text{O} &= 136,08 \text{ g/mol} \\ 1,000 \text{ mol} &= 136,08 \text{ g} \end{aligned}$$
  2. Komponen dalam 1,000 mol trihidrat: $$\begin{aligned} \text{Massa CH}_3\text{COONa} &= 82,03 \text{ g} \\ \text{Massa 3H}_2\text{O} &= 54,05 \text{ g} \quad (\text{≈ 0,05405 kg}) \end{aligned}$$
  3. Total pelarut air: $$\begin{aligned} \text{Air ditambahkan} &= 1,000 \text{ kg} \\ \text{Air dari hidrat} &= 0,05405 \text{ kg} \\ \text{Total air} &= 1,05405 \text{ kg} \end{aligned}$$
  4. Molalitas sebenarnya: $$\begin{aligned} m &= \frac{1,000 \text{ mol CH}_3\text{COONa}}{1,05405 \text{ kg air}} \\ &= 0,9487 \text{ m} \quad (\text{tidak tepat 1,000 m}) \end{aligned}$$

Prosedur II: Netralisasi NaOH dengan CH3COOH

  1. Reaksi yang terjadi: $$\text{NaOH} + \text{CH}_3\text{COOH} \rightarrow \text{CH}_3\text{COONa} + \text{H}_2\text{O}$$
  2. Perhitungan stoikiometri: $$\begin{aligned} 1,000 \text{ mol NaOH} &+ 1,000 \text{ mol CH}_3\text{COOH} \\ &\rightarrow 1,000 \text{ mol CH}_3\text{COONa} + 1,000 \text{ mol H}_2\text{O} \end{aligned}$$
  3. Massa air hasil reaksi: $$\begin{aligned} \text{Massa H}_2\text{O hasil reaksi} &= 1,000 \text{ mol} \times 18,015 \text{ g/mol} \\ &= 18,015 \text{ g} \quad (\text{≈ 0,018015 kg}) \end{aligned}$$
  4. Total pelarut air: $$\begin{aligned} \text{Air ditambahkan} &= 1,000 \text{ kg} \\ \text{Air hasil reaksi} &= 0,018015 \text{ kg} \\ \text{Total air} &= 1,018015 \text{ kg} \end{aligned}$$
  5. Molalitas sebenarnya: $$\begin{aligned} m &= \frac{1,000 \text{ mol CH}_3\text{COONa}}{1,018015 \text{ kg air}} \\ &= 0,9823 \text{ m} \quad (\text{mendekati tetapi tidak tepat 1,000 m}) \end{aligned}$$

Kesimpulan:

  • Prosedur I menghasilkan 0,9487 m (tidak memenuhi)
  • Prosedur II menghasilkan 0,9823 m (lebih dekat tetapi masih tidak tepat 1,000 m)
  • Kedua prosedur tidak memberikan hasil tepat 1,000 m

Jawaban yang benar adalah D. Bukan I maupun II.

Soal #7

Suatu padatan putih adalah natrium karbonat atau natrium sulfat. Prosedur mana yang paling baik membedakan keduanya?

  1. Menambahkan asam klorida 1,0 M ke kedua padatan
  2. Menambahkan barium nitrat 1,0 M ke larutan yang dibuat dari kedua padatan
  3. Menambahkan kalium bromida 1,0 M ke larutan yang dibuat dari kedua padatan
  4. Mengukur konduktivitas larutan yang dibuat dari kedua padatan

Penyelesaian Soal #7

Opsi A: Menambahkan HCl 1,0 M

  • Reaksi dengan Na2CO3: $$\text{Na}_2\text{CO}_3 + 2\text{HCl} \rightarrow 2\text{NaCl} + \text{H}_2\text{O} + \text{CO}_2\text{(g)}$$ Akan menghasilkan gelembung gas CO2 yang jelas terlihat
  • Reaksi dengan Na2SO4: $$\text{Na}_2\text{SO}_4 + \text{HCl} \rightarrow \text{Tidak ada reaksi}$$ Tidak ada gelembung gas yang terbentuk
  • Membedakan dengan jelas

Opsi B: Menambahkan Ba(NO3)2 1,0 M

  • Reaksi dengan Na2CO3: $$\text{Na}_2\text{CO}_3 + \text{Ba(NO}_3\text{)}_2 \rightarrow \text{BaCO}_3\text{(s)} + 2\text{NaNO}_3$$ Endapan putih BaCO3 terbentuk
  • Reaksi dengan Na2SO4: $$\text{Na}_2\text{SO}_4 + \text{Ba(NO}_3\text{)}_2 \rightarrow \text{BaSO}_4\text{(s)} + 2\text{NaNO}_3$$ Endapan putih BaSO4 juga terbentuk
  • Tidak bisa membedakan karena sama-sama menghasilkan endapan putih

Opsi C: Menambahkan KBr 1,0 M

  • Tidak ada reaksi dengan kedua senyawa: $$\text{Tidak ada perubahan yang teramati}$$
  • Tidak bisa membedakan

Opsi D: Mengukur konduktivitas

  • Kedua senyawa adalah elektrolit kuat dengan konduktivitas tinggi
  • Perbedaan konduktivitas tidak signifikan untuk konsentrasi sama
  • Sulit membedakan

Kesimpulan:

Opsi A adalah pilihan terbaik karena:

  1. Menghasilkan perbedaan yang jelas teramati (ada/tidak ada gelembung gas)
  2. Reaksi cepat dan mudah diamati
  3. Tidak memerlukan instrumen khusus

Jawaban yang benar adalah A. Menambahkan asam klorida 1,0 M ke kedua padatan.

Soal #8

Sebuah kolorimeter mengandung empat LED. Mana yang akan memberikan hasil terbaik dalam menentukan konsentrasi zat yang membentuk larutan biru?

  1. Ungu (430 nm)
  2. Biru (470 nm)
  3. Hijau (565 nm)
  4. Merah (635 nm)

Penyelesaian Soal #8

Untuk menentukan konsentrasi larutan biru menggunakan kolorimeter, perlu memahami prinsip absorpsi cahaya:

Prinsip Dasar:

  • Larutan biru menyerap cahaya pada panjang gelombang komplementer (warna oranye/kuning, ~580-600 nm)
  • Untuk sensitivitas maksimum, harus mengukur absorpsi pada panjang gelombang di mana larutan menyerap paling kuat
  • Semakin berbeda warna sumber cahaya dengan warna larutan, semakin baik hasil pengukuran

Analisis Opsi:

Opsi Warna
LED
Panjang
Gelombang
Keterangan
A Ungu 430 nm Tidak optimal karena mendekati
biru (absorpsi rendah)
B Biru 470 nm Paling buruk karena warna sama
dengan larutan (transmisi tinggi,
absorpsi rendah)
C Hijau 565 nm Bagus karena mendekati daerah
absorpsi maksimum larutan biru
D Merah 635 nm Terbaik karena paling komplementer
dengan biru (absorpsi maksimum)

Penjelasan:

  1. Larutan biru akan paling banyak menyerap cahaya merah (635 nm) karena merah adalah warna komplementer biru
  2. Dengan mengukur penyerapan pada panjang gelombang ini, diperoleh sensitivitas terbaik
  3. LED merah akan memberikan perbedaan sinyal terbesar antara larutan dengan berbagai konsentrasi

Ilustrasi Warna Komplementer:

Biru (larutan) ↔ Merah (cahaya yang diserap)
Hijau (larutan) ↔ Magenta (cahaya yang diserap)

Jawaban yang benar adalah D. Merah (635 nm).

Soal #9

Seorang siswa ingin menentukan jumlah pewarna berwarna yang ada dalam tinta spidol hitam. Teknik mana yang paling sesuai?

  1. Kromatografi kertas
  2. Kromatografi gas
  3. Spektroskopi resonansi magnetik nuklir
  4. Spektroskopi ultraviolet-tampak

Penyelesaian Soal #9

Untuk menentukan komponen pewarna dalam tinta spidol hitam, perlu mempertimbangkan sifat tinta dan kemampuan masing-masing teknik:

Analisis Opsi:

Opsi Teknik Kesesuaian Alasan
A Kromatografi
kertas
★ ★ ★ ★ ★
  • Teknik ideal untuk memisahkan
    campuran pewarna berwarna
  • Dapat memisahkan komponen
    berdasarkan polaritas
  • Menghasilkan pita warna yang
    terlihat jelas
  • Biaya rendah dan mudah dilakukan
B Kromatografi
gas
  • Tidak cocok untuk senyawa
    dengan berat molekul tinggi seperti
    pewarna
  • Pewarna umumnya tidak mudah
    menguap
  • Tidak bisa mendeteksi komponen
    berwarna
C Spektroskopi
NMR
★ ★
  • Memberikan informasi struktur
    tetapi tidak untuk analisis campuran
    kompleks
  • Tidak bisa memisahkan komponen
    pewarna
  • Mahal dan rumit untuk keperluan ini
D Spektroskopi
UV-Vis
★ ★ ★
  • Dapat mengidentifikasi gugus
    kromofor tetapi tidak memisahkan
    komponen
  • Spektrum campuran kompleks sulit
    diinterpretasi
  • Tidak memberikan informasi
    tentang jumlah komponen

Penjelasan Kromatografi Kertas:

  1. Prinsip: Pemisahan berdasarkan perbedaan afinitas terhadap fase diam (kertas) dan fase gerak (pelarut)
  2. Prosedur:
    • Teteskan tinta di dekat ujung kertas
    • Masukkan ke dalam pelarut (misalnya air/alkohol)
    • Biarkan pelarut merambat naik
  3. Hasil:
    • Pewarna akan terpisah menjadi pita-pita warna berbeda
    • Jumlah pita menunjukkan jumlah komponen pewarna
    • Warna pita mengidentifikasi jenis pewarna

Keunggulan Kromatografi Kertas:

  • Visualisasi langsung komponen berwarna
  • Dapat memperkirakan jumlah relatif masing-masing komponen dari intensitas warna
  • Sederhana, murah, dan efektif untuk analisis kualitatif

Jawaban yang benar adalah A. Kromatografi kertas.

Soal #10

Larutan klorida logam memberikan uji nyala merah. Logam apa itu?

  1. Na
  2. K
  3. Cu
  4. Sr

Penyelesaian Soal #10

Uji nyala digunakan untuk mengidentifikasi logam berdasarkan warna nyala yang dihasilkan. Warna merah menunjukkan logam tertentu.

Analisis Opsi:

Opsi Logam Warna Nyala
A Natrium (Na) Kuning terang
(warna dominan)
B Kalium (K) Ungu/lembayung
(dilihat melalui kobalt glass)
C Tembaga (Cu) Hijau-biru
(tergantung senyawa)
D Stronsium (Sr) Merah menyala
(karakteristik)

Penjelasan:

  • Stronsium (Sr) dikenal memberikan warna nyala merah yang khas, digunakan dalam kembang api merah
  • Warna ini disebabkan oleh transisi elektron pada panjang gelombang sekitar 600-650 nm
  • Logam lain memiliki warna nyala yang berbeda:
    • Na: kuning (589 nm)
    • K: ungu (766 nm)
    • Cu: hijau (505 nm) atau biru (450 nm)

Reaksi yang Terjadi:

Ketika SrCl2 dipanaskan dalam nyala:

$$\text{SrCl}_2 \xrightarrow{\text{panas}} \text{Sr}^{2+} + 2\text{Cl}^-$$

Ion Sr2+ yang tereksitasi memancarkan cahaya merah ketika kembali ke keadaan dasar.

Catatan Penting:

  • Litium (Li) juga memberikan warna merah, tetapi bukan pilihan dalam soal
  • Warna merah stronsium sangat khas dan intens
  • Pembakaran sempurna diperlukan untuk menghindari pengaruh warna nyala pembakar

Jawaban yang benar adalah D. Sr (Stronsium).

Soal #11

Paparan larutan berair ion manakah terhadap gas oksigen yang akan menyebabkan perubahan warna?

  1. Cr2+
  2. Cr2O72-
  3. Fe(C2O4)33-
  4. Fe(CN)63-

Penyelesaian Soal #11

Identifikasi ion yang akan mengalami perubahan warna ketika direaksikan dengan gas oksigen dalam larutan air.

Analisis Opsi:

Opsi Ion Reaksi dengan O2 Perubahan Warna
A Cr2+ Cr2+ (biru) + O2 → Cr3+ (hijau) Biru → Hijau
B Cr2O72- Tidak bereaksi dengan O2 Tidak berubah (oranye)
C Fe(C2O4)33- Tidak bereaksi dengan O2 Tidak berubah
D Fe(CN)63- Tidak bereaksi dengan O2 Tidak berubah (kuning)

Penjelasan Detail:

Opsi A: Cr2+

  • Ion Cr2+ berwarna biru dalam larutan
  • Mudah teroksidasi oleh oksigen menjadi Cr3+ yang berwarna hijau: $$\begin{aligned} 4\text{Cr}^{2+}\text{(aq)} + \text{O}_2\text{(g)} + 4\text{H}^+\text{(aq)} &→ \\ 4\text{Cr}^{3+}\text{(aq)} + 2\text{H}_2\text{O(l)} \end{aligned}$$
  • Perubahan warna biru → hijau sangat jelas teramati

Opsi Lain:

  • B: Cr2O72- sudah dalam keadaan oksidasi tertinggi (+6) tidak dapat teroksidasi lebih lanjut
  • C: Kompleks besi oksalat stabil terhadap oksigen
  • D: Ion heksasianoferat(III) sangat stabil dan tidak bereaksi dengan O2

Jawaban yang benar adalah A. Cr2+.

Soal #12

Seorang siswa menentukan konstanta laju reaksi iodida dengan hidrogen peroksida dalam larutan asam kuat (Laju = k[H2O2][I-][H+]) dengan mencampur 1,00 mL alikuot larutan kalium iodida, asam askorbat, dan asam klorida dengan empat tetes larutan pati, kemudian menambahkan 1,00 mL larutan hidrogen peroksida dan mencatat waktu yang diperlukan agar larutan berubah menjadi biru. Siswa menggunakan setengah jumlah yang ditentukan dari salah satu larutan tetapi tidak menyadarinya. Penggunaan larutan mana yang kurang dari yang seharusnya akan menyebabkan nilai konstanta laju terlalu tinggi?

I. Asam klorida
II. Asam askorbat

  1. Hanya I
  2. Hanya II
  3. Keduanya I dan II
  4. Bukan I maupun II

Penyelesaian Soal #12

Persamaan laju: $\text{Laju} = k[\text{H}_2\text{O}_2][\text{I}^-][\text{H}^+]$. Asam askorbat menunda warna biru dengan mereduksi I2. Waktu (t) diukur hingga larutan berubah biru. Jika setengah larutan digunakan, analisis efeknya pada konstanta laju (k).

  1. Asam klorida (HCl): Setengah HCl berarti setengah [H+], laju menurun, t lebih lama. Karena laju ~ 1/t dan [H+] dianggap normal, k dihitung lebih kecil. Tidak menyebabkan k terlalu tinggi.
  2. Asam askorbat: Setengah asam askorbat berarti I2 terdeteksi lebih cepat, t lebih kecil, laju lebih besar. Dengan [H2O2], [I-], [H+] dianggap normal, k dihitung lebih besar (terlalu tinggi).

Soal #13

8,82 g Br2 ditempatkan dalam labu 1,00 L dan dipanaskan hingga 58,8 °C, titik didih normal bromin. Berapa banyak bromin cair yang tersisa pada kesetimbangan?

  1. 0,00 g
  2. 2,95 g
  3. 3,63 g
  4. 5,87 g

Penyelesaian Soal #13

Untuk menentukan jumlah bromin cair yang tersisa pada kesetimbangan, perlu menganalisis sistem kesetimbangan uap-cair bromin pada titik didihnya.

Data yang diketahui:

  • Massa Br2 awal = 8,82 g
  • Volume labu = 1,00 L
  • Temperatur = 58,8°C (titik didih normal bromin)
  • Massa molar Br2 = 159,808 g/mol
  • Tekanan uap Br2 pada titik didih = 1 atm (karena titik didih normal)

Langkah 1: Hitung mol Br2 gas dalam kesetimbangan

Menggunakan persamaan gas ideal:

$$\begin{aligned} PV &= nRT \\ (1,00 \text{ atm})(1,00 \text{ L}) &= n(0,0821 \text{ L.atm.K}^{-1}\text{.mol}^{-1})(331,95 \text{ K}) \\ n &= \frac{1,00}{0,0821 \times 331,95} \\ &= 0,0367 \text{ mol} \end{aligned}$$

Langkah 2: Hitung massa Br2 yang menguap

$$\begin{aligned} \text{Massa gas} &= n \times \text{Massa molar} \\ &= 0,0367 \text{ mol} \times 159,808 \text{ g/mol} \\ &= 5,87 \text{ g} \end{aligned}$$

Langkah 3: Hitung massa Br2 cair yang tersisa

$$\begin{aligned} \text{Massa cair} &= \text{Massa awal} - \text{Massa gas} \\ &= 8,82 \text{ g} - 5,87 \text{ g} \\ &= 2,95 \text{ g} \end{aligned}$$

Penjelasan Konsep:

  • Pada titik didih normal, tekanan uap cairan = 1 atm
  • Sistem mencapai kesetimbangan dinamis antara fase cair dan gas
  • Jumlah gas ditentukan oleh tekanan uap pada temperatur tersebut
  • Sisa massa akan tetap sebagai cairan

Verifikasi:

Pada kesetimbangan:

  • Gas: 5,87 g (sesuai perhitungan gas ideal)
  • Cair: 2,95 g (selisih massa awal dan gas)
  • Total kekekalan massa terpenuhi: 5,87 + 2,95 = 8,82 g

Jawaban yang benar adalah B. 2,95 g.

Soal #14

Titik didih normal diklorometana (CH2Cl2) adalah 40 °C, sedangkan titik didih normal kloroform (CHCl3) adalah 61 °C. Peningkatan jenis gaya antarmolekul manakah yang paling bertanggung jawab atas kenaikan titik didih ini?

  1. Gaya dispersi London
  2. Interaksi dipol-dipol
  3. Interaksi ion-dipol
  4. Ikatan hidrogen

Penyelesaian Soal #14

Untuk memahami perbedaan titik didih antara CH2Cl2 (40°C) dan CHCl3 (61°C), perlu dianalisis gaya antarmolekul yang bekerja pada kedua senyawa.

Analisis Struktur Molekul:

Senyawa Struktur Massa Molar
CH2Cl2 Tetrahedral, polar 84,93 g/mol
CHCl3 Tetrahedral, polar 119,38 g/mol

Evaluasi Opsi Gaya Antarmolekul:

Opsi Gaya Antarmolekul Relevansi Penjelasan
A Gaya dispersi
London
★ ★ ★ ★ ★
  • CHCl3 memiliki massa molar
    lebih besar (119,38 vs 84,93 g/mol)
  • Elektron lebih banyak → gaya
    dispersi lebih kuat
  • Faktor dominan dalam kenaikan
    titik didih
B Interaksi
dipol-dipol
★ ★ ★
  • Kedua senyawa polar
  • Tidak menjelaskan kenaikan
    titik didih
C Interaksi
ion-dipol
Tidak relevan karena
tidak ada ion dalam sistem
D Ikatan hidrogen Tidak ada H yang terikat
pada O, N, atau F

Kesimpulan:

  • Perbedaan utama adalah massa molar (CHCl3 > CH2Cl2)
  • Gaya dispersi London sebanding dengan massa molar dan jumlah elektron
  • Meskipun CH2Cl2 lebih polar, gaya dispersi yang lebih kuat pada CHCl3 mendominasi
  • Kenaikan titik didih 21°C terutama disebabkan oleh peningkatan gaya dispersi London

Jawaban yang benar adalah A. Gaya dispersi London.

Catatan Tambahan:

  • Gaya dispersi meningkat dengan:
    1. Massa molekul/elektron lebih banyak
    2. Area permukaan molekul lebih besar
  • CHCl3 memiliki volume lebih besar karena atom Cl lebih banyak menggantikan H

Soal #15

Manakah yang memiliki titik leleh tertinggi?

  1. K2O
  2. CaO
  3. Cu2O
  4. GeO2

Penyelesaian Soal #15 (Pendekatan Kualitatif)

Dasar Hukum Coulomb:

Energi kisi (yang menentukan titik leleh) senyawa ion sebanding dengan:

$$\text{Energi Kisi} \propto \frac{Q_+ \times Q_-}{r_+ + r_-}$$

keterangan:

  • Q+ dan Q- = muatan kation dan anion
  • r+ dan r- = jari-jari ion

Analisis Berdasarkan Hukum Coulomb:

Senyawa Muatan Ion Ukuran Ion Relatif Prediksi Energi Kisi
K2O K+ dan O2- (1×2) K+ besar Rendah
CaO Ca2+ dan O2- (2×2) Ca2+ lebih kecil dari K+ Sangat Tinggi
Cu2O Cu+ dan O2- (1×2) Cu+ lebih kecil dari K+ Sedang
GeO2 Kovalen jaringan - Tinggi (bukan ionik murni)

Penjelasan Kualitatif:

  1. CaO memiliki energi kisi tertinggi karena:
    • Interaksi 2+ × 2- = +4 (kuat)
    • Ion Ca2+ relatif kecil
  2. Perbandingan dengan lainnya:
    • K2O: interaksi 1+ × 2- = +2 (lemah) dan ion besar
    • Cu2O: interaksi 1+ × 2- = +2 (lebih kuat dari K2O karena ion lebih kecil)
    • GeO2: ikatan kovalen (bukan diatur hukum Coulomb murni)

Kesimpulan: Berdasarkan hukum Coulomb, CaO akan memiliki titik leleh tertinggi karena memiliki energi kisi terbesar akibat interaksi elektrostatik paling kuat antara ion-ionnya.

Bagikan di

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2015-2025 Urip dot Info | Disain Template oleh Herdiansyah Dimodivikasi Urip.Info