Berikut ini adalah soal-soal kelarutan dan Ksp yang diterapkan untuk pengendapan selektif dari ion-ion yang sukar larut.
Soal-1: Ksp BaSO4 1,1 × 10–10 dan Ksp BaSeO4 2,8 × 10–11. Larutan BaCl2 1,0 M ditambahkan secara perlahan ke dalam larutan Na2SO4 1,0 × 10–4 M dan larutan Na2SeO4 1,0 x 10–4 M. Berapa persentase perkiraan suatu anion telah diendapkan pada saat anion kedua baru mulai mengendap? (Anggap penambahan larutan BaCl2 tidak mengubah volume larutan secara keseluruhan.)
Pembahasan Soal–soal Pengendapan Selektif (Kelarutan dan Ksp)
Sabtu, 30 Mei 2015
Kategori:
Kelarutan & Ksp,
Kimia-2,
Pengendapan Selektif,
Soal dan Pembahasan
Kalkulator Ksp untuk Larutan Jenuh yang Diketahui pH–nya
Selasa, 26 Mei 2015
Larutan basa secara umum terdapat 3 macam yaitu BOH, B(OH)2, dan B(OH)3. Jika diketahui pH larutan jenuh dari jenis basa yang sukar larut tersebut maka dapat ditentukan Ksp atau Hasil Kali Kelarutan Ion-ion-nya.
Berikut ini adalah alat hitung yang dapat digunakan untuk menentukan Ksp jika diketahui pH larutan jenuh suatu basa yang sukar larut.
Berikut ini adalah alat hitung yang dapat digunakan untuk menentukan Ksp jika diketahui pH larutan jenuh suatu basa yang sukar larut.
Pranala Simulasi Uji Daya Hantar Larutan Elektrolit & Nonelektrolit
Berikut ini adalah simulasi larutan elektrolit dari berbagai sumber.
Dari simulasi ini dapat dipilih bagaimana zat-zat (larutan) itu mampu menghantarkan listrik. Bagaimana larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah mampu menghantarkan arus listrik dapat diamati.
Dari simulasi ini dapat dipilih bagaimana zat-zat (larutan) itu mampu menghantarkan listrik. Bagaimana larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah mampu menghantarkan arus listrik dapat diamati.
Kalkulator α, Ka, dan Konsentrasi pada Disosiasi dan Ionisasi
Jumat, 22 Mei 2015
Berikut ini adalah beberapa soal yang membahas hubungan antara α (derajat disosiasi atau derajat ionisasi), Ka (tetapan kesetimbangan asam) atau Kb (tetapan kesetimbangan basa), konsentrasi asam basa dan pH.
Petunjuk penggunaan kalkulator berikut adalah dengan memasukkan data pada kotak putih, hasil hitung ada pada kotak oranye. Untuk tanda desimal yang diperbolehkan adalah menggunakan tanda titik.
Untuk memasukkan bilangan berpangkat misalnya 1,8 × 10–5 silakan tulis 1.8E-5.
Pada keadaan awal sengaja diisikan input sesuai contoh soal dan jika ingin mengganti dengan angka lain silakan ganti dengan angka yang pengguna inginkan.
Petunjuk penggunaan kalkulator berikut adalah dengan memasukkan data pada kotak putih, hasil hitung ada pada kotak oranye. Untuk tanda desimal yang diperbolehkan adalah menggunakan tanda titik.
Untuk memasukkan bilangan berpangkat misalnya 1,8 × 10–5 silakan tulis 1.8E-5.
Pada keadaan awal sengaja diisikan input sesuai contoh soal dan jika ingin mengganti dengan angka lain silakan ganti dengan angka yang pengguna inginkan.
Kategori:
Asam-basa,
derajat disosiasi,
derajat ionisasi,
Ka,
Kb,
Kimia-2,
Konsep Asam-basa
Kalkulator pH Aktual Asam-Basa Kuat
Jumat, 15 Mei 2015
pH aktual adalah pH yang diukur berdasarkan kenyataan. Misalnya pH larutan asam kuat HA dengan konsentrasi 1 × 10–8 pH-nya tidak mungkin sama dengan 8. Secara kalkulatif memang sama dengan 8 tapi secara aktual tidak sama dengan 8.
Hitungan dengan menggunakan rumus umum bahwa pH asam kuat = –log[H+] dan pH basa kuat = 14 + log[OH–] maka dalam rentang konsentrasi dari 10 M hingga 1 x 10–14 M tentu dapat diperoleh meskipun tidak semuanya realistis, tidak aktual, tidak sesuai dengan kenyataan.
Oleh karena itu kadang muncul pertanyaan di benak siswa, pH asam kuat itu dapat bernilai negatif dong, pH asam kuat itu bisa dong lebih dari 7 jika konsentrasi [H+] lebih kecil dari 10–7.
Demikian juga untuk basa kuat, mungkinkah pH basa kuat di bawah 7 atau di atas 14, ini analog dengan kasus asam kuat tadi. Teknis perhitungan tentang asam-basa yang sangat encer ini pernah dibahas di sini.
Hitungan dengan menggunakan rumus umum bahwa pH asam kuat = –log[H+] dan pH basa kuat = 14 + log[OH–] maka dalam rentang konsentrasi dari 10 M hingga 1 x 10–14 M tentu dapat diperoleh meskipun tidak semuanya realistis, tidak aktual, tidak sesuai dengan kenyataan.
Oleh karena itu kadang muncul pertanyaan di benak siswa, pH asam kuat itu dapat bernilai negatif dong, pH asam kuat itu bisa dong lebih dari 7 jika konsentrasi [H+] lebih kecil dari 10–7.
Demikian juga untuk basa kuat, mungkinkah pH basa kuat di bawah 7 atau di atas 14, ini analog dengan kasus asam kuat tadi. Teknis perhitungan tentang asam-basa yang sangat encer ini pernah dibahas di sini.
Kalkulator Campuran Larutan Asam Lemah + Basa Kuat
Kamis, 14 Mei 2015
Dalam pokok bahasan kimia di kelas 11 semester 2 konsep asam-basa cukup mendominasi. Kisarannya tidak jauh dari penentuan pH berdasarkan hasil campuran larutan asam (baik asam kuat/lemah) dengan larutan basa (baik basa kuat/lemah).
Kehadiran alat bantu berupa kalkulator diharapkan banyak membantu siswa dalam memahami konsep kimia terutama konsep asam-basa bagian larutan penyangga, garam terhidrolisis.
Seperti pada judul artikel ini, di sini hanya memberikan model .
Untuk "Kalkulator Campuran Larutan Asam Lemah dengan Basa Kuati."
Untuk "Kalkulator Campuran Larutan Asam Kuat dengan Basa Lemah dapat diklik di sini"
Dari kalkulator berikut ini diharapkan siswa juga dapat menyimpulkan sendiri karakter campuran asam basa itu.
Kehadiran alat bantu berupa kalkulator diharapkan banyak membantu siswa dalam memahami konsep kimia terutama konsep asam-basa bagian larutan penyangga, garam terhidrolisis.
Seperti pada judul artikel ini, di sini hanya memberikan model .
Untuk "Kalkulator Campuran Larutan Asam Lemah dengan Basa Kuati."
Untuk "Kalkulator Campuran Larutan Asam Kuat dengan Basa Lemah dapat diklik di sini"
Dari kalkulator berikut ini diharapkan siswa juga dapat menyimpulkan sendiri karakter campuran asam basa itu.
Kalkulator Campuran Larutan Asam Kuat + Basa Lemah
Rabu, 13 Mei 2015
Dalam pokok bahasan kimia di kelas 11 semester 2 konsep asam-basa cukup mendominasi. Kisarannya tidak jauh dari penentuan pH berdasarkan hasil campuran larutan asam (baik asam kuat/lemah) dengan larutan basa (baik basa kuat/lemah).
Kehadiran alat bantu berupa kalkulator diharapkan banyak membantu siswa dalam memahami konsep kimia terutama konsep asam-basa bagian larutan penyangga, garam terhidrolisis.
Seperti pada judul artikel ini, di sini hanya memberikan model "Kalkulator Campuran Larutan Asam Kuat dengan Basa Lemah".
Untuk "Kalkulator Campuran Larutan Asam Lemah dengan Basa Kuat dapat diklik di sini."
Dari kalkulator berikut ini diharapkan siswa juga dapat menyimpulkan sendiri karakter campuran asam basa itu.
Kehadiran alat bantu berupa kalkulator diharapkan banyak membantu siswa dalam memahami konsep kimia terutama konsep asam-basa bagian larutan penyangga, garam terhidrolisis.
Seperti pada judul artikel ini, di sini hanya memberikan model "Kalkulator Campuran Larutan Asam Kuat dengan Basa Lemah".
Untuk "Kalkulator Campuran Larutan Asam Lemah dengan Basa Kuat dapat diklik di sini."
Dari kalkulator berikut ini diharapkan siswa juga dapat menyimpulkan sendiri karakter campuran asam basa itu.
Kalkulator "Tabel ABA" (Penentu Pereaksi Pembatas) dalam Reaksi Kimia
Jumat, 08 Mei 2015
Beberapa pembahasan reaksi kimia sering membutuhkan sebuah penyelesaian yang dapat dipermudah dengan menggunakan tabel tertentu untuk menghitung perbandingan jumlah zat-zat (mol) yang terlibat dalam reaksi kimia.
Tabel tersebut diberi nama "Tabel ABA" (Awal, Berubah, Akhir).
Demikian juga dalam penyelesaian soal-soal kesetimbangan reaksi dan bahasan konsep asam-basa sering memerlukan tabel serupa hanya tujuan penggunaannya berbeda.
Tabel tersebut diberi nama "Tabel ABA" (Awal, Berubah, Akhir).
Demikian juga dalam penyelesaian soal-soal kesetimbangan reaksi dan bahasan konsep asam-basa sering memerlukan tabel serupa hanya tujuan penggunaannya berbeda.
Kalkulator Kp, Kc pada Kesetimbangan Gas
Kamis, 07 Mei 2015
Secara umum pada reaksi kesetimbangan yang melibatkan zat-zat yang berwujud gas terdapat hubungan antara Kc (tetapan kesetimbangan konsentrasi) dan Kp (tetapan kesetimbangan tekanan gas) yang dinyatakan dalam persamaan:
$\mathsf{K_p = K_c.(R.T)^{\Delta n}}$
Keterangan:
$\mathsf{K_p = K_c.(R.T)^{\Delta n}}$
Keterangan:
Membangun Kalkulator Orde Reaksi pada Laju Reaksi
Rabu, 06 Mei 2015
Membuat kalkulator (alat hitung) diperlukan alur pikir yang benar, pasti :) Seperti halnya ketika saya mencoba membuat kalkulator orde reaksi pada laju reaksi untuk 2 pereaksi dengan konsentrasi awal tidak ada yang sama beberapa saat lalu. Konsep kalkulasi harus ditentukan dengan benar dengan dasar hukum atau aturan atau rumus yang berlaku untuk hal yang mau kita “kalkulator–kan”. Jika tidak mengerti hal yang bersifat matematis kita dapat bertanya kepada banyak sumber sehingga alat yang kita buat itu tidak ada kesalahan proses hitung. Selanjut bisa mengikuti skenario yang pernah saya tulis di sini.
Kalkulator Orde Reaksi untuk Laju Reaksi
Kalkulator Orde Reaksi untuk Laju Reaksi ini dapat digunakan untuk menentukan orde reaksi dari dua zat dengan data hasil percobaan dari soal-soal laju reaksi pada pelajaran kimia di sma.
Kalkulator ini bersifat umum dapat digunakan untuk beberapa kondisi asalkan dua pereaksi. Kondisi yang dimaksud di sini bila dua zat yang direaksikan dengan data konsentrasi awal berbeda-beda (tidak ada yang sama) maupun dengan data konsentrasi awal ada yang sama.
Misal terdapat reaksi A + B → C + D
Bagaimana menentukan orde reaksi dalam soal laju reaksi seperti itu?
Karena konsentrasi awal untuk A dan B tidak ada yang sama maka dapat diselesaikan dengan mengambil 2 pasang percobaan manapun.
Dimisalkan menggunakan pasangan data percobaan 2 dan 1 serta pasangan percobaan 3 dan 1. Prinsip hitungnya sebagai berikut:
Pasangan data percobaan 2 dan 1:
$$\left(\dfrac{v_2}{v_1}\right) = \left(\dfrac{k_2}{k_1}\right) \left(\dfrac{[A]_2}{[A]_1}\right)^{a} \left(\dfrac{[B]_2}{[B]_1}\right)^{b}$$ Karena nilai $k_1 = k_2$ maka persamaan tersebut dapat ditulis
$$\left(\dfrac{v_2}{v_1} \right) = \left(\dfrac{[A]_2}{[A]_1}\right)^{a} \left(\dfrac{[B]_2}{[B]_1}\right)^{b}$$ Pasangan data percobaan 3 dan 1: $$\left(\dfrac{v_3}{v_1} \right) = \left(\dfrac{k_3}{k_1}\right) \left(\dfrac{[A]_3}{[A]_1}\right)^{a} \left(\dfrac{[B]_3}{[B]_1}\right)^{b}$$ Karena nilai $k_1 = k_3$ maka persamaan tersebut dapat ditulis $$\left(\dfrac{v_3}{v_1} \right) = \left(\dfrac{[A]_3}{[A]_1} \right)^{a} \left(\dfrac{[B]_3}{[B]_1}\right)^{b}$$ Untuk hitungan secara manual contoh soal di atas dapat dilihat pembahasannya di blog urip.wordpress.com.
Secara matematis akhirnya dapat dibuat alat hitung dengan prinsip menggunakan 2 pasang data percobaan seperti yang diilustrasikan.
Jadi kita perlu mengambil minimal 3 data dari data percobaan yang tersedia. Boleh dikombinasikan yang manapun hasilnya tidak akan jauh beda.
Prinsip dasar kalkulator orde reaksi ini adalah dengan menggunakan operasi hitung logaritma (log) atau dapat juga diselesaikan dengan logaritma natural (ln).
Secara umum orde reaksi terhadap A (dalam hal ini orde reaksi disimbolkan sebagai $a$) dan orde reaksi terhadap B (dalam hal ini orde reaksi disimbolkan sebagai $b$) adalah sebagai berikut:
Silakan membuktikan sendiri hingga memperoleh kesimpulan atau rumus orde reaksi itu.
Kalkulator orde reaksi berikut ini berlaku untuk umum, baik data konsentrasi awal ada yang sama atau semua berbeda.
Seperti ketentuan sebelumnya bahwa untuk menentukan orde reaksi cukup menggunakan 3 data percobaan saja dan mensubstitusikan dalam kotak input yang berwarna putih.
Ingat boleh memilih data-data percobaan yang ada, yang penting 3 data percobaan.
Untuk menginput data jika perlu menggunakan tanda desimal gunakan tanda titik, jika menggunakan bilangan eksponen seperti 2,4 × 10–5 tuliskan 2.4E-5.
Untuk mencoba kalkulator ini silakan menggunakan data pada tabel di atas. Orde zat A dan B masing-masing adalah 1, orde reaksi total sama dengan 2.
Catatan: Bila ditemui hasil orde reaksi berupa angka yang dekat bilangan bulatnya boleh dilakukan pembulatan. Misal diperoleh orde 0,97 boleh dibulatkan sendiri menjadi orde 1, diperoleh orde 1,92 boleh dibulatkan menjadi 2.
Bila hasil tetapan laju reaksi ($k$) ini berbeda dengan hasil hitung manual, kemungkinan disebabkan pembulatan angka-angka. Apalagi jika pembulatan dilakukan pada hasil orde reaksi.
Untuk penentuan orde reaksi pada suatu soal yang diketahui waktu reaksi pembentukan zat hasil reaksi (laju reaksi tidak diketahui secara langsung) dapat menggunakan kalkulator di bawah ini. Ingat v = 1/t.
Semoga bermanfaat.
Kalkulator ini bersifat umum dapat digunakan untuk beberapa kondisi asalkan dua pereaksi. Kondisi yang dimaksud di sini bila dua zat yang direaksikan dengan data konsentrasi awal berbeda-beda (tidak ada yang sama) maupun dengan data konsentrasi awal ada yang sama.
Misal terdapat reaksi A + B → C + D
Percobaan | [A] awal | [B] awal | Laju reaksi awal pembentukan C dan D |
---|---|---|---|
1 | 0,01 M | 0,03 M | 3,0 × 10–5 M/detik |
2 | 0,02 M | 0,04 M | 8,0 × 10-5 M/detik |
3 | 0,04 M | 0,05 M | 2,5 × 10-4 M/detik |
4 | 0,05 M | 0,06 M | 2,4 × 10-4 M/detik |
5 | 0,03 M | 0,09 M | 2,7 × 10-4 M/detik |
Bagaimana menentukan orde reaksi dalam soal laju reaksi seperti itu?
Karena konsentrasi awal untuk A dan B tidak ada yang sama maka dapat diselesaikan dengan mengambil 2 pasang percobaan manapun.
Dimisalkan menggunakan pasangan data percobaan 2 dan 1 serta pasangan percobaan 3 dan 1. Prinsip hitungnya sebagai berikut:
Pasangan data percobaan 2 dan 1:
$$\left(\dfrac{v_2}{v_1}\right) = \left(\dfrac{k_2}{k_1}\right) \left(\dfrac{[A]_2}{[A]_1}\right)^{a} \left(\dfrac{[B]_2}{[B]_1}\right)^{b}$$ Karena nilai $k_1 = k_2$ maka persamaan tersebut dapat ditulis
$$\left(\dfrac{v_2}{v_1} \right) = \left(\dfrac{[A]_2}{[A]_1}\right)^{a} \left(\dfrac{[B]_2}{[B]_1}\right)^{b}$$ Pasangan data percobaan 3 dan 1: $$\left(\dfrac{v_3}{v_1} \right) = \left(\dfrac{k_3}{k_1}\right) \left(\dfrac{[A]_3}{[A]_1}\right)^{a} \left(\dfrac{[B]_3}{[B]_1}\right)^{b}$$ Karena nilai $k_1 = k_3$ maka persamaan tersebut dapat ditulis $$\left(\dfrac{v_3}{v_1} \right) = \left(\dfrac{[A]_3}{[A]_1} \right)^{a} \left(\dfrac{[B]_3}{[B]_1}\right)^{b}$$ Untuk hitungan secara manual contoh soal di atas dapat dilihat pembahasannya di blog urip.wordpress.com.
Secara matematis akhirnya dapat dibuat alat hitung dengan prinsip menggunakan 2 pasang data percobaan seperti yang diilustrasikan.
Jadi kita perlu mengambil minimal 3 data dari data percobaan yang tersedia. Boleh dikombinasikan yang manapun hasilnya tidak akan jauh beda.
Prinsip dasar kalkulator orde reaksi ini adalah dengan menggunakan operasi hitung logaritma (log) atau dapat juga diselesaikan dengan logaritma natural (ln).
Secara umum orde reaksi terhadap A (dalam hal ini orde reaksi disimbolkan sebagai $a$) dan orde reaksi terhadap B (dalam hal ini orde reaksi disimbolkan sebagai $b$) adalah sebagai berikut:
$$ a = \dfrac{\log \dfrac{v_1}{v_2} \cdot \log \dfrac {[B]_1}{[B]_3} – \log \dfrac {v_1}{v_3} \cdot \log \dfrac {[B]_1}{[B]_2}}{ \log \dfrac {[A]_1}{[A]_2} \cdot \log \dfrac {[B]_1}{[B]_3} – \log \dfrac {[A]_1}{[A]_3} \cdot \log \dfrac {[B]_1}{[B]_2}} $$
dan
$$ b = \dfrac{\log \dfrac{v_1}{v_2} \cdot \log \dfrac {[A]_1}{[A]_3} – \log \dfrac {v_1}{v_3} \cdot \log \dfrac {[A]_1}{[A]_2}}{ \log \dfrac {[B]_1}{[B]_2} \cdot \log \dfrac {[A]_1}{[A]_3} – \log \dfrac {[B]_1}{[B]_3} \cdot \log \dfrac {[A]_1}{[A]_2}} $$
Silakan membuktikan sendiri hingga memperoleh kesimpulan atau rumus orde reaksi itu.
Kalkulator orde reaksi berikut ini berlaku untuk umum, baik data konsentrasi awal ada yang sama atau semua berbeda.
Seperti ketentuan sebelumnya bahwa untuk menentukan orde reaksi cukup menggunakan 3 data percobaan saja dan mensubstitusikan dalam kotak input yang berwarna putih.
Ingat boleh memilih data-data percobaan yang ada, yang penting 3 data percobaan.
Untuk menginput data jika perlu menggunakan tanda desimal gunakan tanda titik, jika menggunakan bilangan eksponen seperti 2,4 × 10–5 tuliskan 2.4E-5.
Untuk mencoba kalkulator ini silakan menggunakan data pada tabel di atas. Orde zat A dan B masing-masing adalah 1, orde reaksi total sama dengan 2.
Catatan: Bila ditemui hasil orde reaksi berupa angka yang dekat bilangan bulatnya boleh dilakukan pembulatan. Misal diperoleh orde 0,97 boleh dibulatkan sendiri menjadi orde 1, diperoleh orde 1,92 boleh dibulatkan menjadi 2.
Bila hasil tetapan laju reaksi ($k$) ini berbeda dengan hasil hitung manual, kemungkinan disebabkan pembulatan angka-angka. Apalagi jika pembulatan dilakukan pada hasil orde reaksi.
Untuk penentuan orde reaksi pada suatu soal yang diketahui waktu reaksi pembentukan zat hasil reaksi (laju reaksi tidak diketahui secara langsung) dapat menggunakan kalkulator di bawah ini. Ingat v = 1/t.
Semoga bermanfaat.
Simulator Elektronegativitas dan Jenis Ikatan Kimia
Selasa, 05 Mei 2015
Berikut adalah animasi dan simulasi hasil terjemahan dari animasi yang saya unduh dari situs ini. Sangat cocok untuk tambahan media pembelajaran untuk pokok bahasan ikatan kimia di SMA kelas 10.
Kategori:
Animasi Kimia,
elektronegativitas,
Ikatan Kimia,
Kimia,
Kimia-1,
Kimia-10,
Simulasi Kimia
Kalkulator Vice-Versa Molaritas dan Tekanan Osmotik Larutan
Jumat, 01 Mei 2015
Sifat Koligatif Larutan: Tekanan Osmotik Larutan (π)
Dasar teori:
Osmosis adalah proses perpindahan melalui membran semipermeabel dari larutan yang memiliki konsentrasi rendah menuju larutan yang memiliki konsentrasi lebih tinggi hingga tercapai kesetimbangan konsentrasi.
Proses osmosis ini terjadi hingga dicapai keadaan kesetimbangan konsentrasi di antara kedua medium itu.
Tekanan yang diterapkan untuk menghentikan proses osmosis dari larutan encer atau pelarut murni ke dalam larutan yang lebih pekat dinamakan tekanan osmotik larutan, dilambangkan dengan π.
Dasar teori:
Osmosis adalah proses perpindahan melalui membran semipermeabel dari larutan yang memiliki konsentrasi rendah menuju larutan yang memiliki konsentrasi lebih tinggi hingga tercapai kesetimbangan konsentrasi.
Proses osmosis ini terjadi hingga dicapai keadaan kesetimbangan konsentrasi di antara kedua medium itu.
Tekanan yang diterapkan untuk menghentikan proses osmosis dari larutan encer atau pelarut murni ke dalam larutan yang lebih pekat dinamakan tekanan osmotik larutan, dilambangkan dengan π.
Kategori:
kalkulator kimia,
Kimia-3,
Molaritas,
Sifat Koligatif Larutan,
Tekanan Osmotik
Kalkulator Vice-Versa Molalitas, Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik Beku Larutan
Sifat Koligatif Larutan: Kenaikan Titik Didih (ΔTb) dan Penurunan Titik Beku (ΔTf)
Dasar teori:
Kenaikan titik didih dan penaikan titik beku larutan tergantung pada banyaknya komponen larutan dalam hal ini adalah molalitas.
Molal adalah satuan konsentrasi yang dihitung berdasarkan jumlah mol zat terlarut setiap 1 kg pelarut.
Dasar teori:
Kenaikan titik didih dan penaikan titik beku larutan tergantung pada banyaknya komponen larutan dalam hal ini adalah molalitas.
Molal adalah satuan konsentrasi yang dihitung berdasarkan jumlah mol zat terlarut setiap 1 kg pelarut.
Langganan:
Postingan (Atom)