Berikut ini adalah salinan dari penjelasan Pak Kaka (Muhamad Abdulkadir Martoprawiro, Ph.D - Dosen Kimia ITB) tentang konfigurasi elektron dan elektron valensi. Penjelasan ini diberikan pada diskusi Grup Asosiasi Guru Kimia Indonesia (Grup AGKI di Facebook). Latar belakang tulisan ini adalah masih ada guru-guru kimia yang salah memahami tentang konfigurasi elektron dan juga elektron valensi terutama untuk unsur-unsur logam transisi. Berikut ini penjelasannya.
Soal OGN Bidang Kimia Tingkat Provinsi Tahun 2016
Berikut ini adalah soal Olimpiade Guru Nasional (OGN) bidang Kimia tingkat Provinsi Tahun 2016. OGN Tingkat Provinsi ini dilaksanakan serentak pada tanggal 24 Agustus 2016. Soal ini hasil ketik ulang dan dibagikan untuk bahan pembelajaran guru kimia seluruh Indonesia. Pembahasan soal ini dilakukan di grup Asosiasi Guru Kimia Indonesia di facebook. Untuk rekan guru kimia (rukim) silakan bergabung dengan rukim lain untuk membahas perihal pengajaran kimia selain soal-soal tadi. Semoga bermanfaat.
Kategori:
Kimia,
OGN 2016,
Olimpiade Guru Nasional 2016,
OSN Kimia,
OSNG,
Ragam,
Soal OGN Provinsi 2016
Penentuan Rumus Kimia Senyawa Kompleks Menggunakan Sifat Koligatif Larutan
Selasa, 30 Agustus 2016
Berikut ini adalah soal yang terkait dengan penggunaan sifat koligatif larutan yang digunakan untuk menentukan senyawa kompleks.
Soal seperti berikut ini sebenarnya dapat dikembangkan lebih jauh, namun untuk pembelajaran awal cukuplah.
Pembahasan:
Soal seperti berikut ini sebenarnya dapat dikembangkan lebih jauh, namun untuk pembelajaran awal cukuplah.
Soal:
Tentukan rumus senyawa kompleks FeCl3.xNH3 yang mempunyai konsentrasi 1 molal dengan titik didih larutan 102oC jika Kb = 0,5oC m-1.
Tentukan rumus senyawa kompleks FeCl3.xNH3 yang mempunyai konsentrasi 1 molal dengan titik didih larutan 102oC jika Kb = 0,5oC m-1.
Pembahasan:
Kategori:
Ion Kompleks,
Kimia-3,
Senyawa Kompleks,
Sifat Koligatif Larutan
Memprediksi Kekuatan Ikatan, Panjang Ikatan antara Dua Atom dalam Molekul
Senin, 29 Agustus 2016
Sebenarnya untuk menentukan orde ikatan tidak semudah bila menggunakan trik berikut. Trik menentukan orde ikatan pernah saya bahas sedikit di sini. Namun untuk memahami perlu kiranya pembelajar membaca teori yang sesungguhnya tentang orde ikatan ini. Istilah orde ikatan (bonding order) ini digunakan dalam teori orbital molekul (molecule orbital theory). Menurut teori orbital molekul bahwa semua elektron dalam tiap atom dalam molekul turut terlibat dalam pembentukan ikatan dengan mengisi orbital-orbital, yaitu orbital molekul ikatan (bonding molecule orbital) dan orbital molekul antiikatan (antibonding molecule orbital). Berbeda dengan teori ikatan valensi bahwa dalam pembentukan ikatan antaratom hanya elektron valensi saja.
$Orde~ikatan = \frac{\Sigma~elektron~pada~ikatan~orbital~molekul - \Sigma~elektron~pada~antiikatan~orbital~molekul}{2}$
Dari orde ikatan ini kita dapat membandingkan untuk memprediksi kekuatan ikatan, panjang ikatan yang terjadi antara dua atom.
$Orde~ikatan = \frac{\Sigma~elektron~pada~ikatan~orbital~molekul - \Sigma~elektron~pada~antiikatan~orbital~molekul}{2}$
Dari orde ikatan ini kita dapat membandingkan untuk memprediksi kekuatan ikatan, panjang ikatan yang terjadi antara dua atom.
Kategori:
Ikatan Kimia,
Kekuatan Ikatan,
Kimia-1,
Kimia-2,
Orde Ikatan,
Panjang Ikatan,
Trik
Soal Teori KSM Nasional Bidang Kimia MA/SMA/SMK Tahun 2016
Kamis, 25 Agustus 2016
Berikut ini adalah soal KSM (Kompetisi Sains Madrasah) Nasional untuk MA/SMA/SMK bidang kimia tahun 2016 yang diselenggarakan di Kota Pontianak (Kalimantan Barat) tanggal 24 Agustus 2016. KSM ini adalah ajang seperti olimpiade sains nasional. KSM diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI. Sebenarnya tahun ini dapat diikuti oleh semua siswa jenjang madrasah aliyah dan madrasah aliyah kejuruan DAN JUGA siswa sekolah umum. Tentu saja ada tambahan soal-soal tentang pendidikan agama Islam, karena penyelenggaranya adalah dirjen pendidikan Islam Kemenag. RI.
Kategori:
2016,
Kimia,
Kimia-1,
Kimia-2,
Kimia-3,
KSM,
KSM Nasional,
Ragam,
Soal KSM,
Soal KSM Kimia 2016
Soal OSN Guru Bidang Kimia Tingkat Provinsi Tahun 2015
Minggu, 21 Agustus 2016
Berikut ini adalah soal-soal olimpiade sains nasional guru (OSNG) tingkat provinsi tahun 2015 bidang kimia. Jumlah semua soal 50 butir. Delapan soal pertama merupakan soal pedagogik dan sisanya adalah soal kompetensi guru kimia. Pada soal asli disediakan tabel periodik unsur. Dalam mengerjakan soal diperkenankan menggunakan kalkulator. Cara menjawab semua soal adalah dengan cara mengisi titik-titik yang terdapat pada setiap soal. Jadi model soal dengan jawaban pendek ringkas tanpa perlu uraian. Soal ini dapat diunduh pada pranala paling bawah di halaman ini. Untuk diskusi pembahasannya dapat diikuti di grup facebook Asosiasi Guru Kimia Indonesia (harus terdaftar terlebih dahulu, pastikan profil facebook rekan guru menunjukkan sebagai guru kimia, semua calon anggota akan diverifikasi lebih dulu).
Sifat Magnet Bahan Akibat Rotasi dan Spin Elektron
Kamis, 18 Agustus 2016
Berikut ini adalah penjelasan tentang sifat magnet bahan akibat rotasi dan spin elektron yang disadur dari penjelasan Muhamad Abdulkadir Martoprawiro, Ph.D. pada diskusi grup facebook Asosiasi Guru Kimia Indonesia, 17 Agustus 2016.
Pengantar
Pembelajaran Kimia di SMA, selayaknya selalu dapat dihadirkan dalam tiga tampilan: realitas makroskopiknya, realitasnya di tingkat submikroskopik (dunia atom dan molekul), dan perlambangannya untuk menyederhanakan pembahasan. Sebagai contoh, air bisa kita lihat dalam gelas, bisa dibayangkan seperti Mickey Mouse (bila digambarkan sebagai bola-bola atom O dan H yang berikatan membentuk huruf V), dan bisa dilambangkan sebagai H2O. Asam bisa dirasakan masamnya dan dilihat warnanya dengan indikator, bisa dibayangkan sebagai bola atom S yang mengikat 4 atom O dalam bentuk tetrahedral dengan dua di antaranya mengikat bola atom H, dan bisa dilambangkan pengionannya dalam persamaan kimia:
Pengantar
Pembelajaran Kimia di SMA, selayaknya selalu dapat dihadirkan dalam tiga tampilan: realitas makroskopiknya, realitasnya di tingkat submikroskopik (dunia atom dan molekul), dan perlambangannya untuk menyederhanakan pembahasan. Sebagai contoh, air bisa kita lihat dalam gelas, bisa dibayangkan seperti Mickey Mouse (bila digambarkan sebagai bola-bola atom O dan H yang berikatan membentuk huruf V), dan bisa dilambangkan sebagai H2O. Asam bisa dirasakan masamnya dan dilihat warnanya dengan indikator, bisa dibayangkan sebagai bola atom S yang mengikat 4 atom O dalam bentuk tetrahedral dengan dua di antaranya mengikat bola atom H, dan bisa dilambangkan pengionannya dalam persamaan kimia:
H2SO4 → 2H+ + SO42–.
Kategori:
Bilangan Kuantum,
Kimia-1,
Kimia-2,
Konfigurasi Elektron,
Sifat Magnet,
Spin Elektron
Penamaan Senyawa Biskloalkana
Rabu, 17 Agustus 2016
Berikut ini adalah beberapa contoh penamaan senyawa bisikloalkana. Atom karbon pada titik A dan B sebagai titik acu [penomoran] dalam beberapa referensi sering disebut sebagai brigdehead carbons. Pemberian nomor dalam penamaan bisikloalkana dari atom C di titik A ke atom C di titik B (A dan B sebagai bridgehead carbons) dapat ditempuh melalui 3 jalur.
Cara Menghitung Pengaruh Ion Senama Zat dengan Ksp Relatif Besar
Selasa, 16 Agustus 2016
Berikut ini adalah contoh soal perhitungan pengaruh ion senama terhadap kelarutan zat dengan nilai Ksp yang relatif besar. Secara umum zat-zat yang sukar larut yang ditandai dengan nilai Ksp yang kecil, biasa dilakukan proses hitung dengan mengabaikan beberapa faktor. Namun tidak untuk soal yang melibatkan zat dengan nilai Ksp yang relatif besar atau yang sedikit mudah larut. Kehadiran ion senama dipastikan akan menyebabkan kelarutan zat yang larut dalam pelarut akan mengalami penurunan.
Mari kita simak dan terapkan hal ini pada soal yang disalin dari diskusi grup Asosiasi Guru Kimia Indonesia di facebook.
Mari kita simak dan terapkan hal ini pada soal yang disalin dari diskusi grup Asosiasi Guru Kimia Indonesia di facebook.
Soal:
Ke dalam 1 liter larutan jenuh basa Ca(OH)2 dengan Ksp = 4 × 10-6, ditambahkan NaOH sebanyak 0,01 mol. Jika penambahan itu dianggap tidak mengubah volume larutan, tentukan kelarutan Ca(OH)2 sebelum dan sesudah penambahan NaOH. Hitung pula pH larutan sebelum dan sesudah penambahan NaOH.
Ke dalam 1 liter larutan jenuh basa Ca(OH)2 dengan Ksp = 4 × 10-6, ditambahkan NaOH sebanyak 0,01 mol. Jika penambahan itu dianggap tidak mengubah volume larutan, tentukan kelarutan Ca(OH)2 sebelum dan sesudah penambahan NaOH. Hitung pula pH larutan sebelum dan sesudah penambahan NaOH.
Pembahasan Soal Kimia KSM Tingkat Provinsi 2016
Jumat, 12 Agustus 2016
Berikut ini adalah pembahasan soal kimia pada ajang Kompetisi Sains Madrasah (KSM) tingkat provinsi tahun 2016. Semua soal berjumlah 25 bentuk soal pilihan dengan alternatif jawaban a, b, c, d, e.
Kategori:
2016,
Kimia,
Kimia-1,
Kimia-2,
Kimia-3,
KSM,
Pembahasan Soal,
Soal dan Pembahasan Lengkap,
Tingkat Provinsi
Dekomposisi Campuran Senyawa Karbonat dari Golongan 2A
Rabu, 10 Agustus 2016
Soal:
Suatu campuran yang terdiri dari dua jenis garam karbonat unsur-unsur golongan 2A. Bila campuran garam karbonat ini dipanaskan, akan diperoleh sisa pemanasan sebanyak 62% dari massa semula.
Diketahui Ar : C = 12; O = 16; Be = 9; Mg = 24; Ca = 40,1; Sr = 87,6; Ba = 137 dan Ra = 228
Pertanyaan:
a. Tentukan massa sisa hasil pemanasan bila pada awalnya komposisi campuran garam tersebut masing-masing 1 mol.
b. Logam-logam apakah yang membentuk garam karbonat dari campuran tersebut?
c. Tuliskan persamaan reaksi dekomposisi dari pemanasan garam karbonat tersebut.
Suatu campuran yang terdiri dari dua jenis garam karbonat unsur-unsur golongan 2A. Bila campuran garam karbonat ini dipanaskan, akan diperoleh sisa pemanasan sebanyak 62% dari massa semula.
Diketahui Ar : C = 12; O = 16; Be = 9; Mg = 24; Ca = 40,1; Sr = 87,6; Ba = 137 dan Ra = 228
Pertanyaan:
a. Tentukan massa sisa hasil pemanasan bila pada awalnya komposisi campuran garam tersebut masing-masing 1 mol.
b. Logam-logam apakah yang membentuk garam karbonat dari campuran tersebut?
c. Tuliskan persamaan reaksi dekomposisi dari pemanasan garam karbonat tersebut.
Langganan:
Postingan (Atom)