Contoh Perubahan Warna pada Kesetimbangan Kimia (Tanpa Penambahan Indikator atau pH)

Sabtu, 12 April 2025 edit

Berikut ini beberapa contoh-contoh reaksi kesetimbangan kimia yang disertai dengan perubahan warna yang dapat digunakan sebagai tambahan referensi belajar kimia MA/SMA/SMK pada pokok bahasan kesetimbangan kimia.

1. Kesetimbangan kobalt(II) klorida dengan air dan klorida

Reaksi:
[Co(H2O)6]2+ (merah muda) + 4Cl- ⇌ [CoCl4]2- (biru) + 6H2O

Perubahan warna:
Larutan merah muda berubah menjadi biru saat ditambahkan klorida pekat atau dipanaskan, dan kembali merah muda saat didinginkan atau diencerkan dengan air.

Penjelasan:
Kompleks [Co(H2O)6]2+ berwarna merah muda karena ligand air menyebabkan penyerapan cahaya pada panjang gelombang tertentu.

Penambahan Cl- atau pemanasan menggantikan ligand air dengan klorida, membentuk [CoCl4]2- tetrahedral yang menyerap cahaya berbeda, menghasilkan warna biru.

Pergeseran kesetimbangan bergantung pada konsentrasi Cl- dan suhu, bukan pH atau indikator.

2. Kesetimbangan nitrogen dioksida dan dinitrogen tetroksida

Reaksi:
2NO2 (cokelat) ⇌ N2O4 (tak berwarna)

Perubahan warna:
Gas cokelat tua menjadi pucat atau tak berwarna saat suhu diturunkan, dan kembali cokelat saat suhu dinaikkan.

Penjelasan:
NO2 menyerap cahaya tampak karena elektron tak berpasangan, menghasilkan warna cokelat. N2O4, sebagai dimer, tidak menyerap cahaya tampak, sehingga tak berwarna.

Pendinginan menggeser kesetimbangan ke N2O4 (reaksi eksoterm), sedangkan pemanasan meningkatkan NO2.

Perubahan warna terjadi karena sifat molekul, tanpa keterlibatan pH atau indikator.

3. Kesetimbangan iodin dan ion triiodida

Reaksi:
I2 (ungu/cokelat) + I- ⇌ I3- (kuning-cokelat)

Perubahan warna:
Larutan iodin ungu (dalam pelarut nonpolar) atau cokelat (dalam air) menjadi kuning-cokelat saat ditambahkan iodida, dan kembali ungu/cokelat saat iodida diencerkan.

Penjelasan:
Iodin (I2) menyerap cahaya tampak, menghasilkan warna ungu atau cokelat tergantung pelarut.

Penambahan I- membentuk I3-, yang menyerap cahaya pada panjang gelombang berbeda, menghasilkan kuning-cokelat.

Kesetimbangan bergeser berdasarkan konsentrasi I-, tanpa memerlukan pH atau indikator.

4. Kesetimbangan kompleks tembaga(II) dengan amonia

Reaksi:
[Cu(H2O)6]2+ (biru muda) + 4NH3 ⇌ [Cu(NH3)4]2+ (biru tua) + 6H2O

Perubahan warna:
Larutan biru muda berubah menjadi biru tua saat ditambahkan amonia, dan kembali biru muda saat amonia dihilangkan.

Penjelasan:
Kompleks [Cu(H2O)6]2+ menyerap cahaya tampak, menghasilkan biru muda.

Ammonia menggantikan ligand air, membentuk [Cu(NH3)4]2+ dengan energi pemisahan kristal lebih besar, menyerap cahaya pada panjang gelombang berbeda, menghasilkan biru tua.

Pergeseran bergantung pada konsentrasi NH3, bukan pH atau indikator.

5. Kesetimbangan kompleks nikel(II) dengan amonia

Reaksi:
[Ni(H2O)6]2+ (hijau) + 6NH3 ⇌ [Ni(NH3)6]2+ (biru-ungu) + 6H2O

Perubahan warna:
Larutan hijau berubah menjadi biru-ungu saat ditambahkan amonia, dan kembali hijau saat amonia dihilangkan.

Penjelasan:
Kompleks [Ni(H2O)6]2+ menyerap cahaya tampak, menghasilkan hijau.

Ammonia menggantikan ligand air, membentuk [Ni(NH3)6]2+, yang menyerap cahaya pada panjang gelombang berbeda karena perubahan lingkungan koordinasi, menghasilkan biru-ungu.

Pergeseran bergantung pada konsentrasi NH3, tanpa pH atau indikator.

6. Kesetimbangan merkuri(II) iodida dengan iodida

Reaksi:
HgI2 (merah) + 2I- ⇌ [HgI4]2- (tak berwarna)

Perubahan warna:
Endapan merah larut menjadi larutan tak berwarna saat ditambahkan iodida berlebih, dan endapan merah muncul kembali saat iodida diencerkan.

Penjelasan:
HgI2 padat berwarna merah karena struktur kristalnya menyerap cahaya tampak.

Iodida berlebih membentuk kompleks [HgI4]2-, yang larut dan tidak menyerap cahaya tampak, sehingga tak berwarna. Kesetimbangan bergeser berdasarkan konsentrasi I-, tanpa pH atau indikator.

7. Kesetimbangan kompleks paladium(II) dengan tiosianat

Reaksi:
[Pd(H2O)4]2+ (kuning pucat) + 4SCN- ⇌ [Pd(SCN)4]2- (oranye-merah) + 4H2O

Perubahan warna:
Larutan kuning pucat berubah menjadi oranye-merah saat ditambahkan tiosianat, dan kembali kuning pucat saat tiosianat diencerkan.

Penjelasan:
Kompleks [Pd(H2O)4]2+ menyerap cahaya menghasilkan kuning pucat.

Tiosianat menggantikan ligand air, membentuk [Pd(SCN)4]2-, yang menyerap cahaya pada panjang gelombang berbeda karena perubahan lingkungan koordinasi, menghasilkan oranye-merah.

Pergeseran bergantung pada konsentrasi SCN-, tanpa pH atau indikator.

8. Kesetimbangan bromin dan ion tribromida

Reaksi:
Br2 (cokelat-merah) + Br- ⇌ Br3- (kuning-cokelat)

Perubahan warna:
Larutan bromin cokelat-merah menjadi kuning-cokelat saat ditambahkan bromida berlebih, dan kembali cokelat-merah saat bromida diencerkan.

Penjelasan:
Bromin (Br2) menyerap cahaya tampak, menghasilkan cokelat-merah.

Penambahan Br- membentuk Br3-, yang menyerap cahaya pada panjang gelombang berbeda, menghasilkan kuning-cokelat.

Kesetimbangan bergeser berdasarkan konsentrasi Br-, tanpa pH atau indikator.


Referensi:

  1. Reaksi 1 dan 7: Housecroft, C. E., & Sharpe, A. G. (2012). Inorganic Chemistry (4th ed.). Pearson Education.
  2. Reaksi 2 dan 8: Cotton, F. A., & Wilkinson, G. (1988). Advanced Inorganic Chemistry (5th ed.). John Wiley & Sons.
  3. Atkins, P., & Overton, T. (2010). Shriver & Atkins' Inorganic Chemistry (5th ed.). Oxford University Press.
  4. Brown, T. E., LeMay, H. E., Bursten, B. E., Murphy, C., & Woodward, P. (2014). Chemistry: The Central Science (13th ed.). Pearson Education.
  5. Greenwood, N. N., & Earnshaw, A. (1997). Chemistry of the Elements (2nd ed.). Butterworth-Heinemann.
  6. Silberberg, M. S. (2012). Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change (6th ed.). McGraw-Hill.
Bagikan di

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2015-2025 Urip dot Info | Disain Template oleh Herdiansyah Dimodivikasi Urip.Info