Bilangan oksidasi atom pusat pada asam jenis oksi (asam yang mengandung oksigen) dapat dikaitkan dengan kekuatan asam tersebut. Asam oksi ini, terdapat kecenderungan semakin banyak mengandung oksigen maka jenis asam tersebut semakin kuat. Semakin banyak jumlah atom O yang diikat atom pusat semakin tinggi bilangan oksidasi atom pusat asam oksi tersebut.
Contoh asam oksi dari salah satu unsur halogen, Cl: HClO, HClO2, HClO3 dan HClO4
Contoh asam oksi dari S: H2SO3 dan H2SO4
Contoh asam oksi dari N: HNO2 dan HNO3
Semakin banyak jumlah O yang diikat oleh atom pusat, maka ikatan O–H pada asam tersebut semakin mudah putus dan terbentuk ion H+ dan anionnya ketika asam tersebut larutan dalam pelarut air.
Semakin mudah putus ini berarti ikatan O–H semakin lemah. Ini disebabkan oleh kestabilan anion asam oksi tersebut, semakin stabil anion oksinya maka semakin mudah melepaskan H+.
Anion yang semakin stabil, ia memiliki tarikan yang lebih rendah ke proton (ion H+) dan oleh karena itu, akan berperilaku sebagai basa yang lebih lemah. Akibatnya, asam yang bersesuaian akan menjadi yang paling kuat karena basa konjugasi lemah memiliki asam kuat dan basa konjugasi kuat memiliki asam lemah dan sebaliknya. Hal ini sesuai dengan konsep asam-basa Bronsted-Lowry, asam kuat memiliki basa konjugasi lemah dan asam lemah memiliki basa konjugasi kuat.
Sifat asam: HClO < HClO2 < HClO3 < HClO4.
Sifat basa: ClO– > ClO2– > ClO3– > ClO4–.
Biloks Cl: +1 dalam HClO, +3 dalam HClO2, +5 dalam HClO3, +7 dalam HClO4. Kestabilan basa konjugat dari HClO, HClO2, HClO3, HClO4 yaitu ClO– < ClO2– < ClO3– < ClO4–.
Sifat asam: H2SO3 < H2SO4.
Sifat basa: HSO3– > HSO4–.
Biloks S: +4 dalam H2SO3, +6 dalam H2SO4.
Kestabilan basa konjugat dari H2SO3, H2SO4 yaitu HSO3– < HSO4–.
Sifat asam: HNO2 < HNO3
Sifat basa: NO2– > NO3–.
Biloks N: +3 dalam HNO2, +5 dalam HNO3.
Kestabilan basa konjugat dari HNO2, HNO3 yaitu NO2– < NO3–.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar