Berikut ringkasan isi jurnal tentang tingkatan dalam pembelajaran berbasis inkuiri (inquiry based learning) yang ditulis oleh Carl J. Wenning (2005) "Levels of Inquiry: Hierarchies of Pedagogical Practices and Inquiry Processes", Journal of Physics Teacher Education Online (JPTEO) Vol. 2, No. 3, hlm. 3–11. Artikel ini dapat diadaptasi untuk pembelajara kimia.
Artikel secara lengkap dapat diunduh atau dilihat di sini.
Wenning ingin memperjelas istilah “inquiry” dalam pendidikan sains yang sering dipakai dengan makna berbeda-beda. Ia menawarkan hierarki level inkuiri yang bisa jadi kerangka bagi guru untuk merancang pembelajaran dari yang paling sederhana hingga paling kompleks.
Inquiry bukan sekadar eksperimen, tapi mencakup cara berpikir dan bekerja ilmuwan: bertanya, menguji hipotesis, menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Dalam praktik sekolah, inquiry sering direduksi menjadi “hands-on activity” saja tanpa aspek “minds-on”. Karena itu, guru perlu memahami tingkatan inquiry agar dapat menyesuaikan dengan kesiapan siswa.
Wenning membagi inquiry menjadi empat level utama (ada juga versi lebih rinci dengan enam, tapi di artikel 2005 dia fokus ke 4 level).
- Confirmation Inquiry (inkuiri konfirmasi)
- Guru memberi pertanyaan, prosedur, dan hasil yang diharapkan.
- Tujuan: mengonfirmasi pengetahuan yang sudah ada.
- Contoh: siswa melakukan eksperimen hukum Boyle untuk membuktikan hubungan P–V.
- Structured Inquiry (inkuiri terstruktur)
- Guru memberi pertanyaan prosedur, tapi siswa tidak tahu jawabannya.
- Tujuan: menemukan hubungan atau pola baru (walau masih diarahkan).
- Contoh: guru memberi percobaan laju reaksi dengan variasi suhu, siswa menganalisis hasil.
- Guided Inquiry (inkuiri terbimbing)
- Guru hanya memberi pertanyaan atau masalah, tanpa prosedur lengkap.
- Siswa merancang sendiri cara pengumpulan data.
- Tujuan: melatih berpikir ilmiah lebih mandiri.
- Contoh: guru bertanya “Faktor apa yang memengaruhi daya hantar larutan?” → siswa merancang eksperimen sendiri.
- Open Inquiry (inkuiri terbuka)
- Siswa merumuskan pertanyaan, hipotesis, prosedur, pengumpulan data, hingga kesimpulan secara mandiri.
- Ini setara dengan riset ilmuwan mini.
- Contoh: siswa merancang proyek sains, misalnya menguji efektivitas berbagai bahan alami sebagai indikator pH.
Hierarki Proses Inkuiri
Selain level pedagogis, Wenning juga mengidentifikasi proses inkuiri ilmiah:
- Observasi fenomena.
- Merumuskan pertanyaan.
- Membuat hipotesis.
- Merancang eksperimen.
- Mengumpulkan data.
- Menganalisis & menafsirkan data.
- Menarik kesimpulan & mengkomunikasikannya.
Semakin tinggi level inquiry, semakin banyak proses di atas yang dilakukan siswa sendiri (bukan guru).
Manfaat Model Level Inkuiri
- Memberi struktur bertahap bagi guru: mulai dari konfirmasi → terstruktur → terbimbing → terbuka.
- Membantu meningkatkan kemandirian ilmiah siswa.
- Memfasilitasi perbedaan kemampuan siswa: pemula bisa mulai di level rendah, siswa mahir bisa ke open inquiry.
Kesimpulan Wenning
- Inquiry adalah spektrum bertingkat, bukan kategori tunggal.
- Guru perlu memahami level inquiry agar tidak salah kaprah (misalnya mengira praktikum konfirmasi sudah inquiry penuh).
- Pendidikan sains harus menuntun siswa ke level lebih tinggi agar mereka benar-benar berpikir dan bekerja seperti ilmuwan.
Inti ringkas:
Artikel ini menegaskan bahwa inquiry harus dilihat sebagai hierarki dari sekadar konfirmasi hingga riset mandiri. Guru harus bijak memilih level sesuai kesiapan siswa, tapi tujuan akhirnya adalah membuat siswa mampu melakukan open inquiry.
Tingkatan Inquiry dalam Pembelajaran Kimia (adaptasi Wenning, 2005)
Level Inkuiri | Peran Guru | Peran Siswa | Contoh di Kimia SMA |
---|---|---|---|
Confirmation Inquiry (Inkuiri Konfirmasi) |
Memberikan pertanyaan, prosedur, dan jawaban yang diharapkan. |
Melaksanakan percobaan untuk membuktikan teori yang sudah diketahui. |
Siswa melakukan praktikum Hukum Boyle dengan alat suntikan dan manometer, hasil harus menunjukkan P×V konstan. |
Structured Inquiry (Inkuiri Terstruktur) |
Memberikan pertanyaan dan prosedur, tetapi tidak memberikan jawaban. |
Melaksanakan eksperimen, mengolah data, dan menemukan hubungan baru. |
Siswa melakukan percobaan laju reaksi dengan variasi suhu. Guru memberi langkah percobaan, tapi siswa sendiri yang menyimpulkan bahwa kenaikan suhu mempercepat reaksi. |
Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing) |
Memberikan pertanyaan atau masalah tanpa prosedur lengkap. |
Merancang prosedur, melakukan eksperimen, mengolah data, lalu menarik kesimpulan. |
Guru bertanya: “Faktor apa yang memengaruhi daya hantar larutan?” → siswa memilih berbagai larutan (NaCl, gula, HCl, NH3), merancang uji konduktivitas, lalu menyimpulkan. |
Open Inquiry (Inkuiri Terbuka) |
Memberi kebebasan penuh, hanya sebagai fasilitator. |
Merumuskan pertanyaan, hipotesis, rancangan percobaan, analisis data, dan laporan. |
Siswa merancang proyek: “Bahan alami apa yang bisa menjadi indikator asam-basa?” → mereka mengekstrak bunga/buah, menguji perubahan warna pada larutan asam/basa, dan menyajikan laporan. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar