Tingkatan dalam Pembelajaran Berbasis Inkuiri (IBL)

Kamis, 21 Agustus 2025 edit

Berikut ringkasan isi jurnal tentang tingkatan dalam pembelajaran berbasis inkuiri (inquiry based learning) yang ditulis oleh Carl J. Wenning (2005) "Levels of Inquiry: Hierarchies of Pedagogical Practices and Inquiry Processes", Journal of Physics Teacher Education Online (JPTEO) Vol. 2, No. 3, hlm. 3–11. Artikel ini dapat diadaptasi untuk pembelajara kimia.

Artikel secara lengkap dapat diunduh atau dilihat di sini.

Wenning ingin memperjelas istilah “inquiry” dalam pendidikan sains yang sering dipakai dengan makna berbeda-beda. Ia menawarkan hierarki level inkuiri yang bisa jadi kerangka bagi guru untuk merancang pembelajaran dari yang paling sederhana hingga paling kompleks.

Inquiry bukan sekadar eksperimen, tapi mencakup cara berpikir dan bekerja ilmuwan: bertanya, menguji hipotesis, menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Dalam praktik sekolah, inquiry sering direduksi menjadi “hands-on activity” saja tanpa aspek “minds-on”. Karena itu, guru perlu memahami tingkatan inquiry agar dapat menyesuaikan dengan kesiapan siswa.

Wenning membagi inquiry menjadi empat level utama (ada juga versi lebih rinci dengan enam, tapi di artikel 2005 dia fokus ke 4 level).

  1. Confirmation Inquiry (inkuiri konfirmasi)
    • Guru memberi pertanyaan, prosedur, dan hasil yang diharapkan.
    • Tujuan: mengonfirmasi pengetahuan yang sudah ada.
    • Contoh: siswa melakukan eksperimen hukum Boyle untuk membuktikan hubungan P–V.

  2. Structured Inquiry (inkuiri terstruktur)
    • Guru memberi pertanyaan prosedur, tapi siswa tidak tahu jawabannya.
    • Tujuan: menemukan hubungan atau pola baru (walau masih diarahkan).
    • Contoh: guru memberi percobaan laju reaksi dengan variasi suhu, siswa menganalisis hasil.

  3. Guided Inquiry (inkuiri terbimbing)
    • Guru hanya memberi pertanyaan atau masalah, tanpa prosedur lengkap.
    • Siswa merancang sendiri cara pengumpulan data.
    • Tujuan: melatih berpikir ilmiah lebih mandiri.
    • Contoh: guru bertanya “Faktor apa yang memengaruhi daya hantar larutan?” → siswa merancang eksperimen sendiri.

  4. Open Inquiry (inkuiri terbuka)
    • Siswa merumuskan pertanyaan, hipotesis, prosedur, pengumpulan data, hingga kesimpulan secara mandiri.
    • Ini setara dengan riset ilmuwan mini.
    • Contoh: siswa merancang proyek sains, misalnya menguji efektivitas berbagai bahan alami sebagai indikator pH.

Hierarki Proses Inkuiri

Selain level pedagogis, Wenning juga mengidentifikasi proses inkuiri ilmiah:

  1. Observasi fenomena.
  2. Merumuskan pertanyaan.
  3. Membuat hipotesis.
  4. Merancang eksperimen.
  5. Mengumpulkan data.
  6. Menganalisis & menafsirkan data.
  7. Menarik kesimpulan & mengkomunikasikannya.

Semakin tinggi level inquiry, semakin banyak proses di atas yang dilakukan siswa sendiri (bukan guru).

Manfaat Model Level Inkuiri

  • Memberi struktur bertahap bagi guru: mulai dari konfirmasi → terstruktur → terbimbing → terbuka.
  • Membantu meningkatkan kemandirian ilmiah siswa.
  • Memfasilitasi perbedaan kemampuan siswa: pemula bisa mulai di level rendah, siswa mahir bisa ke open inquiry.

Kesimpulan Wenning

  • Inquiry adalah spektrum bertingkat, bukan kategori tunggal.
  • Guru perlu memahami level inquiry agar tidak salah kaprah (misalnya mengira praktikum konfirmasi sudah inquiry penuh).
  • Pendidikan sains harus menuntun siswa ke level lebih tinggi agar mereka benar-benar berpikir dan bekerja seperti ilmuwan.

Inti ringkas:
Artikel ini menegaskan bahwa inquiry harus dilihat sebagai hierarki dari sekadar konfirmasi hingga riset mandiri. Guru harus bijak memilih level sesuai kesiapan siswa, tapi tujuan akhirnya adalah membuat siswa mampu melakukan open inquiry.



Tingkatan Inquiry dalam Pembelajaran Kimia (adaptasi Wenning, 2005)

Level Inkuiri Peran Guru Peran Siswa Contoh di Kimia SMA
Confirmation Inquiry
(Inkuiri Konfirmasi)
Memberikan pertanyaan,
prosedur, dan jawaban
yang diharapkan.
Melaksanakan percobaan
untuk membuktikan teori
yang sudah diketahui.
Siswa melakukan praktikum Hukum Boyle
dengan alat suntikan dan manometer,
hasil harus menunjukkan P×V konstan.
Structured Inquiry
(Inkuiri Terstruktur)
Memberikan pertanyaan
dan prosedur, tetapi tidak
memberikan jawaban.
Melaksanakan eksperimen,
mengolah data, dan
menemukan hubungan baru.
Siswa melakukan percobaan laju reaksi
dengan variasi suhu. Guru memberi langkah
percobaan, tapi siswa sendiri yang menyimpulkan
bahwa kenaikan suhu mempercepat reaksi.
Guided Inquiry
(Inkuiri Terbimbing)
Memberikan pertanyaan
atau masalah tanpa
prosedur lengkap.
Merancang prosedur,
melakukan eksperimen, mengolah
data, lalu menarik kesimpulan.
Guru bertanya: “Faktor apa yang memengaruhi
daya hantar larutan?” → siswa memilih berbagai
larutan (NaCl, gula, HCl, NH3),
merancang uji konduktivitas, lalu menyimpulkan.
Open Inquiry
(Inkuiri Terbuka)
Memberi kebebasan
penuh, hanya
sebagai fasilitator.
Merumuskan pertanyaan,
hipotesis, rancangan percobaan,
analisis data, dan laporan.
Siswa merancang proyek: “Bahan alami apa yang
bisa menjadi indikator asam-basa?” → mereka
mengekstrak bunga/buah, menguji perubahan warna
pada larutan asam/basa, dan menyajikan laporan.
Bagikan di

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2015-2025 Urip dot Info | Disain Template oleh Herdiansyah Dimodivikasi Urip.Info