Rumus kimia, bilangan oksidasi (biloks), tata nama senyawa, dan persamaan reaksi merupakan empat pilar dasar dalam kimia yang saling melengkapi. Materi ini membekali siswa dengan kemampuan untuk merepresentasikan zat, menganalisis perubahan muatan, memberikan nama yang sistematis, serta menggambarkan proses reaksi secara utuh, yang merupakan fondasi esensial untuk mempelajari kimia lebih lanjut.
A. RUMUS KIMIA
Setelah mempelajari bab ini, kamu akan mampu:
- Membedakan jenis-jenis rumus kimia
- Menuliskan rumus kimia unsur dan senyawa dengan benar
- Menuliskan rumus senyawa ionik dari ion-ion penyusunnya
A.1 Rumus Atom (Lambang Unsur)
Setiap unsur memiliki lambang khusus yang disebut lambang unsur. Lambang ini terdiri dari 1 atau 2 huruf.
- Huruf pertama selalu KAPITAL
- Huruf kedua (jika ada) selalu kecil
A.2 Rumus Molekul
Rumus molekul menunjukkan jenis dan jumlah atom yang menyusun satu molekul zat.
Molekul yang tersusun dari atom-atom yang sama:
Molekul yang tersusun dari atom-atom yang berbeda:
A.3 Rumus Ion
Ion adalah atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik. Rumus ion menunjukkan jenis atom dan muatannya.
Kation (ion positif):
Anion (ion negatif):
A.4 Cara Menulis Rumus Senyawa Ionik
Senyawa ionik tersusun dari kation (ion positif) dan anion (ion negatif). Senyawa ini netral, jadi jumlah muatan positif harus sama dengan jumlah muatan negatif.
- Sebut: Sebut kation terlebih dahulu, lalu anion
- Tulis: Tulis simbol kation dan anion
- Tukar: Tukar angka muatan (tanpa tanda +/–) menjadi indeks (angka di kanan bawah) ion secara berlawanan
- Sederhanakan: Sederhanakan perbandingan jika mungkin (seperti menyederhanakan pecahan)
- Sebut: Natrium klorida
- Tulis: Na+ dan Cl–
- Tukar: Muatan Na+ = 1, muatan Cl– = 1
- Hasil: Na1Cl1 → disederhanakan menjadi NaCl
- Sebut: Kalsium oksida
- Tulis: Ca2+ dan O2–
- Tukar: Muatan Ca2+ = 2, muatan O2– = 2
- Hasil: Ca2O2 → disederhanakan (dibagi 2) menjadi CaO
- Sebut: Aluminium oksida
- Tulis: Al3+ dan O2–
- Tukar: Muatan Al3+ = 3, muatan O2– = 2, maka jumlah Al sebanyak 2 dan O sebanyak 3
- Hasil: Al2O3
- Sebut: Magnesium nitrat
- Tulis: Mg2+ dan NO3–
- Tukar: Muatan Mg2+ = 2, muatan NO3– = 1, maka jumlah Mg sebanyak 1 dan NO3– sebanyak 2
- Hasil: ika ion poliatom lebih dari 1, beri tanda kurung, Mg(NO3)2
- Tuliskan rumus kimia untuk senyawa yang terbentuk dari:
- Kalium (K+) dan bromin (Br–)
- Barium (Ba2+) dan iodin (I–)
- Aluminium (Al3+) dan sulfat (SO42–)
- Amonium (NH4+) dan fosfat (PO43–)
- Berapa banyak atom nitrogen dalam satu molekul senyawa dengan rumus (NH4)3PO4?

B. BILANGAN OKSIDASI (BILOKS)
Setelah mempelajari bab ini, kamu akan mampu:
- Memahami pengertian bilangan oksidasi
- Menerapkan aturan penentuan bilangan oksidasi
- Menentukan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa dan ion
B.1 Apa itu Bilangan Oksidasi?
Bilangan oksidasi (biloks) adalah muatan semu yang dimiliki oleh suatu atom dalam senyawa atau ion. Bilangan oksidasi bisa bernilai positif, negatif, atau nol.
B.2 Aturan Dasar Bilangan Oksidasi
Berikut adalah aturan utama yang HARUS dihafal untuk menentukan bilangan oksidasi:
| No. | Aturan | Contoh |
|---|---|---|
| 1 | Biloks unsur bebas (tidak bersenyawa) = 0 | Na, Fe, O2, H2, Cl2 → biloks = 0 |
| 2 | Biloks ion monoatom = muatan ionnya | Na+ → biloks = +1 Ca2+ → biloks = +2 Cl– → biloks = –1 |
| 3 | Biloks H umumnya = +1 | H2O, HCl, NH3 → biloks H = +1 |
| 4 | Biloks O umumnya = –2 | H2O, CO2, SO3 → biloks O = –2 |
| 5 | Biloks logam Golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs) = +1 | NaCl → biloks Na = +1 KBr → biloks K = +1 |
| 6 | Biloks logam Golongan IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba) = +2 | CaO → biloks Ca = +2 MgCl2 → biloks Mg = +2 |
| 7 | Biloks Aluminium (Al) = +3 | Al2O3 → biloks Al = +3 AlCl3 → biloks Al = +3 |
| 8 | Jumlah biloks semua atom dalam senyawa netral = 0 | H2O: (2 × biloks H) + (1 × biloks O) = 0 |
| 9 | Jumlah biloks semua atom dalam ion poliatom = muatan ion | SO42–: biloks S + (4 × biloks O) = –2 |
- Hidrida: Biloks H = –1 (contoh: NaH, CaH2)
- Peroksida: Biloks O = –1 (contoh: H2O2, Na2O2)
B.3 Cara Menentukan Bilangan Oksidasi
Ikuti langkah-langkah berikut untuk menentukan biloks suatu unsur dalam senyawa:
- Tulis biloks yang sudah diketahui:
- Biloks H = +1 (aturan 3)
- Biloks O = –2 (aturan 4)
- Biloks S = ? (yang akan dicari)
- Gunakan aturan 8: Jumlah biloks semua atom = 0
(2 × biloks H) + biloks S + (4 × biloks O) = 0 - Substitusi nilai yang diketahui:
(2 × +1) + biloks S + (4 × –2) = 0
2 + biloks S + (-8) = 0
- Selesaikan persamaan:
biloks S - 6 = 0
biloks S = +6
- Jadi, biloks S dalam H2SO4 adalah +6
- Tulis biloks yang sudah diketahui:
- Biloks O = –2 (aturan 4)
- Biloks Cr = ? (yang akan dicari)
- Muatan ion = –2 (diberikan)
- Gunakan aturan 9: Jumlah biloks semua atom = muatan ion
(2 × biloks Cr) + (7 × biloks O) = –2 - Substitusi nilai yang diketahui:
(2 × biloks Cr) + (7 × –2) = –2
(2 × biloks Cr) - 14 = –2
- Selesaikan persamaan:
2 × biloks Cr = –2 + 14
2 × biloks Cr = 12
biloks Cr = +6
- Jadi, biloks Cr dalam Cr2O72– adalah
+6
Untuk Fe2O3:
- Biloks O = –2
- Jumlah biloks = 0
- (2 × biloks Fe) + (3 × –2) = 0
- 2 × biloks Fe - 6 = 0
- 2 × biloks Fe = 6
- biloks Fe = +3
- Jadi, biloks Fe dalam Fe2O3 = +3
Untuk FeO:
- Biloks O = –2
- Jumlah biloks = 0
- biloks Fe + (–2) = 0
- biloks Fe = +2
- Jadi, biloks Fe dalam FeO = +2
Inilah mengapa kita perlu menyebut Fe2O3 sebagai Besi(III) oksida dan FeO sebagai Besi(II) oksida!
B.4 Biloks Unsur dalam Ion Poliatom Umum
Beberapa ion poliatom yang sering muncul dan biloks unsur pusatnya:
| Ion Poliatom | Nama | Biloks Unsur Pusat | Cara Menghitung |
|---|---|---|---|
| NO3– | Nitrat | N = +5 | N + (3×–2) = –1 → N – 6 = –1 → N = +5 |
| SO42– | Sulfat | S = +6 | S + (4×–2) = –2 → S – 8 = –2 → S = +6 |
| PO43– | Fosfat | P = +5 | P + (4×–2) = –3 → P – 8 = –3 → P = +5 |
| CO32– | Karbonat | C = +4 | C + (3×–2) = –2 → C – 6 = –2 → C = +4 |
| ClO3– | Klorat | Cl = +5 | Cl + (3×–2) = –1 → Cl – 6 = –1 → Cl = +5 |
Video-1, Tanpa Suara
Video-2, dengan Suara
- Tentukan biloks unsur yang digarisbawahi dalam senyawa berikut:
- KMnO4 (biloks Mn = ?)
- H3PO4 (biloks P = ?)
- Na2Cr2O7 (biloks Cr = ?)
- NH4Cl (biloks N = ?)
- Mengapa senyawa CuCl dan CuCl2 memiliki nama yang berbeda? Tentukan biloks Cu dalam masing-masing senyawa!
- Tentukan biloks S dalam: H2S, SO2, dan SO3
C. TATA NAMA SENYAWA (NOMENKLATUR)
Setelah mempelajari bab ini, kamu akan mampu:
- Memberi nama senyawa ionik dan kovalen sesuai aturan IUPAC
- Menulis rumus kimia dari nama senyawa
- Membedakan tata nama untuk asam, basa, dan garam
C.1 Tata Nama Senyawa Ionik
Senyawa ionik terbentuk dari kation (ion positif) dan anion (ion negatif).
- Nama senyawa = Nama KATION + Nama ANION
- Nama anion monoatom: nama unsur + akhiran "-ida"
Untuk logam Golongan IA, IIA, Al, Ag, Zn (hanya memiliki satu biloks):
| Rumus Kimia | Nama Senyawa | Penjelasan |
|---|---|---|
| NaCl | Natrium klorida | Na+ (natrium) + Cl– (klorida) |
| CaO | Kalsium oksida | Ca2+ (kalsium) + O2– (oksida) |
| AlCl3 | Aluminium klorida | Al3+ (aluminium) + Cl– (klorida) |
| AgBr | Perak bromida | Ag+ (perak) + Br– (bromida) |
| ZnS | Seng sulfida | Zn2+ (seng) + S2– (sulfida) |
Untuk logam transisi (Fe, Cu, Sn, Cr, Mn, dll) yang bisa memiliki lebih dari satu biloks:
Aturan: Sebut nama logam + (biloks dalam angka Romawi) + nama anion
| Rumus Kimia | Biloks Logam | Nama Senyawa |
|---|---|---|
| FeO | Fe = +2 | Besi(II) oksida |
| Fe2O3 | Fe = +3 | Besi(III) oksida |
| CuCl | Cu = +1 | Tembaga(I) klorida |
| CuCl2 | Cu = +2 | Tembaga(II) klorida |
| SnO | Sn = +2 | Timah(II) oksida |
| SnO2 | Sn = +4 | Timah(IV) oksida |
Jika anionnya adalah ion poliatom, sebut saja nama ion poliatomnya tanpa perubahan.
| Rumus Kimia | Nama Ion | Nama Senyawa |
|---|---|---|
| NaOH | Na+ + OH– | Natrium hidroksida |
| CaCO3 | Ca2+ + CO32– | Kalsium karbonat |
| NH4NO3 | NH4+ + NO3– | Amonium nitrat |
| FeSO4 | Fe2+ + SO42– | Besi(II) sulfat |
| Cu(NO3)2 | Cu2+ + NO3– | Tembaga(II) nitrat |
C.2 Tata Nama Senyawa Kovalen Biner
Senyawa kovalen biner terbentuk dari dua jenis nonlogam. Untuk senyawa ini, kita menggunakan awalan angka Yunani.
- Unsur pertama: sebut nama unsur + awalan (kecuali jika hanya 1 atom, awalan "mono-" dihilangkan)
- Unsur kedua: sebut nama unsur + awalan + akhiran "-ida"
| Jumlah Atom | Awalan | Contoh |
|---|---|---|
| 1 | mono- | CO = karbon monoksida |
| 2 | di- | CO2 = karbon dioksida |
| 3 | tri- | N2O3 = dinitrogen trioksida |
| 4 | tetra- | CCl4 = karbon tetraklorida |
| 5 | penta- | PCl5 = fosfor pentaklorida |
| 6 | heksa- | SF6 = belerang heksafluorida |
| Rumus Kimia | Nama Senyawa | Penjelasan |
|---|---|---|
| CO | Karbon monoksida | 1 C + 1 O (mono- untuk O, tapi mono- untuk C dihilangkan) |
| CO2 | Karbon dioksida | 1 C + 2 O |
| NO2 | Nitrogen dioksida | 1 N + 2 O (mono- untuk N dihilangkan) |
| N2O4 | Dinitrogen tetraoksida | 2 N + 4 O |
| PCl3 | Fosfor triklorida | 1 P + 3 Cl (mono- untuk P dihilangkan) |
| SF6 | Belerang heksafluorida | 1 S + 6 F (mono- untuk S dihilangkan) |
C.3 Tata Nama Asam, Basa, dan Garam
Asam adalah senyawa yang dalam air melepaskan ion H+. Namanya selalu diawali kata "asam".
| Jenis Asam | Rumus Kimia | Nama Asam | Anion yang Dihasilkan |
|---|---|---|---|
| Asam biner (tanpa O) | HCl | Asam klorida | Klorida (Cl–) |
| Asam biner (tanpa O) | H2S | Asam sulfida | Sulfida (S2–) |
| Asam oksi (mengandung O) | H2SO4 | Asam sulfat | Sulfat (SO42–) |
| Asam oksi (mengandung O) | HNO3 | Asam nitrat | Nitrat (NO3–) |
| Asam oksi (mengandung O) | H3PO4 | Asam fosfat | Fosfat (PO43–) |
Basa adalah senyawa yang dalam air melepaskan ion OH–. Namanya = nama kation + "hidroksida".
| Rumus Kimia | Nama Basa | Penjelasan |
|---|---|---|
| NaOH | Natrium hidroksida | Na+ (natrium) + OH– (hidroksida) |
| Ca(OH)2 | Kalsium hidroksida | Ca2+ (kalsium) + OH– (hidroksida) |
| Al(OH)3 | Aluminium hidroksida | Al3+ (aluminium) + OH– (hidroksida) |
| Fe(OH)2 | Besi(II) hidroksida | Fe2+ (besi(II)) + OH– (hidroksida) |
Garam adalah senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan basa. Namanya = nama kation + nama anion.
| Asal Garam | Rumus Kimia | Nama Garam |
|---|---|---|
| HCl + NaOH → | NaCl | Natrium klorida |
| H2SO4 + 2NaOH → | Na2SO4 | Natrium sulfat |
| HNO3 + KOH → | KNO3 | Kalium nitrat |
| H3PO4 + 3NaOH → | Na3PO4 | Natrium fosfat |
C.4 Tata Nama Hidrat
Hidrat adalah senyawa yang mengikat molekul air dalam strukturnya. Namanya = nama senyawa + awalan angka + "hidrat".
| Rumus Kimia | Nama | Penjelasan |
|---|---|---|
| CuSO4·5H2O | Tembaga(II) sulfat pentahidrat | 1 CuSO4 + 5 H2O |
| Na2CO3·10H2O | Natrium karbonat dekahidrat | 1 Na2CO3 + 10 H2O |
| MgSO4·7H2O | Magnesium sulfat heptahidrat | 1 MgSO4 + 7 H2O |
Contoh Lebih Lanjut Soal Tata Nama Senyawa Anorganik
Level 1:
Nama ↔ Rumus untuk Senyawa Sederhana
Soal 1:
Tuliskan rumus kimia dari "natrium klorida"
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
NaCl
Pembahasan:
Natrium (Na) membentuk ion Na+ dan klorin (Cl) membentuk ion
Cl–. Karena muatannya sudah seimbang (1+ dan 1–), rumusnya adalah NaCl.
Soal 2:
Tuliskan rumus kimia dari "kalsium oksida"
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
CaO
Pembahasan:
Kalsium (Ca) membentuk ion Ca2+ dan oksigen (O) membentuk ion
O2–. Muatan 2+ dan 2– sudah seimbang, sehingga rumusnya adalah CaO.
Soal 3:
Tuliskan rumus kimia dari "aluminium sulfat"
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
Al2(SO4)3
Pembahasan:
Aluminium (Al) membentuk ion Al3+. Ion sulfat adalah
SO42–. Untuk menyeimbangkan muatan, dibutuhkan 2 ion Al3+ (total +6)
dan 3 ion SO42– (total –6).
Soal 4:
Tuliskan rumus kimia dari "amonium karbonat"
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
(NH4)2CO3
Pembahasan:
Ion amonium adalah NH4+ dan ion karbonat adalah
CO32–. Dibutuhkan 2 ion NH4+ (total +2) untuk menyeimbangkan
1 ion CO32– (total –2).
Soal 5:
Tuliskan rumus kimia dari "asam sulfat"
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
H2SO4
Pembahasan:
Asam sulfat berasal dari ion sulfat SO42– dengan
tambahan 2 ion H+ untuk menetralkan muatan. Rumusnya adalah H2SO4.
Soal 6:
Berikan nama IUPAC untuk senyawa KBr
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
Kalium bromida
Pembahasan:
K adalah simbol untuk kalium (K+) dan Br adalah simbol untuk bromin
(Br–). Senyawa ionik biner dinamai dengan nama kation diikuti nama anion dengan akhiran
"–ida".
Soal 7:
Berikan nama IUPAC untuk senyawa Mg(OH)2
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
Magnesium hidroksida
Pembahasan:
Mg adalah magnesium (Mg2+) dan OH adalah ion hidroksida
(OH–). Dibutuhkan 2 ion OH– untuk menetralkan 1 ion Mg2+.
Soal 8:
Berikan nama IUPAC untuk senyawa CO2
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
Karbon dioksida
Pembahasan:
CO2 adalah senyawa kovalen biner antara karbon dan oksigen. Untuk
senyawa kovalen, digunakan prefiks numerik (di– = 2) untuk menunjukkan jumlah atom oksigen.
Soal 9:
Berikan nama IUPAC untuk senyawa N2O3
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
Dinitrogen trioksida
Pembahasan:
Senyawa kovalen biner dengan 2 atom nitrogen (di–) dan 3 atom oksigen
(tri–). Unsur yang lebih elektropositif (nitrogen) disebut pertama.
Soal 10:
Berikan nama IUPAC untuk senyawa HCl
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
Asam klorida (atau hidrogen klorida)
Pembahasan:
HCl dapat dinamai sebagai senyawa biner "hidrogen klorida" atau sebagai asam
"asam klorida" ketika dilarutkan dalam air. Dalam konteks asam, tidak digunakan prefiks "mono–".
Level 2: Identifikasi Kesalahan dalam Penamaan dan Perbaiki
Soal 1:
Perbaiki nama "natrium klorat" untuk senyawa NaCl
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
Natrium klorida
Pembahasan:
"Klorat" merujuk pada ion ClO3–, sedangkan NaCl
mengandung ion Cl– (klorida). Nama yang benar adalah natrium klorida.
Soal 2:
Perbaiki nama "kalsium sulfit" untuk senyawa CaSO4
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
Kalsium sulfat
Pembahasan:
"Sulfit" merujuk pada ion SO32–, sedangkan
CaSO4 mengandung ion SO42– (sulfat). Nama yang benar adalah kalsium
sulfat.
Soal 3:
Perbaiki nama "besi oksida" untuk senyawa Fe2O3
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
Besi(III) oksida
Pembahasan:
Besi memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi (Fe2+ dan
Fe3+). Fe2O3 mengandung besi dengan biloks +3, sehingga harus ditunjukkan
dengan angka Romawi:
besi(III) oksida.
Soal 4:
Perbaiki nama "tembaga sulfida" untuk senyawa CuS
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
Tembaga(II) sulfida
Pembahasan:
Tembaga memiliki dua bilangan oksidasi umum (+1 dan +2). Dalam CuS, sulfur
memiliki biloks –2, sehingga tembaga harus memiliki biloks +2. Nama yang benar adalah tembaga(II) sulfida.
Soal 5:
Perbaiki nama "amonium hidroksida" untuk senyawa NH4OH
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
Amonium hidroksida (nama sudah benar, tetapi perlu penjelasan)
Pembahasan:
Nama ini sebenarnya sudah benar secara tradisional, namun dalam IUPAC modern,
senyawa ini lebih tepat digambarkan sebagai larutan amonia dalam air. Tapi untuk tujuan pembelajaran sekolah,
"amonium hidroksida" masih diterima.
Soal 6:
Perbaiki nama "asam nitrat" untuk senyawa HNO2
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
Asam nitrit
Pembahasan:
"Asam nitrat" adalah nama untuk HNO3. Untuk HNO2, yang
mengandung ion nitrit (NO2–), nama yang benar adalah "asam nitrit".
Soal 7:
Perbaiki nama "karbon monooksida" untuk senyawa CO
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
Karbon monoksida
Pembahasan:
Nama yang benar adalah "karbon monoksida", bukan "monooksida". Awalan
"mono–" tetap diikuti dengan "oksida" tanpa sisipan "o" tambahan.
Soal 8:
Perbaiki nama "magnesium oksida" untuk senyawa MgO2
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
Magnesium peroksida
Pembahasan:
MgO adalah magnesium oksida. Untuk MgO2, yang mengandung ion peroksida
O22–, nama yang benar adalah magnesium peroksida.
Soal 9:
Perbaiki nama "seng klorida" untuk senyawa ZnCl
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
Seng(II) klorida atau Seng klorida (tetapi rumusnya harus ZnCl2)
Pembahasan:
Seng biasanya memiliki biloks +2. Rumus ZnCl tidak seimbang muatannya
(Zn2+ dan Cl– seharusnya menjadi ZnCl2). Jika yang dimaksud adalah
ZnCl2, nama "seng klorida" dapat diterima karena seng hanya memiliki satu bilangan oksidasi umum
(+2).
Soal 10:
Perbaiki nama "aluminium klorat" untuk senyawa Al(ClO3)3
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
Aluminium klorat (nama sudah benar)
Pembahasan:
Nama ini sudah benar. Aluminium (Al3+) dengan ion klorat
(ClO3–) membutuhkan rasio 1:
3, sesuai dengan rumus Al(ClO3)3.
Level 3:
Penamaan dengan Bilangan Oksidasi dan Sebaliknya
Soal 1:
Berikan nama IUPAC untuk senyawa FeCl2
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
Besi(II) klorida
Pembahasan:
Dalam FeCl2, klorin memiliki biloks –1 (total –2 untuk 2
atom Cl), sehingga besi harus memiliki biloks +2 untuk menetralkan muatan. Ditulis sebagai besi(II) klorida.
Soal 2:
Berikan nama IUPAC untuk senyawa FeCl3
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
Besi(III) klorida
Pembahasan:
Dalam FeCl3, 3 atom klorin dengan biloks –1 masing–masing
memberikan total –3, sehingga besi harus memiliki biloks +3. Ditulis sebagai besi(III) klorida.
Soal 3:
Berikan nama IUPAC untuk senyawa Cu2O
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
Tembaga(I) oksida
Pembahasan:
Dalam Cu2O, oksigen memiliki biloks –2. Dua atom tembaga total
harus memberikan +2, sehingga masing–masing tembaga memiliki biloks +1. Ditulis sebagai tembaga(I) oksida.
Soal 4:
Berikan nama IUPAC untuk senyawa CuO
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
Tembaga(II) oksida
Pembahasan:
Dalam CuO, oksigen memiliki biloks –2, sehingga tembaga harus memiliki
biloks +2 untuk menetralkan muatan. Ditulis sebagai tembaga(II) oksida.
Soal 5:
Tuliskan rumus kimia untuk "kromium(III) klorida"
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
CrCl3
Pembahasan:
Kromium(III) berarti Cr dengan biloks +3. Klorida adalah Cl–.
Dibutuhkan 3 ion Cl– untuk menetralkan 1 ion Cr3+, sehingga rumusnya
CrCl3.
Soal 6:
Tuliskan rumus kimia untuk "timah(IV) oksida"
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
SnO2
Pembahasan:
Timah(IV) berarti Sn dengan biloks +4. Oksida adalah O2–.
Dibutuhkan 2 ion O2– (total –4) untuk menetralkan 1 ion Sn4+, sehingga
rumusnya SnO2.
Soal 7:
Berikan nama IUPAC untuk senyawa MnO2
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
Mangan(IV) oksida
Pembahasan:
Dalam MnO2, oksigen memiliki biloks –2 (total –4 untuk 2
atom O), sehingga mangan harus memiliki biloks +4. Ditulis sebagai mangan(IV) oksida.
Soal 8:
Berikan nama IUPAC untuk senyawa PbO2
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
Timbal(IV) oksida
Pembahasan:
Dalam PbO2, oksigen memiliki biloks –2 (total –4 untuk 2
atom O), sehingga timbal harus memiliki biloks +4. Ditulis sebagai timbal(IV) oksida.
Soal 9:
Tuliskan rumus kimia untuk "nikel(II) sulfat"
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
NiSO4
Pembahasan:
Nikel(II) berarti Ni dengan biloks +2. Sulfat adalah
SO42–. Muatan +2 dan –2 sudah seimbang, sehingga rumusnya NiSO4.
Soal 10:
Tentukan bilangan oksidasi kromium dalam senyawa K2Cr2O7 dan berikan
nama yang tepat
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
Kromium(VI) dalam kalium dikromat
Pembahasan:
Dalam K2Cr2O7:
K memiliki biloks +1 (total +2
untuk 2 atom K), O memiliki biloks –2 (total –14 untuk 7 atom O). Total biloks senyawa = 0,
sehingga:
2 + 2x – 14 = 0 → 2x = 12 → x = +6. Setiap atom Cr memiliki biloks +6. Nama senyawa ini adalah
kalium dikromat (nama trivial yang diterima). Nama sistematisnya adalah kalium dikromat(VI).
Level 4:
Penamaan dari Deskripsi atau Penulisan Rumus dari Deskripsi
Soal 1:
Tuliskan rumus untuk "garam yang mengandung besi dengan biloks +3 dan ion sulfat"
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
Fe2(SO4)3
Pembahasan:
Besi dengan biloks +3 adalah Fe3+. Ion sulfat adalah
SO42–. Untuk menyeimbangkan muatan, dibutuhkan 2 ion Fe3+ (total +6) dan
3 ion SO42– (total –6).
Soal 2:
Tuliskan rumus untuk "senyawa yang mengandung tembaga dengan biloks +1 dan ion nitrat"
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
CuNO3
Pembahasan:
Tembaga(I) adalah Cu+. Ion nitrat adalah
NO3–. Muatan +1 dan –1 sudah seimbang, sehingga rumusnya CuNO3.
Perhatikan bahwa tembaga(I) nitrat sebenarnya lebih stabil sebagai Cu2(NO3)2
tetapi sering ditulis sebagai CuNO3 untuk kesederhanaan stoikiometri.
Soal 3:
Berikan nama untuk "senyawa dengan rumus [Co(H2O)6]Cl2"
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
Heksaaquakobalt(II) klorida
Pembahasan:
Senyawa koordinasi dengan 6 ligan air (aqua) terikat pada ion kobalt. Muatan total
kompleks:
Cl2 memberikan 2 ion Cl– (total –2), sehingga ion kompleks
[Co(H2O)6] harus bermuatan +2. Jika kompleks bermuatan +2 dan netral dengan 6 ligan air
netral, maka kobalt harus memiliki biloks +2. Nama:
heksaaquakobalt(II) klorida.
Soal 4:
Tuliskan rumus untuk "natrium tetrahidroksoaluminat(III)"
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
Na[Al(OH)4]
Pembahasan:
Ion kompleks tetrahidroksoaluminat(III) berarti
[Al(OH)4]– (aluminium dengan biloks +3 terikat pada 4 ion OH–,
total muatan kompleks = +3 + 4(–1) = –1). Natrium (Na+) menetralkan muatan –1 ini,
sehingga rumusnya Na[Al(OH)4].
Soal 5:
Berikan nama untuk "asam yang berasal dari ion fosfat"
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
Asam fosfat
Pembahasan:
Ion fosfat adalah PO43–. Asam yang berasal dari ion
dengan akhiran "–at" diberi nama dengan akhiran "–at" diganti menjadi "–at" untuk bahasa
Indonesia atau "–ic acid" untuk bahasa Inggris. Jadi, PO43– → asam fosfat
(H3PO4).
Soal 6:
Tuliskan rumus untuk "kalium permanganat(VII)"
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
KMnO4
Pembahasan:
Permanganat(VII) menunjukkan bahwa mangan memiliki bilangan oksidasi +7 dalam ion
ini. Ion permanganat adalah MnO4–. Kalium (K+) menetralkan muatan
–1, sehingga rumusnya KMnO4.
Soal 7:
Berikan nama untuk "senyawa hidrat dengan rumus CuSO4·5H2O"
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
Tembaga(II) sulfat pentahidrat
Pembahasan:
Senyawa ini adalah tembaga(II) sulfat dengan 5 molekul air terhidrasi. Tembaga
dalam CuSO4 memiliki biloks +2 (karena SO42–). "Penta–" berarti 5,
dan "hidrat" berarti air terikat.
Soal 8:
Tuliskan rumus untuk "amonium dikromat(VI)"
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
(NH4)2Cr2O7
Pembahasan:
Ion dikromat(VI) adalah Cr2O72– (kromium
dengan biloks +6). Ion amonium adalah NH4+. Dibutuhkan 2 ion NH4+
untuk menetralkan 1 ion Cr2O72–.
Soal 9:
Berikan nama untuk "senyawa yang mengandung ion kalium, ion besi dengan biloks +3, dan ion sianida"
(dengan rasio yang sesuai)
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
Kalium heksasianoferrat(III)
Pembahasan:
Ion kompleks yang terbentuk adalah [Fe(CN)6]3–
(besi(III) dengan 6 ligan sianida). Kalium (K+) diperlukan 3 buah untuk menetralkan muatan, sehingga
rumusnya K3[Fe(CN)6]. Namanya:
kalium heksasianoferrat(III). Perhatikan bahwa untuk ion
kompleks bermuatan negatif, nama logam diberi akhiran "–at".
Soal 10:
Tuliskan rumus untuk "asam yang satu tingkat oksidasinya di bawah asam klorat"
Lihat Jawaban & Pembahasan
Jawaban:
HClO2 (asam klorit)
Pembahasan:
Asam klorat adalah HClO3 (Cl biloks +5). Satu tingkat oksidasi di bawah
berarti biloks Cl = +3, yaitu asam klorit (HClO2). Urutan asam okso klorin:
asam perklorat
(HClO4, Cl +7) > asam klorat (HClO3, Cl +5) > asam klorit (HClO2, Cl +3) > asam
hipoklorit (HClO, Cl +1).
Ringkasan Tingkat Kesulitan
- Level 1:
Dasar – konversi langsung nama dan rumus untuk senyawa dengan ion bermuatan tunggal atau senyawa kovalen sederhana. - Level 2:
Pemahaman konsep – mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan umum dalam penamaan. - Level 3:
Aplikasi – penamaan senyawa logam transisi dengan bilangan oksidasi berganda. - Level 4:
Analisis dan sintesis – menerjemahkan deskripsi verbal menjadi rumus atau nama, termasuk senyawa kompleks dan senyawa dengan informasi tidak langsung.
- Berikan nama untuk senyawa-senyawa berikut:
- KBr
- FeCl3
- N2O5
- Ca(OH)2
- Al(NO3)3
- H2CO3
- Tulis rumus kimia untuk senyawa-senyawa berikut:
- Natrium karbonat
- Besi(III) sulfat
- Asam fosfat
- Karbon tetraklorida
- Magnesium nitrat heksahidrat
- Mengapa FeSO4 dinamakan Besi(II) sulfat, bukan Besi sulfat saja?
D. PERSAMAAN REAKSI KIMIA
Setelah mempelajari bab ini, kamu akan mampu:
- Memahami makna persamaan reaksi kimia
- Menyetarakan persamaan reaksi kimia sederhana
- Menggunakan simbol keadaan dalam persamaan reaksi
D.1 Apa itu Persamaan Reaksi Kimia?
Persamaan reaksi kimia adalah cara untuk menggambarkan suatu reaksi kimia dengan menggunakan rumus kimia.
- Reaktan: Zat-zat yang bereaksi (di sebelah kiri tanda panah)
- Produk: Zat-zat hasil reaksi (di sebelah kanan tanda panah)
- Tanda panah (→): Menunjukkan arah reaksi, dibaca "menghasilkan" atau "bereaksi menjadi"
Artinya: 2 molekul hidrogen bereaksi dengan 1 molekul oksigen menghasilkan 2 molekul air.
D.2 Hukum Kekekalan Massa dan Penyeteraan Reaksi
Menurut Hukum Lavoisier (Hukum Kekekalan Massa): "Massa zat sebelum reaksi sama dengan massa zat setelah reaksi".
Konsekuensinya: Jumlah atom setiap unsur di ruas kiri (reaktan) harus sama dengan jumlah atom setiap unsur di ruas kanan (produk).
Langkah 1: Tulis kerangka reaksi (belum setara):
Langkah 2: Hitung atom di kiri dan kanan:
| Unsur | Jumlah Atom di Kiri | Jumlah Atom di Kanan | Status |
|---|---|---|---|
| C | 1 (dari CH4) | 1 (dari CO2) | Sudah sama |
| H | 4 (dari CH4) | 2 (dari H2O) | Belum sama |
| O | 2 (dari O2) | 3 (2 dari CO2 + 1 dari H2O) | Belum sama |
Langkah 3: Setarakan satu per satu:
- Setarakan H terlebih dahulu (biasanya yang muncul sekali di setiap ruas):
CH4 + O2 → CO2 + 2H2O
Sekarang H: kiri 4, kanan 4 (dari 2H2O → 2 × 2=4)
- Sekarang O belum setara:
- O di kanan: dari CO2 = 2, dari 2H2O = 2, total = 4
- O di kiri: dari O2 = 2 (tapi kita perlu 4)
- Maka kita perlu 2O2 (2 × 2=4 atom O)
- Hasil akhir yang setara:
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
Langkah 4: Cek ulang semua atom:
| Unsur | Kiri | Kanan | Status |
|---|---|---|---|
| C | 1 | 1 | Sama |
| H | 4 | 4 (2 × 2) | Sama |
| O | 4 (2 × 2) | 4 (2 + 2) | Sama |
D.3 Strategi Menyetarakan Persamaan Reaksi
- Tulis rumus kimia yang benar untuk semua reaktan dan produk
- Hitung jumlah atom setiap unsur di kiri dan kanan
- Mulai setarakan dengan koefisien (jangan ubah indeks!)
- Prioritas: Setarakan:
- Unsur logam
- Unsur nonlogam (selain H dan O)
- Hidrogen (H)
- Oksigen (O) terakhir
- Cek ulang semua atom
- Sederhanakan koefisien jika mungkin (bagi dengan FPB)
Deskripsi reaksi: Aluminium padat bereaksi dengan larutan asam klorida menghasilkan larutan aluminium klorida dan gas hidrogen.
Langkah 1: Tulis rumus kimia:
Langkah 2: Hitung atom:
| Unsur | Kiri | Kanan | Status |
|---|---|---|---|
| Al | 1 | 1 | Sama |
| H | 1 | 2 | Belum sama |
| Cl | 1 | 3 | Belum sama |
Langkah 3: Setarakan:
- Setarakan Cl terlebih dahulu (nonlogam):
Al + 3HCl → AlCl3 + H2
Sekarang Cl: kiri 3, kanan 3
- Sekarang H: kiri 3, kanan 2 → belum setara
2Al + 6HCl → 2AlCl3 + 3H2
Dengan mencoba 2Al, kita dapatkan hasil yang setara
Langkah 4: Cek ulang:
| Unsur | Kiri | Kanan | Status |
|---|---|---|---|
| Al | 2 | 2 | Sama |
| H | 6 | 6 (3 × 2) | Sama |
| Cl | 6 | 6 (2 × 3) | Sama |
Hasil akhir:
D.4 Simbol Keadaan Zat
Untuk memberikan informasi lengkap, kita menambahkan simbol keadaan zat dalam tanda kurung setelah rumus kimia.
| Simbol | Kepanjangan | Arti | Contoh |
|---|---|---|---|
| (s) | solid | Padat | Fe(s), NaCl(s) |
| (l) | liquid | Cair | H2O(l), Br2(l) |
| (g) | gas | Gas | O2(g), CO2(g) |
| (aq) | aqueous | Larutan dalam air | NaCl(aq), HCl(aq) |
Artinya: Aluminium padat bereaksi dengan larutan asam klorida menghasilkan larutan aluminium klorida dan gas hidrogen.
D.5 Makna Koefisien dalam Persamaan Reaksi
Koefisien dalam persamaan reaksi memiliki beberapa makna penting:
- Perbandingan partikel:
- 2 molekul H2 bereaksi dengan 1 molekul O2 menghasilkan 2 molekul H2O
- Perbandingan H2 : O2 : H2O = 2 : 1 : 2
- Perbandingan mol (akan dipelajari lebih lanjut):
- 2 mol H2 bereaksi dengan 1 mol O2 menghasilkan 2 mol H2O
- Perbandingan volume gas (pada suhu dan tekanan sama):
- 2 volume H2 bereaksi dengan 1 volume O2 menghasilkan 2 volume H2O (dalam bentuk uap)
- Setarakan persamaan reaksi berikut:
- N2 + H2 → NH3
- Fe + O2 → Fe2O3
- CaCO3 + HCl → CaCl2 + H2O + CO2
- C4H10 + O2 → CO2 + H2O
- Tuliskan persamaan reaksi setara untuk:
- Pembakaran magnesium: Magnesium padat bereaksi dengan gas oksigen menghasilkan magnesium oksida padat.
- Reaksi logam seng dengan larutan asam sulfat menghasilkan larutan seng sulfat dan gas hidrogen.
- Berapa perbandingan molekul N2 : H2 : NH3 dalam reaksi pembentukan amonia yang sudah kamu setarakan?

Tidak ada komentar:
Posting Komentar