Materi Kimia: Titrasi Asam-Basa

Senin, 08 Desember 2025

Sebagai puncak dari pembelajaran asam-basa, kita akan mempelajari titrasi, sebuah teknik analisis kimia yang digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa yang tidak diketahui. Titrasi asam-basa tidak hanya penting dalam laboratorium kimia, tetapi juga memiliki aplikasi luas dalam industri makanan, farmasi, dan pengolahan air.

Dalam bagian terakhir ini, kita akan memahami prinsip dasar titrasi, mempelajari berbagai jenis kurva titrasi berdasarkan kekuatan asam dan basa yang dititrasi, serta menguasai perhitungan-perhitungan yang terkait dengan titrasi, termasuk strategi penyelesaian soal-soal kompleks yang sering muncul dalam ujian.

1. Konsep Dasar Titrasi Asam-Basa

Definisi Titrasi Asam-Basa

Titrasi asam-basa adalah teknik analisis kimia untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa dengan cara mereaksikannya dengan larutan basa atau asam yang konsentrasinya diketahui (larutan standar). Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna indikator atau perubahan sifat fisik lainnya.

Komponen Utama Titrasi:

  1. Titran: Larutan standar dengan konsentrasi diketahui yang ditempatkan dalam buret
  2. Titrat (Analit): Larutan yang konsentrasinya akan ditentukan, ditempatkan dalam erlenmeyer
  3. Indikator Asam-Basa: Zat yang berubah warna pada rentang pH tertentu
  4. Buret: Alat untuk mengukur volume titran yang ditambahkan
  5. Erlenmeyer: Tempat titrat, biasanya ditambahkan indikator

Prinsip Dasar Titrasi Asam-Basa

Pada titik ekuivalen (stoikiometri), jumlah ekivalen asam sama dengan jumlah ekivalen basa:

$$ n_{\text{asam}} \times a = n_{\text{basa}} \times b $$

dimana:

  • $n$ = mol asam atau basa
  • $a$ = valensi asam (jumlah H⁺ yang dapat dilepaskan)
  • $b$ = valensi basa (jumlah OH⁻ yang dapat dilepaskan)

Bentuk yang lebih umum:

$$ M_{\text{asam}} \times V_{\text{asam}} \times a = M_{\text{basa}} \times V_{\text{basa}} \times b $$

2. Jenis-Jenis Titrasi Asam-Basa

1. Asam Kuat vs Basa Kuat

Contoh: HCl vs NaOH, HNO₃ vs KOH

Ciri:

  • Titik ekuivalen pada pH = 7
  • Kurva titrasi simetris
  • Perubahan pH tajam di sekitar titik ekuivalen (pH 3-11)
  • Banyak indikator cocok (fenolftalein, metil merah)

2. Asam Kuat vs Basa Lemah

Contoh: HCl vs NH₃, HNO₃ vs CH₃NH₂

Ciri:

  • Titik ekuivalen pada pH < 7 (asam)
  • Kurva tidak simetris
  • Perubahan pH kurang tajam
  • Indikator: metil merah (pH 4,2-6,3)

3. Asam Lemah vs Basa Kuat

Contoh: CH₃COOH vs NaOH, HCOOH vs KOH

Ciri:

  • Titik ekuivalen pada pH > 7 (basa)
  • Kurva tidak simetris
  • Daerah penyangga sebelum titik ekuivalen
  • Indikator: fenolftalein (pH 8,3-10,0)

4. Asam Lemah vs Basa Lemah

Contoh: CH₃COOH vs NH₃, HCN vs CH₃NH₂

Ciri:

  • Tidak ada perubahan pH tajam
  • Sulit menentukan titik ekuivalen
  • Jarang dilakukan (tidak praktis)
  • Titik ekuivalen pada pH tergantung Kₐ/Kբ

3. Indikator Asam-Basa

Definisi Indikator Asam-Basa

Indikator asam-basa adalah senyawa organik kompleks yang berubah warna tergantung pH larutan. Indikator merupakan asam atau basa lemah yang memiliki warna berbeda untuk bentuk terprotonasi dan terdeprotonasi.

Indikator Rentang pH Warna Asam Warna Basa pKIn Penggunaan Umum
Metil Jingga 3,1 - 4,4 Merah Kuning 3,7 Titrasi asam kuat-basa kuat (akhir)
Metil Merah 4,2 - 6,3 Merah Kuning 5,0 Asam kuat-basa lemah
Bromtimol Biru 6,0 - 7,6 Kuning Biru 7,1 Titrasi netral (pH 7)
Fenolftalein (PP) 8,3 - 10,0 Tidak berwarna Merah muda 9,3 Asam lemah-basa kuat, asam kuat-basa kuat
Alizarin Kuning 10,1 - 12,0 Kuning Merah 11,0 Titrasi basa kuat

Aturan Pemilihan Indikator: Pilih indikator yang memiliki rentang perubahan warna (transisi) berada dalam daerah perubahan pH tajam pada kurva titrasi. Titik tengah rentang indikator (pKIn) sebaiknya mendekati pH titik ekuivalen.

4. Perhitungan Titrasi Dasar

Rumus Dasar Titrasi

Pada titik ekuivalen:

$$ M_a \times V_a \times a = M_b \times V_b \times b $$

dimana:

  • Ma, Mb = molaritas asam dan basa
  • Va, Vb = volume asam dan basa (L atau mL)
  • a, b = valensi asam dan basa

Untuk monoprotik-monovalen (a = b = 1):

$$ M_a \times V_a = M_b \times V_b $$

Contoh 1: Titrasi Asam Kuat-Basa Kuat (Monoprotik)

Sebanyak 25 mL HCl dititrasi dengan NaOH 0,1 M. Titik akhir titrasi tercapai setelah penambahan 30 mL NaOH. Hitung konsentrasi HCl!

Langkah 1: Tulis persamaan reaksi

HCl + NaOH → NaCl + H2O

Perbandingan mol = 1:1 (monoprotik-monovalen)

Langkah 2: Gunakan rumus titrasi

$$ \begin{aligned} M_a \times V_a &= M_b \times V_b \\ M_{\text{HCl}} \times 25 \text{ mL} &= 0,1 \times 30 \text{ mL} \\ M_{\text{HCl}} &= \frac{0,1 \times 30}{25} \\ M_{\text{HCl}} &= 0,12 \text{ M} \end{aligned} $$

Jawaban: Konsentrasi HCl adalah 0,12 M

Contoh 2: Titrasi Asam Diprotik-Basa Kuat

Sebanyak 20 mL H2SO4 dititrasi dengan NaOH 0,1 M. Titik akhir titrasi tercapai setelah penambahan 40 mL NaOH. Hitung konsentrasi H2SO4!

Langkah 1: Tulis persamaan reaksi

H2SO4 + 2NaOH → Na2SO4 + 2H2O

Perbandingan mol = 1:2 (asam diprotik, basa monovalen)

Langkah 2: Gunakan rumus titrasi dengan valensi

$$ \begin{aligned} M_a \times V_a \times a &= M_b \times V_b \times b \\ M_{\text{H}_2\text{SO}_4} \times 20 \times 2 &= 0,1 \times 40 \times 1 \\ 40 \times M_{\text{H}_2\text{SO}_4} &= 4 \\ M_{\text{H}_2\text{SO}_4} &= \frac{4}{40} = 0,1 \text{ M} \end{aligned} $$

Jawaban: Konsentrasi H2SO4 adalah 0,1 M

Contoh 3: Titrasi Basa Diprotik-Asam Kuat

Sebanyak 15 mL Ca(OH)2 dititrasi dengan HCl 0,2 M. Titik akhir titrasi tercapai setelah penambahan 30 mL HCl. Hitung konsentrasi Ca(OH)2!

Langkah 1: Tulis persamaan reaksi

Ca(OH)2 + 2HCl → CaCl2 + 2H2O

Perbandingan mol = 1:2 (basa diprotik, asam monoprotik)

Langkah 2: Gunakan rumus titrasi

$$ \begin{aligned} M_a \times V_a \times a &= M_b \times V_b \times b \\ 0,2 \times 30 \times 1 &= M_{\text{Ca(OH)}_2} \times 15 \times 2 \\ 6 &= 30 \times M_{\text{Ca(OH)}_2} \\ M_{\text{Ca(OH)}_2} &= \frac{6}{30} = 0,2 \text{ M} \end{aligned} $$

Jawaban: Konsentrasi Ca(OH)2 adalah 0,2 M

5. Strategi Penyelesaian Soal Titrasi

Strategi Umum Penyelesaian Soal Titrasi

  1. Identifikasi jenis titrasi (asam kuat-basa kuat, asam kuat-basa lemah, dll)
  2. Tulis persamaan reaksi setara dan tentukan perbandingan mol
  3. Hitung mol titran yang digunakan sampai titik ekuivalen
  4. Gunakan perbandingan mol untuk menghitung mol titrat
  5. Hitung konsentrasi titrat dengan rumus M = mol/volume
  6. Untuk soal pH, identifikasi posisi relatif terhadap titik ekuivalen

Strategi Khusus Berdasarkan Jenis Titrasi

A. Asam Kuat vs Basa Kuat

Karakteristik: Titik ekuivalen pH = 7

Strategi:

  • Sebelum TE: Hitung sisa asam/basa, pH = -log[H⁺] atau 14 + log[OH⁻]
  • Pada TE: pH = 7 (netral)
  • Sesudah TE: Hitung kelebihan basa/asam

B. Asam Kuat vs Basa Lemah

Karakteristik: Titik ekuivalen pH < 7 (asam)

Strategi:

  • Sebelum TE: Campuran basa lemah dan garamnya (penyangga basa)
  • Pada TE: Garam dari asam kuat + basa lemah (hidrolisis, pH asam)
  • Sesudah TE: Kelebihan asam kuat

C. Asam Lemah vs Basa Kuat

Karakteristik: Titik ekuivalen pH > 7 (basa)

Strategi:

  • Sebelum TE: Campuran asam lemah dan garamnya (penyangga asam)
  • Pada TE: Garam dari asam lemah + basa kuat (hidrolisis, pH basa)
  • Sesudah TE: Kelebihan basa kuat

6. Contoh Perhitungan pH pada Berbagai Titik Titrasi

Contoh 1: Titrasi Asam Kuat-Basa Kuat (Perhitungan pH)

25 mL HCl 0,1 M dititrasi dengan NaOH 0,1 M. Hitung pH saat:

a) Sebelum penambahan NaOH
b) Setelah penambahan 10 mL NaOH
c) Pada titik ekuivalen (TE)
d) Setelah penambahan 30 mL NaOH

a) Sebelum penambahan NaOH (0 mL NaOH):

Larutan hanya HCl 0,1 M

$$ \begin{aligned} [H^+] &= 0,1 \text{ M} \\ \text{pH} &= -\log(0,1) = 1 \end{aligned} $$

b) Setelah 10 mL NaOH:

Mol HCl awal = 0,1 × 0,025 = 0,0025 mol

Mol NaOH ditambahkan = 0,1 × 0,01 = 0,001 mol

Sisa HCl = 0,0025 - 0,001 = 0,0015 mol

Volume total = 25 + 10 = 35 mL = 0,035 L

$$ \begin{aligned} [H^+] &= \frac{0,0015}{0,035} = 0,04286 \text{ M} \\ \text{pH} &= -\log(0,04286) = 1,368 \end{aligned} $$

c) Pada titik ekuivalen:

Terbentuk NaCl (garam netral) dalam air

$$ \text{pH} = 7 $$

d) Setelah 30 mL NaOH:

Mol NaOH total = 0,1 × 0,03 = 0,003 mol

Kelebihan NaOH = 0,003 - 0,0025 = 0,0005 mol

Volume total = 25 + 30 = 55 mL = 0,055 L

$$ \begin{aligned} [OH^-] &= \frac{0,0005}{0,055} = 0,00909 \text{ M} \\ \text{pOH} &= -\log(0,00909) = 2,041 \\ \text{pH} &= 14 - 2,041 = 11,959 \approx 12,0 \end{aligned} $$

Contoh 2: Titrasi Asam Lemah-Basa Kuat (CH₃COOH vs NaOH)

25 mL CH₃COOH 0,1 M (Kₐ = 1,8×10⁻⁵) dititrasi dengan NaOH 0,1 M. Hitung pH saat:

a) Sebelum titrasi
b) Setelah 12,5 mL NaOH (setengah netralisasi)
c) Pada titik ekuivalen

a) Sebelum titrasi (0 mL NaOH):

Larutan hanya CH₃COOH 0,1 M (asam lemah)

$$ \begin{aligned} [H^+] &= \sqrt{K_a \times M} = \sqrt{1,8 \times 10^{-5} \times 0,1} \\ &= \sqrt{1,8 \times 10^{-6}} = 1,34 \times 10^{-3} \text{ M} \\ \text{pH} &= -\log(1,34 \times 10^{-3}) = 2,87 \end{aligned} $$

b) Setelah 12,5 mL NaOH (setengah netralisasi):

Terdapat campuran CH₃COOH dan CH₃COONa dengan perbandingan 1:1

Ini adalah penyangga dengan [asam] = [basa konjugasi]

$$ \begin{aligned} \text{pH} &= \text{p}K_a + \log\frac{[CH_3COO^-]}{[CH_3COOH]} \\ &= -\log(1,8 \times 10^{-5}) + \log(1) \\ &= 4,745 + 0 = 4,745 \end{aligned} $$

Pada setengah netralisasi, pH = pKₐ (fakta penting!)

c) Pada titik ekuivalen:

Semua CH₃COOH telah diubah menjadi CH₃COONa

Mol CH₃COONa = mol CH₃COOH awal = 0,1 × 0,025 = 0,0025 mol

Volume NaOH pada TE: V = (0,0025 mol)/(0,1 M) = 0,025 L = 25 mL

Volume total = 25 + 25 = 50 mL = 0,05 L

[CH₃COONa] = 0,0025/0,05 = 0,05 M

CH₃COONa mengalami hidrolisis:

$$ \begin{aligned} [OH^-] &= \sqrt{\frac{K_w \times [G]}{K_a}} = \sqrt{\frac{10^{-14} \times 0,05}{1,8 \times 10^{-5}}} \\ &= \sqrt{2,78 \times 10^{-11}} = 5,27 \times 10^{-6} \text{ M} \\ \text{pOH} &= -\log(5,27 \times 10^{-6}) = 5,278 \\ \text{pH} &= 14 - 5,278 = 8,722 \approx 8,72 \end{aligned} $$

7. Kurva Titrasi dan Interpretasinya

Karakteristik Kurva Titrasi Berdasarkan Jenis

Jenis Titrasi pH Titik Ekuivalen Perubahan pH di TE Bentuk Kurva Indikator yang Cocok
Asam Kuat - Basa Kuat 7,0 Sangat tajam (pH 3-11) Simetris Fenolftalein, Metil Merah, Bromtimol Biru
Asam Kuat - Basa Lemah < 7,0 (asam) Kurang tajam Tidak simetris Metil Merah, Metil Jingga
Asam Lemah - Basa Kuat > 7,0 (basa) Kurang tajam Tidak simetris Fenolftalein
Asam Lemah - Basa Lemah Tergantung Kₐ/Kբ Tidak tajam Landai Sulit, biasanya tidak dilakukan

Daerah Penting pada Kurva Titrasi

  1. Awal Titrasi: Hanya titrat yang ada
  2. Sebelum Titik Ekuivalen: Campuran titrat dan produk
  3. Titik Setengah Netralisasi: pH = pKₐ (untuk asam lemah) atau pOH = pKբ (untuk basa lemah)
  4. Titik Ekuivalen: Semua titrat telah bereaksi
  5. Sesudah Titik Ekuivalen: Kelebihan titran

Fakta Menarik: Pada titrasi asam lemah dengan basa kuat, sebelum titik ekuivalen terbentuk sistem penyangga. Ini menjelaskan mengapa penambahan basa pada daerah ini hanya menyebabkan perubahan pH yang kecil.

8. Penerapan Titrasi dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Analisis Kualitas Air

  • Alkalinitas Air: Mengukur kapasitas air untuk menetralkan asam
  • Kesadahan Air: Menentukan kandungan ion Ca²⁺ dan Mg²⁺ dengan titrasi kompleksometri (EDTA)
  • pH Air: Pengukuran langsung atau dengan titrasi
  • Klorin Bebas: Dalam air kolam renang

2. Industri Makanan dan Minuman

  • Keasaman Produk: Cuka, anggur, bir, jus buah
  • Angka Asam Lemak Bebas: Dalam minyak goreng
  • Kadar Vitamin C: Dengan titrasi iodometri
  • Analisis Susu: Titrasi asam-basa untuk menentukan kualitas

3. Farmasi dan Kesehatan

  • Kadar Aspirin: Analisis kandungan asam asetilsalisilat
  • Antasida: Menguji kapasitas penetralan asam lambung
  • Vitamin: Analisis kadar vitamin tertentu
  • Obat-obatan: Kontrol kualitas produk farmasi

4. Industri dan Lingkungan

  • Bahan Bakar: Angka asam pada biodiesel
  • Pupuk: Analisis kandungan nitrogen (Kjeldahl)
  • Limbah Industri: Analisis kandungan asam/basa
  • Kualitas Bahan Baku: Kontrol proses produksi

5. Contoh Kontekstual: Analisis Cuka Dapur

Cuka dapur mengandung asam asetat (CH₃COOH). Kadarnya dapat ditentukan dengan titrasi menggunakan NaOH standar.

Contoh Soal: Sebanyak 10 mL cuka dapur (ρ = 1,05 g/mL) diencerkan menjadi 100 mL. Dari larutan ini, 20 mL dititrasi dengan NaOH 0,1 M dan membutuhkan 25 mL untuk mencapai titik akhir. Hitung kadar asam asetat dalam cuka (%b/b)!

Langkah 1: Hitung mol NaOH yang digunakan

$$ \text{mol NaOH} = 0,1 \times 0,025 = 0,0025 \text{ mol} $$

Langkah 2: Hitung mol CH₃COOH dalam 20 mL larutan encer

CH₃COOH + NaOH → CH₃COONa + H₂O (perbandingan 1:1)

$$ \text{mol CH}_3\text{COOH} = 0,0025 \text{ mol} $$

Langkah 3: Hitung mol CH₃COOH dalam 100 mL larutan encer

20 mL larutan encer mengandung 0,0025 mol

100 mL larutan encer mengandung = (100/20) × 0,0025 = 0,0125 mol

Langkah 4: Hitung massa CH₃COOH

Massa molar CH₃COOH = 60 g/mol

$$ \text{massa CH}_3\text{COOH} = 0,0125 \times 60 = 0,75 \text{ g} $$

Langkah 5: Hitung massa sampel cuka awal

Volume cuka awal = 10 mL, ρ = 1,05 g/mL

$$ \text{massa cuka} = 10 \times 1,05 = 10,5 \text{ g} $$

Langkah 6: Hitung kadar (%b/b)

$$ \% \text{CH}_3\text{COOH} = \frac{0,75}{10,5} \times 100\% = 7,14\% $$

Jawaban: Kadar asam asetat dalam cuka adalah 7,14% (b/b).

9. Contoh Soal Kombinasi dan Penyelesaiannya

Contoh 1: Titrasi Campuran Asam

Sebanyak 25 mL campuran HCl dan CH₃COOH dititrasi dengan NaOH 0,1 M. Dengan indikator fenolftalein, titik akhir tercapai setelah 30 mL NaOH. Kemudian dengan indikator metil jingga, titik akhir tercapai setelah 10 mL NaOH. Hitung konsentrasi masing-masing asam dalam campuran! (Kₐ CH₃COOH = 1,8×10⁻⁵)

Langkah 1: Analisis data

  • Metil jingga (pH 3,1-4,4): Menunjukkan netralisasi HCl saja (asam kuat)
  • Fenolftalein (pH 8,3-10,0): Menunjukkan netralisasi total (HCl + CH₃COOH)
  • Volume untuk HCl = 10 mL NaOH
  • Volume untuk CH₃COOH = 30 - 10 = 20 mL NaOH

Langkah 2: Hitung konsentrasi HCl

HCl + NaOH → NaCl + H₂O (1:1)

$$ \begin{aligned} M_{\text{HCl}} \times 25 &= 0,1 \times 10 \\ M_{\text{HCl}} &= \frac{1}{25} = 0,04 \text{ M} \end{aligned} $$

Langkah 3: Hitung konsentrasi CH₃COOH

CH₃COOH + NaOH → CH₃COONa + H₂O (1:1)

$$ \begin{aligned} M_{\text{CH}_3\text{COOH}} \times 25 &= 0,1 \times 20 \\ M_{\text{CH}_3\text{COOH}} &= \frac{2}{25} = 0,08 \text{ M} \end{aligned} $$

Jawaban: [HCl] = 0,04 M, [CH₃COOH] = 0,08 M

Contoh 2: Titrasi dengan Data Kurva

Dari kurva titrasi 50 mL asam lemah HA dengan NaOH 0,1 M diperoleh data: pH pada setengah netralisasi = 4,8. Volume NaOH pada titik ekuivalen = 25 mL. Hitung:

a) Kₐ asam HA
b) pH awal asam HA
c) pH pada titik ekuivalen

a) Menentukan Kₐ:

Pada setengah netralisasi: pH = pKₐ

$$ \begin{aligned} \text{pH} &= \text{p}K_a = 4,8 \\ K_a &= 10^{-\text{p}K_a} = 10^{-4,8} = 1,58 \times 10^{-5} \end{aligned} $$

b) pH awal:

Konsentrasi HA awal: mol HA = mol NaOH pada TE = 0,1 × 0,025 = 0,0025 mol

Volume HA = 50 mL = 0,05 L

$$ \begin{aligned} [\text{HA}] &= \frac{0,0025}{0,05} = 0,05 \text{ M} \\ [H^+] &= \sqrt{K_a \times [\text{HA}]} = \sqrt{1,58 \times 10^{-5} \times 0,05} \\ &= \sqrt{7,9 \times 10^{-7}} = 8,89 \times 10^{-4} \text{ M} \\ \text{pH} &= -\log(8,89 \times 10^{-4}) = 3,05 \end{aligned} $$

c) pH pada titik ekuivalen:

Terbentuk garam NaA dengan konsentrasi:

Volume total = 50 + 25 = 75 mL = 0,075 L

$$ \begin{aligned} [\text{NaA}] &= \frac{0,0025}{0,075} = 0,0333 \text{ M} \\ [OH^-] &= \sqrt{\frac{K_w \times [\text{NaA}]}{K_a}} = \sqrt{\frac{10^{-14} \times 0,0333}{1,58 \times 10^{-5}}} \\ &= \sqrt{2,11 \times 10^{-11}} = 4,59 \times 10^{-6} \text{ M} \\ \text{pOH} &= -\log(4,59 \times 10^{-6}) = 5,338 \\ \text{pH} &= 14 - 5,338 = 8,662 \approx 8,66 \end{aligned} $$

Jawaban: a) Kₐ = 1,58×10⁻⁵; b) pH awal = 3,05; c) pH pada TE = 8,66

10. Ringkasan dan Tips Penyelesaian Soal Titrasi

Langkah-Langkah Penyelesaian Soal Titrasi

  1. Identifikasi data yang diketahui dan yang ditanyakan
  2. Tentukan jenis titrasi dan tulis persamaan reaksi setara
  3. Hitung mol titran yang digunakan sampai titik ekuivalen
  4. Gunakan perbandingan stoikiometri untuk menghitung mol titrat
  5. Untuk perhitungan konsentrasi: M = mol/volume
  6. Untuk perhitungan pH:
    • Tentukan posisi relatif terhadap titik ekuivalen
    • Identifikasi spesies yang dominan pada tahap tersebut
    • Gunakan rumus yang sesuai (asam/basa kuat, lemah, penyangga, hidrolisis)
  7. Verifikasi hasil dengan memeriksa konsistensi satuan dan logika
Jenis Soal Strategi Penyelesaian Rumus Kunci
Konsentrasi dari volume $M_aV_aa = M_bV_bb$ Pastikan satuan volume konsisten
pH sebelum TE (asam kuat-basa kuat) Hitung sisa asam/basa, pH = -log[H⁺] atau 14 + log[OH⁻] $\text{pH} = -\log\dfrac{\text{mol sisa}}{\text{volume total}}$
pH pada setengah netralisasi (asam/basa lemah) pH = pKₐ atau pOH = pKբ Fakta penting untuk menyelesaikan soal cepat
pH pada TE asam lemah-basa kuat Hidrolisis garam: $[OH^-] = \sqrt{\dfrac{K_w[G]}{K_a}}$ Pastikan garam dari asam lemah+basa kuat
Kadar dalam sampel Hitung mol → massa → % kadar $\% = \dfrac{\text{massa analit}}{\text{massa sampel}} \times 100\%$

Tips Penting:

  • Pada titrasi asam lemah dengan basa kuat, pH titik ekuivalen > 7 (basa)
  • Pada titrasi asam kuat dengan basa lemah, pH titik ekuivalen < 7 (asam)
  • Fenolftalein berubah warna pada pH 8,3-10,0 (cocok untuk TE basa)
  • Metil merah berubah warna pada pH 4,2-6,3 (cocok untuk TE asam)
  • Dalam perhitungan, mol bisa digunakan langsung tanpa mengubah ke konsentrasi jika perbandingan volume sama untuk semua komponen
Bagikan di

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2015-2025 Urip dot Info | Disain Template oleh Herdiansyah Dimodivikasi Urip.Info