Ungkapan laju reaksi adalah representasi matematis hubungan antara laju reaksi dan konsentrasi reaktannya. Penulisannya penting untuk memahami mekanisme reaksi dan memprediksi perilaku sistem kimia.
Soal-soal ini melatih kemampuan menulis ungkapan laju reaksi berdasarkan data eksperimen maupun grafik. Melalui model soal terstruktur, kita akan mengembangkan pemahaman dalam menyusun persamaan laju reaksi yang akurat sesuai data.
Soal #1
Reaksi antara gas nitrogen dan gas hidrogen untuk membentuk amonia merupakan reaksi bolak-balik (reversibel) yang sangat penting dalam industri. Reaksi ini dapat dituliskan sebagai:
N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g)
Seorang siswa menyelidiki laju reaksi ini dengan mengukur perubahan jumlah mol dari masing-masing gas dalam sebuah wadah tertutup pada suhu dan tekanan tertentu. Data yang diperoleh digunakan untuk menggambar grafik berikut.
- Berdasarkan persamaan reaksi dan grafik di atas:
- Identifikasi kurva mana yang mewakili hidrogen (H2). Berikan alasan untuk jawabanmu.
- Identifikasi kurva mana yang mewakili amonia (NH3). Berikan alasan untuk jawabanmu.
- Identifikasi kurva mana yang mewakili hidrogen (H2). Berikan alasan untuk jawabanmu.
-
- Pada waktu berapa detikkah laju reaksi pembentukan amonia (NH3) sama dengan nol? Jelaskan jawabanmu.
- Mengapa kurva untuk semua reaktan dan produk menjadi datar (tidak berubah) setelah waktu tertentu?
- Pada waktu berapa detikkah laju reaksi pembentukan amonia (NH3) sama dengan nol? Jelaskan jawabanmu.
- Hitunglah laju reaksi rata-rata pembentukan amonia (NH3) antara t = 0 detik dan t = 20 detik. Tunjukkanlah langkah-langkah perhitunganmu. Gunakan data dari grafik yang telah kamu identifikasi.
Asumsikan dari grafik: Pada t=0s, mol NH3 = 0 mol; Pada t=20s, mol NH3 = 0.8 mol
- Laju reaksi dapat dinyatakan terhadap reaktan atau produk.
- Tuliskan persamaan untuk menghitung laju pengurangan gas nitrogen (N2).
- Berdasarkan stoikiometri reaksi, bandingkan nilai numerik dari laju pengurangan hidrogen dengan laju pembentukan amonia. Manakah yang lebih besar? Jelaskan jawabanmu dengan perhitungan sederhana.
- Tuliskan persamaan untuk menghitung laju pengurangan gas nitrogen (N2).
- Reaksi ini dilakukan dalam wadah tertutup. Jelaskan apa yang akan terjadi pada laju reaksi pembentukan amonia dan laju reaksi pengurangan nitrogen jika reaksi dilakukan dalam wadah terbuka pada kondisi yang sama. Berikan alasan untuk jawabanmu.
Pembahasan Soal #1
-
- Kurva A adalah H2.
Alasan: H2 memiliki koefisien stoikiometri terbesar (3), sehingga jumlah mol yang bereaksi paling banyak dan perubahannya paling curam.
- Kurva C adalah NH3.
Alasan: NH3 adalah produk, sehingga kurvanya meningkat dari nol.
- Kurva A adalah H2.
-
- Laju pembentukan NH3 sama dengan nol setelah kurva menjadi datar, misalnya setelah t = 60 detik.
Alasan: Setelah waktu tersebut, jumlah mol NH3 tidak berubah lagi terhadap waktu.
- Kurva menjadi datar karena reaksi telah mencapai keadaan setimbang (dynamic equilibrium).
Pada keadaan ini, laju reaksi maju (pembentukan NH3) sama dengan laju reaksi balik (penguraian NH3), sehingga tidak ada perubahan bersih dalam jumlah mol zat.
- Laju pembentukan NH3 sama dengan nol setelah kurva menjadi datar, misalnya setelah t = 60 detik.
-
Perhitungan laju rata-rata pembentukan NH3:
Perubahan jumlah mol NH3 = 0,8 mol - 0 mol = 0,8 mol
Perubahan waktu = 20 s - 0 s = 20 s
Laju rata-rata pembentukan NH3 = |Perubahan mol//Perubahan waktu|
= |0,8 mol//20 s| = 0,04 mol/s
-
- Laju pengurangan N2 = -|Δ[N_2]//Δt|
- Laju pengurangan H2 lebih besar.
Penjelasan:
Dari persamaan: Laju pengurangan H2 : Laju pembentukan NH3 = 3 : 2
Jadi, untuk setiap 2 mol NH3 yang terbentuk, 3 mol H2 harus bereaksi.
Misalkan Laju pembentukan NH3 = 2x mol/s, maka Laju pengurangan H2 = 3x mol/s.
Karena 3x > 2x, maka laju pengurangan H2 secara numerik lebih besar.
- Laju pengurangan N2 = -|Δ[N_2]//Δt|
-
Dalam wadah terbuka, laju reaksi pembentukan amonia akan berkurang (sangat kecil/tidak signifikan) dan laju reaksi pengurangan nitrogen akan berkurang (sangat kecil/tidak signifikan).
Alasan: Dalam wadah terbuka, gas-gas reaktan (N2 dan H2) dapat keluar dari sistem atau tercampur dengan udara, sehingga konsentrasi efektifnya untuk bertumbukan dan bereaksi menjadi sangat rendah. Akibatnya, laju reaksi maju menjadi sangat lambat.
Soal #2
Perhatikan reaksi berikut:
Sebuah eksperimen dilakukan untuk mempelajari laju reaksi antara kalsium karbonat (CaCO3) dan asam klorida (HCl). Sebongkah CaCO3 dengan massa tertentu direaksikan dengan HCl berlebih. Gas CO2 yang dihasilkan dibiarkan lepas ke udara, sehingga massa campuran reaksi berkurang seiring waktu. Data pengurangan massa terhadap waktu dicatat dan diplot dalam grafik berikut:
Data dari grafik:
| Waktu (detik) | 0 | 50 | 100 | 150 | 200 | 250 | 300 |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
| Massa (gram) | 25,0 | 22,5 | 20,0 | 18,0 | 16,5 | 15,5 | 15,0 |
Informasi tambahan:
- Massa akhir setelah reaksi selesai = 15,0 gram
- Massa yang hilang seluruhnya berasal dari gas CO2 yang dilepaskan
- Massa molar: C = 12 g/mol, O = 16 g/mol, Ca = 40 g/mol
- Berikan penjelasan, mengapa massa campuran berkurang terhadap waktu.
- Berapakah massa CaCO3 yang digunakan pada awal reaksi?
- Bagaimanakah hubungan kemiringan kurva dengan kelajuan reaksi? Mengapa kurva semakin lama semakin melandai?
- Tentukan laju rerata reaksi selama:
- 100 detik pertama
- 200 detik pertama
- Tentukan laju rerata reaksi keseluruhan.
Pembahasan Soal #2
-
Massa campuran berkurang terhadap waktu karena:
Dalam reaksi ini dihasilkan gas CO2 yang dilepaskan ke udara. Berdasarkan hukum kekekalan massa, massa zat sebelum dan sesudah reaksi seharusnya sama. Namun, karena CO2 berupa gas dan tidak tertampung dalam sistem, massanya "hilang" dari pengukuran, sehingga massa campuran yang terukur berkurang. -
Massa CaCO3 yang digunakan pada awal reaksi:
Massa yang hilang selama reaksi = massa awal - massa akhir = 25,0 g - 15,0 g = 10,0 g
Massa yang hilang ini adalah massa CO2 yang dihasilkan. Mari kita hitung massa CaCO3 yang bereaksi:
Mr CO2 = 12 + (2 × 16) = 44 g/mol
Mr CaCO3 = 40 + 12 + (3 × 16) = 100 g/mol
Dari persamaan reaksi: CaCO3 → CO2
Perbandingan mol = 1 : 1
Perbandingan massa = 100 : 44
Massa CaCO3 yang bereaksi = |100//44| × 10,0 g = 22,73 g
Karena pada akhir reaksi masih tersisa CaCO3 (massa akhir 15,0 g), maka massa CaCO3 awal = massa yang bereaksi + massa sisa = 22,73 g + 15,0 g = 37,73 g -
Hubungan kemiringan kurva dengan kelajuan reaksi:
Kemiringan kurva (gradien) berbanding lurus dengan kelajuan reaksi. Semakin curam kemiringan kurva, semakin tinggi kelajuan reaksi.
Kurva semakin melandai karena:- Konsentrasi pereaksi (CaCO3) semakin berkurang
- Luas permukaan sentuh CaCO3 berkurang seiring berkurangnya ukuran partikel
- Konsentrasi HCl mungkin berkurang (meskipun digunakan berlebih, di sekitar permukaan CaCO3 bisa terjadi penurunan konsentrasi lokal)
-
Laju rerata reaksi:
Laju rerata reaksi = |Δmassa//Δwaktu|
i. 100 detik pertama:
Δmassa = 25,0 g - 20,0 g = 5,0 g
Δwaktu = 100 detik
Laju rerata = |5,0 g//100 detik| = 0,05 g/detik
ii. 200 detik pertama:
Δmassa = 25,0 g - 16,5 g = 8,5 g
Δwaktu = 200 detik
Laju rerata = |8,5 g//200 detik| = 0,0425 g/detik -
Laju rerata reaksi keseluruhan:
Δmassa total = 25,0 g - 15,0 g = 10,0 g
Δwaktu total = 300 detik
Laju rerata keseluruhan = |10,0 g//300 detik| = 0,033 g/detik
Soal #3
Perhatikan reaksi dekomposisi berikut:
Sebuah penelitian dilakukan untuk mempelajari laju dekomposisi N2O5 pada suhu 65°C. Data konsentrasi N2O5 yang diperoleh setiap selang waktu tertentu ditunjukkan dalam grafik berikut:
- Berdasarkan data tersebut, hitunglah laju rata-rata pengurangan N2O5 selama:
- 20 menit pertama
- Selang waktu 40-60 menit
- Berdasarkan stoikiometri reaksi, tentukan hubungan antara:
- Laju pengurangan N2O5 dengan laju pembentukan NO2
- Laju pengurangan N2O5 dengan laju pembentukan O2
- Jika pada menit ke-50, laju pengurangan N2O5 adalah 1,25 × 10-3 mol/L.menit, berapakah:
- Laju pembentukan NO2 pada saat itu?
- Laju pembentukan O2 pada saat itu?
- Mengapa laju reaksi dekomposisi N2O5 semakin lambat seiring berjalannya waktu? Jelaskan berdasarkan teori tumbukan.
- Jika volume wadah reaksi diperbesar dua kali lipat pada menit ke-30, prediksikan pengaruhnya terhadap:
- Laju reaksi sesaat setelah volume diperbesar
- Laju reaksi beberapa menit setelah volume diperbesar
Pembahasan Soal #3
-
Laju rata-rata pengurangan N2O5:
Laju = -|Δ[N_2O_5]//Δt|
-
20 menit pertama:
Δ[N2O5] = 0,160 - 0,113 = 0,047 mol/L
Δt = 20 menit
Laju = -|-0,047//20| = 0,00235 mol/L.menit
-
Selang waktu 40-60 menit:
Δ[N2O5] = 0,080 - 0,056 = 0,024 mol/L
Δt = 20 menit
Laju = -|-0,024//20| = 0,0012 mol/L.menit
-
20 menit pertama:
-
Hubungan stoikiometri laju reaksi:
Dari persamaan: 2N2O5 → 4NO2 + O2
-
N2O5 dengan NO2:
Perbandingan koefisien = 2 : 4 = 1 : 2
-|1//2||Δ[N_2O_5]//Δt| = |1//4||Δ[NO_2]//Δt|
atau |Δ[NO_2]//Δt| = -2|Δ[N_2O_5]//Δt|
-
N2O5 dengan O2:
Perbandingan koefisien = 2 : 1
-|1//2||Δ[N_2O_5]//Δt| = |Δ[O_2]//Δt|
atau |Δ[O_2]//Δt| = -|1//2||Δ[N_2O_5]//Δt|
-
N2O5 dengan NO2:
-
Laju pembentukan produk pada menit ke-50:
Diketahui: -|Δ[N_2O_5]//Δt| = 1,25 × 10-3 mol/L.menit
-
Laju pembentukan NO2:
|Δ[NO_2]//Δt| = 2 × (1,25 × 10-3) = 2,50 × 10-3 mol/L.menit
-
Laju pembentukan O2:
|Δ[O_2]//Δt| = ½ × (1,25 × 10-3) = 6,25 × 10-4 mol/L.menit -
Penurunan laju reaksi berdasarkan teori tumbukan:
Laju reaksi dekomposisi N2O5 semakin lambat karena konsentrasi N2O5 semakin berkurang seiring berjalannya waktu. Menurut teori tumbukan, frekuensi tumbukan efektif antara molekul-molekul N2O5 berkurang ketika konsentrasinya menurun, sehingga laju reaksi menjadi lebih lambat.
-
Laju pembentukan NO2:
-
Pengaruh perubahan volume:
-
Sesaat setelah volume diperbesar:
Laju reaksi akan menurun secara drastis karena konsentrasi N2O5 berkurang setengahnya (volume diperbesar 2x, jumlah molekul tetap).
-
Beberapa menit setelah volume diperbesar:
Laju reaksi akan terus menurun seiring waktu karena konsentrasi N2O5 semakin berkurang akibat reaksi dekomposisi yang berlanjut, namun dengan laju yang lebih lambat dibandingkan sebelum volume diperbesar.
-
Sesaat setelah volume diperbesar:
Soal #4
Perhatikan reaksi redoks berikut:
Sebuah eksperimen dilakukan untuk mempelajari laju reaksi antara ion peroksodisulfat (S2O82-) dan ion iodida (I-). Reaksi dilakukan dengan mencampurkan larutan yang mengandung ion-ion tersebut dan mengukur waktu yang dibutuhkan untuk terbentuknya iod (I2) dalam jumlah tertentu.
Data percobaan:
| Percobaan | [S2O82-] awal (mol/L) |
[I-] awal (mol/L) |
Waktu (detik) |
|---|---|---|---|
| 1 | 0,040 | 0,080 | 45 |
| 2 | 0,040 | 0,040 | 90 |
| 3 | 0,020 | 0,080 | 90 |
- Berdasarkan data percobaan di atas, tentukan orde reaksi terhadap:
- Ion S2O82-
- Ion I-
- Tuliskan persamaan laju reaksi untuk reaksi tersebut.
- Hitung nilai tetapan laju (k) beserta satuannya.
- Jika konsentrasi awal S2O82- = 0,030 mol/L dan I- = 0,060 mol/L, berapakah waktu yang dibutuhkan untuk reaksi tersebut?
- Berdasarkan stoikiometri reaksi, nyatakan hubungan antara:
- Laju pengurangan [S2O82-] dengan laju pengurangan [I-]
- Laju pengurangan [S2O82-] dengan laju pembentukan [I2]
Pembahasan Soal #4
-
Menentukan orde reaksi:
Laju reaksi berbanding terbalik dengan waktu: v ≈ 1/t
-
Orde terhadap S2O82-:
Bandingkan percobaan 1 dan 3:
[I-] tetap = 0,080 M
[S2O82-] berubah dari 0,040 → 0,020 (½ kali)
Waktu dari 45 → 90 detik (2 kali)
Laju dari 1/45 → 1/90 (½ kali)
(½)x = ½ → x = 1
Orde terhadap S2O82- = 1
-
Orde terhadap I-:
Bandingkan percobaan 1 dan 2:
[S2O82-] tetap = 0,040 M
[I-] berubah dari 0,080 → 0,040 (½ kali)
Waktu dari 45 → 90 detik (2 kali)
Laju dari 1/45 → 1/90 (½ kali)
(½)y = ½ → y = 1
Orde terhadap I- = 1
-
Orde terhadap S2O82-:
-
Persamaan laju reaksi:
v = k[S2O82-][I-] -
Menghitung tetapan laju (k):
Gunakan data percobaan 1:
v = 1/45 detik-1
[S2O82-] = 0,040 mol/L
[I-] = 0,080 mol/L
1/45 = k × 0,040 × 0,080
k = |1/45//0,040 × 0,080|
k = |0,0222//0,0032| = 6,94 L/mol.detik -
Waktu untuk konsentrasi baru:
[S2O82-] = 0,030 mol/L
[I-] = 0,060 mol/L
v = k[S2O82-][I-]
v = 6,94 × 0,030 × 0,060 = 0,0125 detik-1
t = |1//v| = |1//0,0125| = 80 detik -
Hubungan stoikiometri laju:
Dari persamaan: S2O82- + 2I- → 2SO42- + I2
-
S2O82- dengan I-:
-|Δ[S_2O_8^2-]//Δt| = -|1//2||Δ[I^-]//Δt|
-
S2O82- dengan I2:
-|Δ[S_2O_8^2-]//Δt| = |Δ[I_2]//Δt|
-
S2O82- dengan I-:




Tidak ada komentar:
Posting Komentar