Senyawa kovalen tidak dapat menghantarkan arus listrik. Bahkan senyawa kovalen polar sekalipun juga tidak dapat menghantarkan arus listrik. Ini karena senyawa kovalen tidak memiliki partikel bermuatan yang mampu mengangkut elektron. Untuk memiliki konduktivitas (daya hantar) listrik, spesi harus memiliki elektron yang mengalir bebas seperti "lautan elektron" pada logam, dan pada ikatan kovalen baik yang bersifat polar maupun nonpolar tidak memilikinya karena elektron yang ada digunakan bersama untuk berikatan satu sama lain, tidak ada elektron yang hilang ketika pembentukan ikatan.
Senyawa kovalen polar murni seperti air suling (hasil destilasi) tidak dapat menghantarkan arus listrik karena kutub positif dan negatif , dipol itu, "terkunci" dalam molekul oleh ikatan kovalen. Memang dalam senyawa kovalen polar terdapat muatan parsial, tetapi muatan ini tidak bersifat permanen karena tidak terjadi perpindahan elektron antara satu atom ke atom lainnya dalam ikatan. Makanya molekul kovalen polar kadang ada yang menuliskan dengan disertai simbol 𝛿+ (untuk atom yang keelektronegatifannya lebih kecil) dan 𝛿– (untuk atom yang keelektronegatifannya lebih besar) karena memang terdapat perbedaan keelektronegatifan yang cukup besar.
Untuk menjadi konduktor, materi tersebut harus memuat muatan yang masing-masing dapat bergerak bebas.
Vibrasi Molekul Air |
Senyawa kovalen polar murni seperti air suling (hasil destilasi) tidak dapat menghantarkan arus listrik karena kutub positif dan negatif , dipol itu, "terkunci" dalam molekul oleh ikatan kovalen. Memang dalam senyawa kovalen polar terdapat muatan parsial, tetapi muatan ini tidak bersifat permanen karena tidak terjadi perpindahan elektron antara satu atom ke atom lainnya dalam ikatan. Makanya molekul kovalen polar kadang ada yang menuliskan dengan disertai simbol 𝛿+ (untuk atom yang keelektronegatifannya lebih kecil) dan 𝛿– (untuk atom yang keelektronegatifannya lebih besar) karena memang terdapat perbedaan keelektronegatifan yang cukup besar.
Kecuali jika ikatan kovalen polar tersebut terputus secara heterolitik (pemutusan ikatan dengan pembagian elektron tidak sembang) hingga membentuk ion positif dan ion negatif, barulah senyawa itu dapat menghantarkan listrik. Misalnya HCl, ini senyawa kovalen polar. Dalam keadaan murni HCl secara teori tidak menghantarkan arus listrik, kecuali bila HCl ini dilarutkan dalam air. HCl (H–Cl) dalam air terurai menjadi ion H+ dan Cl–. Ion-ion inilah yang menghantarkan arus listrik itu.
Kadang dalam penulisan dalam kalimat perlu berhati-hati, misal disebut HCl saja ini belum tentu yang dimaksud adalah HCl dalam air, tetapi bila disebut larutan HCl, berarti ini HCl yang dilarutkan dalam air sehingga mengalami ionisasi, menjadi ion H+ dan Cl–.
Ingat ya, listrik adalah aliran elektron. Untuk dapat mengalirkan arus listrik maka perlu "media". Larutan garam yang dapat menghantarkan listrik itu karena memiliki ion-ion bebas sebagai media yang dapat mengalirkan arus listrik.
Ketika senyawa ionik larut dalam air mereka melewati proses yang disebut disosiasi, membelah/terurai menjadi ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Dalam larutan dengan pelarut air, setiap ion terlarut terhidrasi, ia akan dikelilingi oleh molekul air yang memang bersifat polar (terkutub). Kation akan dikelilingi molekul air yang menghadapkan bagian H dalam molekul air ke kation tersebut, sementara anion akan dikelilingi molekul air yang menghadapkan bagian O dalam molekul air ke anion tersebut.
Sumber image: quora dot com yang dimodifikasi |
Untuk menjadi konduktor, materi tersebut harus memuat muatan yang masing-masing dapat bergerak bebas.
Garam sebagai senyawa ionik dalam bentuk padatan muatan + dan – diikat secara mekanik, maka molekul-molekul tersebut memiliki muatan bersih nol, jadi seolah tanpa muatan. Muatan berlawanan tidak dapat terus mengalir ke arah yang berlawanan, sehingga konduktivitas listrik akan kurang.
Tetapi garam dalam bentuk leburan, muatan yang berlawanan bebas bergerak secara independen oleh karena itu garam yang berbentuk cair (hasil leburan, bukan larutan) dapat menghantar arus listrik.
Bedakan istilah cairan dengan larutan. Cairan ini bisa dari hasil leburan suatu padatan, bisa juga memang bentuknya cair, atau hasil perubahan zat bentuk gas menjadi cairannya dengan proses tertentu. sementara larutan sudah pasti hasil pelarutan suatu zat, ada pelarutnya, bisa saja semula zat padat melarut dalam pelarut kemudian disebut larutan, bisa juga zat cair yang dilarutkan dalam pelarut tertentu, atau zat berbentuk gas yang dilarutkan dalam pelarut tertentu lainnya.
Singkat kata cairan adalah zat tunggal, sedang larutan adalah campuran dua zat atau lebih, zat terlarut dengan zat pelarut. Dalam kimia istilah larutan biasa mengacu zat yang dilarutkan dalam pelarut air, kecuali bila tidak disebut pelarut lain.
KSJSS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar