Hubungan Kelarutan Hidroksida Logam dengan pH

Sabtu, 28 Juni 2025 edit

Menarik untuk mempelajari kembali kelarutan yang khas pada senyawa hidroksida logam pada berbagai suasana (asam-netral-basa). Kelarutan hidroksida logam dalam asam atau basa tergantung karakteristik hidroksida logam itu sendiri. 

Kategori Hidroksida Contoh Senyawa Kelarutan dalam Asam Kelarutan dalam Basa Kuat Mekanisme & Catatan
Hidroksida Logam
 Alkali (Basa Kuat)
NaOH Larut sempurna:
NaOH + H+ → Na+ + H2O
Larut sempurna Tidak bereaksi dengan OH-
KOH Larut sempurna:
KOH + H+ → K+ + H2O
Larut sempurna Disosiasi sempurna
Hidroksida Amfoter Al(OH)3 Larut sempurna:
Al(OH)3 + 3H+ → Al3+ + 3H2O
Larut membentuk kompleks:
Al(OH)3 + OH- → Al(OH)4-
Membentuk ion aluminat
Zn(OH)2 Larut sempurna:
Zn(OH)2 + 2H+ → Zn2+ + 2H2O
Larut membentuk kompleks:
Zn(OH)2 + 2OH- → Zn(OH)42-
Membentuk ion zinkat
Cr(OH)3 Larut sempurna:
Cr(OH)3 + 3H+ → Cr3+ + 3H2O
Larut membentuk kompleks:
Cr(OH)3 + OH- → Cr(OH)4-
Membentuk ion kromit
Sn(OH)2 Larut sempurna:
Sn(OH)2 + 2H+ → Sn2+ + 2H2O
Larut membentuk kompleks:
Sn(OH)2 + 2OH- → Sn(OH)42-
Membentuk ion stannit
Pb(OH)2 Larut sempurna:
Pb(OH)2 + 2H+ → Pb2+ + 2H2O
Larut membentuk kompleks:
Pb(OH)2 + 2OH- → Pb(OH)42-
Membentuk ion plumbit
Be(OH)2 Larut sempurna:
Be(OH)2 + 2H+ → Be2+ + 2H2O
Larut membentuk kompleks:
Be(OH)2 + 2OH- → Be(OH)42-
Membentuk ion berilat
Hidroksida
Non-Amfoter
Fe(OH)3 Larut dalam asam kuat:
Fe(OH)3 + 3H+ → Fe3+ + 3H2O
Tidak larut Efek ion senama (OH-)
Hidroksida Logam
Alkali Tanah
Ca(OH)2 Larut parsial:
Ca(OH)2 + 2H+ → Ca2+ + 2H2O
Kelarutan menurun Ksp rendah (5,5×10-6)
Hidroksida
Logam Mulia
AgOH Sulit larut (terurai jadi Ag2O) Tidak larut Butuh HNO3 pekat

Khusus untuk hidroksida logam yang bersifat amfoter dan contohnya diberikan pada tabel berikut.

Faktor Pengaruh pada Sifat Amfoter Contoh Mekanisme
1. Karakteristik Ion Logam - Ukuran ion kecil
- Muatan tinggi (+2, +3, +4)
- Elektronegativitas sedang
Al3+, Zn2+ Rasio muatan/ukuran (charge density)
tinggi membuat ion logam mampu:
1. Menerima pasangan elektron dari OH-
2. Melepas OH- saat bereaksi dengan H+
2. Pembentukan
Ion Kompleks
Kemampuan membentuk ion
 kompleks stabil dengan OH-
Al(OH)4-, Zn(OH)42- Logam bertindak sebagai asam Lewis:
Al(OH)3 + OH- → Al(OH)4-
(Menerima pasangan elektron dari OH-)
3. Pengaruh pH - pH rendah: Larut sebagai
 kation logam
- pH tinggi: Larut sebagai
 anion kompleks
Sn(OH)2 Dalam asam:
Sn(OH)2 + 2H+ → Sn2+ + 2H2O
Dalam basa:
Sn(OH)2 + 2OH- → Sn(OH)42-
4. Ksp dan Stabilitas - Ksp rendah pada pH netral
- Stabil dalam bentuk padatan
Cr(OH)3 (Ksp ≈ 10-30) Pada pH netral (7):
[Cr3+] = Ksp/(10-7)3 = 10-9 M (sangat rendah)
Kelarutan meningkat drastis di pH ekstrem
5. Struktur Kristal Struktur lapisan/rantai yang mudah terdisosiasi Be(OH)2 Struktur tetrahedral Be(OH)2 memungkinkan:
1. Pelepasan Be2+ dalam asam
2. Pembentukan Be(OH)42- dalam basa

Catatan Tambahan:

  • Logam non-amfoter seperti Fe3+ tidak memenuhi kriteria di atas karena:
    • Muatan/ukuran tidak seimbang
    • Tidak membentuk kompleks stabil dengan OH-
  • Kelarutan minimum terjadi pada pH netral untuk senyawa amfoter

Contoh terapan soal seperti berikut:

Suatu hidroksida memiliki kelarutan dalam air seperti pada gambar berikut:

Hidroksida yang mungkin adalah ....

  1. Al(OH)3 dan Sn(OH)2
  2. Fe(OH)2 dan Zn(OH)2
  3. Zn(OH)2 dan Ca(OH)2
  4. Sn(OH)2 dan Fe(OH)2
  5. Fe(OH)2 dan Al(OH)3

Ulasan Detail

1. Analisis Grafik

Fokus pada posisi pH netral (tengah sumbu pH), grafik menunjukkan kelarutan hidroksida yang meningkat seiring penurunan pH (ke arah asam/kiri dari pH netral) dan juga meningkat pada pH tinggi (ke arah basa/kanan dari pH netral). Ini khas untuk hidroksida yang membentuk kompleks atau mengalami disolusi ulang pada kondisi asam atau basa, yang menunjukkan sifat amfoter.

2. Sifat Hidroksida Amfoter

Hidroksida amfoter dapat larut baik dalam larutan asam (pH rendah) maupun larutan basa (pH tinggi). Ini terjadi karena hidroksida tersebut dapat bereaksi dengan H+ untuk membentuk garam atau dengan OH- untuk membentuk kompleks ion. Grafik berbentuk "U" menunjukkan perilaku ini, dengan titik minimum kelarutan pada pH netral.

3. Analisis Opsi

A. Al(OH)3 dan Sn(OH)2:
Al(OH)3 amfoterik, dan Sn(OH)2 relatif amfoterik.

B. Fe(OH)2 dan Zn(OH)2:
Zn(OH)2 amfoterik, tetapi Fe(OH)2 lebih bersifat basa dan tidak amfoterik signifikan.

C. Zn(OH)2 dan Ca(OH)2:
Zn(OH)2 amfoterik, tetapi Ca(OH)2 bersifat basa dan tidak amfoterik.

D. Sn(OH)2 dan Fe(OH)2:
Sn(OH)2 amfoterik, tetapi Fe(OH)2 lebih bersifat basa, tidak amfoterik.

E. Fe(OH)2 dan Al(OH)3:
Al(OH)3 amfoterik, tetapi Fe(OH)2 tidak amfoterik.

4. Kesimpulan

Hidroksida yang mungkin adalah A. Al(OH)3 dan Sn(OH)2 (dengan catatan bahwa Al(OH)3 adalah hidroksida amfoterik utama, sementara Sn(OH)2 memiliki sifat amfoterik terbatas).

Bagikan di

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2015-2025 Urip dot Info | Disain Template oleh Herdiansyah Dimodivikasi Urip.Info