Dalam suatu reaksi kimia, pereaksi pembatas adalah zat yang habis bereaksi lebih dulu dan membatasi jumlah produk yang dihasilkan. Pereaksi ini menentukan kapan reaksi berhenti karena sudah tidak ada lagi zat ini yang tersisa untuk bereaksi.
Soal 1 (Konseptual & Analisis)
Dalam reaksi pembakaran propana: C3H8(g) + 5O2(g) → 3CO2(g) + 4H2O(g), jika tersedia 6 mol C3H8 dan 22 mol O2:
- Tentukan pereaksi pembatas dan jelaskan alasannya.
- Hitung volume CO2 yang dihasilkan pada STP (0°C, 1 atm).
a. Menentukan pereaksi pembatas:
Koefisien reaksi: C3H8 = 1, O2 = 5
Hitung rasio mol/koefisien:
Untuk C3H8: |6 mol/1| = 6 mol
Untuk O2: |22 mol/5| = 4,4 mol (lebih kecil → O2 pembatas)
b. Volume CO2 pada STP:
Berdasarkan O2 sebagai pembatas:
5 mol O2 → 3 mol CO2 (koefisien reaksi)
22 mol O2 → |3/5| × 22 = 13,2 mol |CO2|
Volume pada STP: 13,2 mol × 22,4 L/mol = 295,68 L
Soal 2 (Aplikasi dalam Sintesis Kimia)
Dalam sintesis aspirin (C9H8O4), asam salisilat (C7H6O3) bereaksi dengan anhidrida asetat (C4H6O3) menurut reaksi:
C7H6O3 + C4H6O3 → C9H8O4 + C2H4O2
Jika 10,0 g asam salisilat (Mr = 138) dicampur dengan 15,0 g anhidrida asetat (Mr = 102):
- Tentukan pereaksi pembatas.
- Hitung massa aspirin teoritis yang dapat dihasilkan (Mr = 180).
a. Menentukan pereaksi pembatas:
Mol asam salisilat: |(10,0 g)//(138 g/mol)| = 0,0725 mol
Mol anhidrida asetat: |(15,0 g)//(102 g/mol)| = 0,147 mol
Rasio mol/koefisien (koefisien = 1 untuk kedua reaktan):
Asam salisilat: 0,0725 (lebih kecil → pembatas)
b. Massa aspirin teoritis:
1 mol C7H6O3 → 1 mol C9H8O4
0,0725 mol → 0,0725 mol aspirin
Massa = 0,0725 mol × 180 g/mol = 13,05 g
Soal 3 (Analisis Data Eksperimen)
Sebuah percobaan mereaksikan logam aluminium (Al) dengan larutan tembaga(II) sulfat (CuSO4) menurut reaksi:
2Al(s) + 3CuSO4(aq) → Al2(SO4)3(aq) + 3Cu(s)
Data percobaan:
- Massa Al awal = 2,7 g
- Volume CuSO4 0,5 M = 200 mL
- Massa Cu yang terbentuk = 5,8 g
Pertanyaan:
- Tentukan pereaksi pembatas.
- Hitung persentase hasil (% yield) reaksi ini.
a. Pereaksi pembatas:
Mol Al: |(2,7 g)//(27 g/mol)| = 0,1 mol
Mol CuSO4: 0,5 M × 0,2 L = 0.1 mol
Rasio mol/koefisien:
Al: |0,1/2| = 0,05
CuSO4: |0,1/3| ≈ 0,033 (lebih kecil → CuSO4 pembatas)
b. % yield:
Teoritis: 3 mol CuSO4 → 3 mol Cu
0.1 mol CuSO4 → 0,1 mol Cu = 0,1 × 63,5 g = 6,35 g
% yield = |5,8 g/6,35 g| × 100% ≈ 91,3%
Soal 4 (Integrasi dengan Hukum Gas)
Gas nitrogen (N2) dan hidrogen (H2) bereaksi membentuk amonia (NH3) pada kondisi 2 atm dan 300 K:
N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)
Jika 5 L N2 dicampur dengan 12 L H2 pada kondisi yang sama:
- Tentukan pereaksi pembatas menggunakan hukum gas ideal.
- Hitung volume total sistem setelah reaksi selesai (asumsikan volume cairan diabaikan).
a. Menentukan pereaksi pembatas:
Pada P dan T sama, volume ~ mol (PV = nRT):
Rasio volume/koefisien:
N2: |5 L/1| = 5
H2: |12 L/3| = 4 (lebih kecil → H2 pembatas)
b. Volume total setelah reaksi:
3 L H2 bereaksi dengan 1 L N2 → 2 L NH3 (koefisien volume)
12 L H2 habis bereaksi dengan 4 L N2 → 8 L NH3
Sisa N2: 5 L - 4 L = 1 L
Volume total = 1 L (N2) + 8 L (NH3) = 9 L
Soal 5 (Analisis Grafik Reaksi)
Grafik berikut menunjukkan hubungan massa produk (MgO) yang terbentuk terhadap massa Mg yang direaksikan dengan O2 berlebih:
Reaksi: 2Mg(s) + O2(g) → 2MgO(s)
- Berdasarkan grafik, tentukan massa O2 awal yang digunakan.
- Mengapa grafik menjadi datar setelah massa Mg > 12 g?
a. Massa O2 awal:
Dari grafik: 12 g Mg menghasilkan 20 g MgO (titik di ujung linear).
Mol Mg: |(12 g)//(24 g/mol)| = 0,5 mol
Berdasarkan reaksi, 0,5 mol Mg membutuhkan 0,25 mol O2:
Massa O2 = 0.25 mol × 32 g/mol = 8 g
b. Grafik datar:
Setelah Mg > 12 g, O2 habis menjadi pereaksi pembatas. Penambahan Mg tidak lagi meningkatkan produk.
Soal 6 (Reaksi Bertahap)
Larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) bereaksi dengan asam klorida (HCl) dalam dua tahap:
- S2O32- + 2H+ → H2S2O3 (cepat)
- H2S2O3 → S(s) + SO2(g) + H2O(l) (lambat)
Jika 0.1 mol Na2S2O3 direaksikan dengan 50 mL HCl 2 M:
- Tentukan pereaksi pembatas pada tahap 1.
- Hitung massa endapan belerang (S) yang terbentuk (Ar S = 32).
a. Pereaksi pembatas tahap 1:
Mol H+ = 2 M × 0,05 L × 1 (koefisien) = 0,1 mol
Mol S2O32- = 0,1 mol
Rasio mol/koefisien:
S2O32-: |0,1/1| = 0,1
H+: |0,1/2| = 0,05 (lebih kecil → H+ pembatas)
b. Massa belerang (S):
Berdasarkan H+ pembatas: 0,1 mol H+ → 0,05 mol H2S2O3
Tahap 2: 1 mol H2S2O3 → 1 mol S
Massa S = 0,05 mol × 32 g/mol = 1,6 g
Soal 7 (Aplikasi dalam Koloid)
Untuk membuat sol emas (Au) dengan metode reduksi, 1 mL larutan HAuCl4 0.01 M direaksikan dengan 5 mL larutan natrium sitrat 0.1 M:
2HAuCl4 + 3Na3C6H5O7 → 2Au(s) + 3NaC6H5O7 + 8HCl + 3CO2
- Tentukan pereaksi pembatas.
- Jika diameter partikel Au yang terbentuk 20 nm, hitung jumlah partikel Au yang dihasilkan.
a. Pereaksi pembatas:
Mol HAuCl4 = 0,01 M × 0,001 L = 1×10-5 mol
Mol Na3C6H5O7 = 0,1 M × 0,005 L = 5×10-4 mol
Rasio mol/koefisien:
HAuCl4: |1 × 10^-5/2| = 5 × 10-6
Na3C6H5O7: |5 × 10^-4/3| ≈ 1,67 × 10-4 (HAuCl4 pembatas)
b. Jumlah partikel Au:
2 mol HAuCl4 → 2 mol Au → 1×10-5 mol Au
Volume 1 partikel = |4/3|π |r^3| = |4/3|π (10 × 10-9)3 ≈ 4,19 × 10-27 |m^3|
Volume total Au = 1×10-5 mol × 197 g/mol ÷ 19,3 g/cm3 ≈ 1,02×10-7 m3
Jumlah partikel = |(1,02 × 10^-7)//(4,19 × 10^-27)| ≈ 2,44 × |10^19|
Soal 8 (Elektrokimia)
Pada sel volta dengan reaksi:
Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)
Sebanyak 10 g lempeng Zn (Ar = 65) dicelupkan ke dalam 100 mL CuSO4 0.5 M. Setelah reaksi:
- Tentukan pereaksi pembatas dan sisa zat yang tidak bereaksi.
- Hitung perubahan massa elektrode Zn dan Cu.
a. Pereaksi pembatas:
Mol Zn = |(10 g)//(65 g/mol)| ≈ 0,154 mol
Mol Cu2+ = 0,5 M × 0,1 L = 0,05 mol
Rasio mol/koefisien:
Zn: 0,154, Cu2+: 0,05 (lebih kecil → Cu2+ pembatas)
Sisa Zn = 0,154 mol - 0,05 mol = 0,104 mol
b. Perubahan massa elektrode:
Zn yang teroksidasi: 0,05 mol × 65 g/mol = 3,25 g (berkurang)
Cu yang terbentuk: 0,05 mol × 63,5 g/mol = 3,175 g (bertambah)
Soal 9 (Reaksi dengan Persen Komposisi)
Sebongkah batu kapur (CaCO3) dengan kemurnian 80% direaksikan dengan 100 mL larutan HCl 2 M menurut reaksi:
CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Jika massa batu kapur yang digunakan adalah 25 g (Ar Ca = 40, C = 12, O = 16):
- Tentukan pereaksi pembatas.
- Hitung volume CO2 yang dihasilkan pada kondisi RTP (25°C, 1 atm).
a. Pereaksi pembatas:
Massa CaCO3 murni = 80% × 25 g = 20 g
Mol CaCO3 = |(20 g)//(100 g/mol)|= 0,2 mol
Mol HCl = 2 M × 0,1 L = 0,2 mol
Rasio mol/koefisien:
CaCO3: |0,2/1| = 0,2
HCl: |0,2/2| = 0,1 (lebih kecil → HCl pembatas)
b. Volume CO2 pada RTP:
2 mol HCl → 1 mol CO2
0.2 mol HCl → 0,1 mol CO2
Volume = 0,1 mol × 24 L/mol = 2,4 L
Soal 10 (Reaksi dengan Gas)
Sebanyak 5 L gas etana (C2H6) dibakar dengan 15 L gas oksigen (O2) pada kondisi P dan T sama:
2C2H6(g) + 7O2(g) → 4CO2(g) + 6H2O(g)
- Tentukan pereaksi pembatas.
- Hitung volume total gas produk setelah reaksi (asumsikan H2O berbentuk gas).
a. Pereaksi pembatas:
Rasio volume/koefisien:
C2H6: |5/2| = 2,5
O2: |15/7| ≈ 2,14 (lebih kecil → O2 pembatas)
b. Volume total produk:
7 L O2 → 4 L CO2 + 6 L H2O (total 10 L)
15 L O2 → |4/7|×15 ≈ 8,57 L |CO2| +|6/7|×15 ≈ 12,86 L |H2O|
Sisa C2H6 = 5 L - (|2/7|×15 ≈ 4,29 L) = 0,71 L
Volume total = 8,57 L + 12,86 L + 0,71 L = 22,14 L
Soal 11 (Reaksi dengan Padatan dan Larutan)
Serbuk besi (Fe) sebesar 11,2 g direaksikan dengan 200 mL larutan tembaga(II) sulfat (CuSO4) 0,5 M:
Fe(s) + CuSO4(aq) → FeSO4(aq) + Cu(s)
- Tentukan pereaksi pembatas.
- Hitung massa endapan tembaga (Cu) yang terbentuk (Ar Fe = 56, Cu = 63.5).
a. Pereaksi pembatas:
Mol Fe = |11,2 g/(56 g/mol)| = 0,2 mol
Mol CuSO4 = 0,5 M × 0,2 L = 0,1 mol
Rasio mol/koefisien:
Fe: 0,2, CuSO4: 0,1 (lebih kecil → CuSO4 pembatas)
b. Massa endapan Cu:
1 mol CuSO4 → 1 mol Cu
0.1 mol CuSO4 → 0.1 mol Cu
Massa Cu = 0,1 mol × 63,5 g/mol = 6,35 g
Soal 12 (Reaksi Netralisasi)
Larutan NaOH 1 M direaksikan dengan larutan H2SO4 0.8 M menurut reaksi:
2NaOH(aq) + H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) + 2H2O(l)
Jika volume NaOH yang digunakan 150 mL dan volume H2SO4 100 mL:
- Tentukan pereaksi pembatas.
- Berapa gram Na2SO4 yang terbentuk? (Ar Na = 23, S = 32, O = 16)
a. Pereaksi pembatas:
Mol NaOH = 1 M × 0,15 L = 0,15 mol
Mol H2SO4 = 0,8 M × 0,1 L = 0,08 mol
Rasio mol/koefisien:
NaOH: |0,15/2| = 0,075
H2SO4: |0,08/1| = 0,08 (NaOH pembatas)
b. Massa Na2SO4:
2 mol NaOH → 1 mol Na2SO4
0,15 mol NaOH → 0,075 mol Na2SO4
Massa = 0,075 mol × 142 g/mol = 10,65 g
Soal 13 (Analisis Data Eksperimen Tidak Lengkap)
Sebuah percobaan mereaksikan logam aluminium dengan larutan tembaga(II) sulfat menghasilkan data berikut:
Massa Al (g) |
Volume CuSO4 1 M (mL) |
Massa Cu yang Terbentuk (g) |
---|---|---|
2,7 | 100 | 6,35 |
Reaksi: 2Al(s) + 3CuSO4(aq) → Al2(SO4)3(aq) + 3Cu(s)
- Tunjukkan melalui perhitungan apakah data tersebut valid secara stoikiometri!
- Jika terdapat ketidaksesuaian, identifikasi kemungkinan sumber kesalahan eksperimen!
a. Validitas Data:
Mol Al = |2,7 g/(27 g/mol)| = 0,1 mol
Mol CuSO4 = 1 M × 0,1 L = 0,1 mol
Rasio mol/koefisien: Al (|0,1/2| = 0,05) vs CuSO4 (|0,1/3| ≈ 0,033) → CuSO4 pembatas
Teoritis: 0,1 mol CuSO4 → 0,1 mol Cu = 0,1 × 63,5 = 6,35 g (data valid)
b. Sumber Kesalahan Potensial:
- Pengukuran volume CuSO4 tidak akurat
- Kehilangan produk Cu selama penyaringan
- Aluminium tidak murni (teroksidasi)
Soal 14 (Reaksi Bolak-Balik)
Dalam reaksi kesetimbangan:
N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g)
Sebanyak 2 mol N2 dan 8 mol H2 direaksikan dalam wadah tertutup. Pada saat setimbang, ternyata 1 mol NH3 terbentuk.
- Tentukan pereaksi pembatas jika reaksi berjalan sempurna ke kanan!
- Hitung komposisi akhir campuran gas dalam wadah!
a. Pereaksi Pembatas:
Rasio mol/koefisien: N2 (|2/1| = 2) vs H2 (|8/3| ≈ 2,67) → N2 pembatas
b. Komposisi Setimbang:
Reaksi ke kanan: 1 mol NH3 terbentuk → butuh 0,5 mol N2 dan 1,5 mol H2
Sisa: N2 = 2 - 0,5 = 1,5 mol; H2 = 8 - 1,5 = 6,5 mol; NH3 = 1 mol
Total mol gas = 1,5 + 6,5 + 1 = 9 mol
Soal 15 (Multiple Reaksi)
Paduan magnesium-aluminium (Mg-Al) seberat 5 g mengandung 60% Mg, direaksikan dengan HCl berlebih melalui dua reaksi:
1) Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
2) 2Al(s) + 6HCl(aq) → 2AlCl3(aq) + 3H2(g)
- Hitung volume total gas H2 yang dihasilkan pada STP!
- Jika gas H2 yang terkumpul hanya 5,6 L, hitung persen yield reaksi!
a. Volume H2 Teoritis:
Massa Mg = 60% × 5 g = 3 g → mol = |3/24| = 0,125 mol → hasilkan 0,125 mol H2
Massa Al = 40% × 5 g = 2 g → mol = |2/27| ≈ 0,074 mol → hasilkan 0,111 mol H2
Total H2 = 0,125 + 0,111 = 0,236 mol → Volume STP = 0,236 × 22,4 ≈ 5,29 L
b. Persen Yield:
% yield = |5,6/5,29| × 100% ≈ 105,8% (indikasi kesalahan eksperimen)
Soal 16 (Aplikasi Nyata)
Dalam pembuatan pupuk urea, reaksi yang terjadi adalah:
2NH3(g) + CO2(g) → CO(NH2)2(s) + H2O(l)
Sebuah pabrik memiliki persediaan 170 kg NH3 dan 220 kg CO2.
- Tentukan pereaksi pembatas dalam proses ini!
- Hitung massa maksimum urea yang dapat dihasilkan (Ar N=14, H=1, C=12, O=16)!
- Jika pabrik ingin memanfaatkan semua CO2, berapa tambahan NH3 yang dibutuhkan?
a. Pereaksi Pembatas:
Mol NH3 = |170.000 g/(17 g/mol)| = 10.000 mol
Mol CO2 = |220.000 g/(44 g/mol)| = 5.000 mol
Rasio mol/koefisien: NH3 (|10.000/2| =5.000) vs CO2 (|5.000/1|=5.000) → Tidak ada pembatas (stoikiometri tepat)
b. Massa Urea:
5.000 mol CO2 → 5.000 mol urea
Massa urea = 5.000 × 60 g/mol = 300 kg
c. Tambahan NH3:
Untuk 220 kg CO2 (5.000 mol) butuh 10.000 mol NH3 (170 kg)
Sudah mencukupi, tidak perlu tambahan.
Soal 17 (Aplikasi Medis: Pembuatan Obat Antasida)
Dalam pembuatan tablet antasida, magnesium hidroksida (Mg(OH)2) bereaksi dengan asam lambung (HCl)
menurut persamaan:
Mg(OH)2(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + 2H2O(l)
Sebuah pabrik farmasi ingin memproduksi tablet dengan spesifikasi:
- Setiap tablet mengandung 400 mg Mg(OH)2
- Dapat menetralkan 15 mL asam lambung dengan pH 1
- Efisiensi reaksi 90% karena faktor biologis
- Buktikan apakah formulasi tersebut memenuhi syarat!
- Jika pasien mengonsumsi 2 tablet sekaligus, hitung pH akhir asam lambung (volume awal asam lambung 50 mL, pH 1)!
a. Pembuktian Formulasi:
Mol Mg(OH)2 per tablet = |0,4 g/(58 g/mol)| ≈ 0,0069 mol
Konsentrasi HCl pH 1 = 10-1 M
Mol HCl dalam 15 mL = 0,1 M × 0,015 L = 0,0015 mol
Kebutuhan teoritis Mg(OH)2 = ½ × 0,0015 mol = 0,00075 mol
Dengan efisiensi 90%: |0,00075/0,9| ≈ 0,00083 mol (formulasi 0,0069 mol > kebutuhan → memadai)
b. pH Akhir:
2 tablet = 2 × 0,0069 mol = 0,0138 mol Mg(OH)2
Mol HCl awal = 0,1 M × 0,05 L = 0,005 mol
HCl yang dinetralkan = 2 × 0,0138 × 90% = 0,02484 mol (melebihi mol HCl awal)
Sisa basa = |(0,02484 - 0,005)/2| = 0,00992 mol OH-
pOH = -log|0,00992/0,05| ≈ 1,7 → pH = 14 - 1,7 = 12,3 (terlalu basa, berbahaya)
Soal 18 (Lingkungan: Penanganan Tumpahan Asam)
Sebuah kecelakaan mengakibatkan tumpahan 100 L asam sulfat (H2SO4) 96% (massa jenis
1,84 g/mL). Tim penanganan menggunakan bubuk kalsium karbonat (CaCO3) untuk menetralkan menurut
reaksi:
CaCO3(s) + H2SO4(aq) → CaSO4(s) + H2O(l) +
CO2(g)
Data tambahan:
- Kemurnian bubuk kapur 85%
- Efisiensi reaksi di lapangan hanya 75% karena faktor lingkungan
- Hitung massa minimum bubuk kapur yang harus disiapkan!
- Jika gas CO2 yang dihasilkan terperangkap dalam ruang tertutup 10 m³, hitung konsentrasi CO2 dalam ppm (v/v) pada 25°C!
a. Massa Bubuk Kapur:
Massa H2SO4 = 100.000 mL × 1,84 g/mL × 96% = 176.640 g
Mol H2SO4 = |176.640 g/(98 g/mol)| ≈ 1.802,45 mol
Kebutuhan teoritis CaCO3 = 1.802,45 mol × 100 g/mol = 180.245 g
Dengan efisiensi 75% dan kemurnian 85%: |(180.245/0,75)/0,85| ≈ 282.737 g ≈ 283 kg
b. Konsentrasi CO2:
Mol CO2 = 1.802,45 mol × 75% = 1.351,84 mol
Volume CO2 pada 25°C = 1.351,84 × 24,5 L/mol ≈ 33.120 L = 33,12 |m^3|
Konsentrasi dalam 10 m³ ruang: |33,12/10| × 10⁶ ≈ 3.312.000 ppm (level berbahaya)
Soal 19 (Teknologi Baterai: Reaksi Lithium-ion)
Baterai lithium-ion menggunakan reaksi:
LiCoO2 + C6 → Li1-xCoO2 + LixC6
Sebuah baterai memiliki:
- Katoda: 10 g LiCoO2 (Mr = 98)
- Anoda: 3 g grafit (C6) (Mr = 72)
- x maksimum = 0,5
- Tentukan komponen pembatas dan kapasitas teoritis baterai (dalam mol elektron)!
- Jika baterai harus didesain ulang dengan kapasitas 0,2 mol elektron, hitung rasio massa katoda:anoda yang optimal!
a. Komponen Pembatas:
Mol LiCoO2 = |10/98| ≈ 0,102 mol (dapat lepas 0,102×0,5=0,051 mol e-)
Mol C6 = |3/72| = 0,0417 mol (dapat terima 0,0417 mol e-)
Pembatas: grafit, kapasitas = 0,0417 mol e-
b. Rasio Optimal:
Target 0,2 mol e-:
- Kebutuhan C6 = 0,2 mol (14,4 g)
- Kebutuhan LiCoO2 = |0,2/0,5| = 0,4 mol (39,2 g)
Rasio massa = 39,2 : 14,4 ≈ 2,72 : 1
Soal 20 (Krisis Energi: Pembuatan Bioetanol)
Proses fermentasi glukosa menghasilkan etanol:
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2
Data teknis:
- 1 ton jagung mengandung 65% pati (berat kering)
- Hidrolisis pati: (C6H10O5)n + nH2O →
nC6H12O6
- Efisiensi fermentasi 85%
- Densitas etanol 0,789 g/mL
- Hitung volume bioetanol (dalam liter) yang dapat dihasilkan dari 5 ton jagung!
- Jika etanol digunakan sebagai bahan bakar campuran bensin (E10), hitung volume bensin murni yang dapat dihemat dari produksi tersebut!
a. Volume Bioetanol:
Massa pati = 5 × 0,65 = 3,25 ton = 3,25×10⁶ g
Mol pati (satuan C6H10O5) = |3,25×10⁶/162| ≈ 20.062 mol
Mol glukosa teoritis = 20.062 mol
Mol etanol = 2 × 20.062 × 85% = 34.105 mol
Massa etanol = 34.105 × 46 ≈ 1,569×10⁶ g
Volume = |1,569×10⁶/0,789| ≈ 1.988 L
b. Penghematan Bensin:
E10 mengandung 10% etanol volume, jadi 1.988 L etanol ≈ 19.880 L E10
Penghematan bensin murni = 10% × 19.880 = 1.988 L
Soal 21 (Kriminologi: Analisis Racun Arsenik)
Dalam kasus keracunan arsenik (As2O3), antidotum yang digunakan adalah reaksi dengan
ferri hidroksida:
As2O3 + 2Fe(OH)3 → 2FeAsO3 + 3H2O
Data forensik menunjukkan:
- Korban mengonsumsi 50 mL minuman dengan konsentrasi As2O3 0,1% (massa jenis 1,2
g/mL)
- Dokter menyuntikkan 100 mL larutan Fe(OH)3 0,5 M
- Tentukan apakah dosis antidotum cukup untuk menetralkan racun!
- Jika pasien hanya menerima 75% dosis antidotum, hitung massa sisa As2O3 yang tidak ternetralkan!
a. Kecukupan Antidotum:
Massa As2O3 = 50 mL × 1,2 g/mL × 0,1% = 0,06 g
Mol As2O3 = |0,06 g/(198 g/mol)| ≈ 0,000303 mol
Mol Fe(OH)3 = 0,5 M × 0,1 L = 0,05 mol
Kebutuhan Fe(OH)3 = 2 × 0,000303 = 0,000606 mol (dosis berlebih)
b. Sisa Racun:
Dosis efektif = 75% × 0,05 mol = 0,0375 mol
As2O3 yang dinetralkan = 0,0375/2 = 0,01875 mol
Sisa = 0,000303 - 0,01875 ≈ 0 (semua ternetralkan)
Soal 22 (Astronomi: Produksi Oksigen di ISS)
Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) menghasilkan O2 melalui elektrolisis air:
2H2O(l) → 2H2(g) + O2(g)
Data sistem:
- Air yang tersedia 360 kg
- Kebutuhan astronot 0,84 kg O2/hari
- Efisiensi sistem 78% karena gravitasi mikro
- Hitung berapa hari pasokan oksigen dapat dipenuhi!
- Jika terjadi kebocoran 5% H2 per hari, hitung volume H2 yang terkumpul di modul (1 atm, 20°C) setelah 30 hari!
a. Masa Pasokan:
Mol H2O = |360.000 g/(18 g/mol)| = 20.000 mol
Teoritis: 20.000 mol H2O → 10.000 mol O2
Dengan efisiensi: 10.000 × 78% = 7.800 mol O2 = 249,6 kg
Lama pasokan = |249,6/0,84| ≈ 297 hari
b. Akumulasi H2:
Produksi H2 per hari = |20.000/297| × 78% = 52,53 mol/hari
Kebocoran 5% → Akumulasi 95% × 52,53 = 49,9 mol/hari
Total 30 hari = 49,9 × 30 = 1.497 mol
Volume = nRT/P = 1.497 × 0,082 × 293 ≈ 36.000 L
Soal 23 (Nanoteknologi: Sintesis Quantum Dot)
Quantum dot CdSe dibuat dengan reaksi:
Cd2+(aq) + Se2-(aq) → CdSe(s)
Proses sintesis:
- 50 mL larutan Cd(NO3)2 0,01 M
- 30 mL larutan Na2Se 0,02 M
- Efek permukaan mengurangi yield menjadi 65%
- Tentukan pereaksi pembatas dan massa CdSe teoritis!
- Jika diameter quantum dot 5 nm (ρ = 5,8 g/cm³), hitung jumlah partikel yang dihasilkan!
a. Pereaksi Pembatas:
Mol Cd2+ = 0,01 M × 0,05 L = 0,0005 mol
Mol Se2- = 0,02 M × 0,03 L = 0,0006 mol
Pembatas: Cd2+
Massa teoritis = 0,0005 × 191 g/mol = 0,0955 g
b. Jumlah Partikel:
Massa aktual = 65% × 0,0955 g = 0,0621 g
Volume 1 partikel = ⁴⁄₃π(2,5×10⁻⁷ cm)³ ≈ 6,54×10⁻²⁰ cm³
Massa 1 partikel = 6,54×10⁻²⁰ × 5,8 ≈ 3,79×10⁻¹⁹ g
Jumlah partikel = |0,0621/3,79×10⁻¹⁹ | ≈ 1,64×10¹⁷
Soal 24 (Seni Konservasi: Netralisasi Asam pada Patung)
Patung marmer (CaCO3) terkena hujan asam (H2SO4 0,1 M):
CaCO3(s) + H2SO4(aq) → CaSO4(s) + H2O(l) +
CO2(g)
Data kerusakan:
- Area yang rusak 50 cm² dengan kedalaman 2 mm
- Densitas marmer 2,7 g/cm³
- Restorator menggunakan larutan NaHCO3 0,5 M untuk netralisasi
- Hitung volume minimum NaHCO3 yang diperlukan untuk menetralkan asam!
- Jika proses restorasi hanya 80% efektif, hitung massa marmer yang hilang!
a. Volume NaHCO3:
Volume marmer rusak = 50 cm² × 0,2 cm = 10 cm³
Massa marmer = 10 × 2,7 = 27 g
Mol CaCO3 = |27 / 100| = 0,27 mol
Mol H2SO4 = 0,27 mol (perbandingan 1:1)
Volume NaHCO3 = |0,27 mol/0,5 M| = 0,54 L
b. Massa Marmer Hilang:
Yang bereaksi = 80% × 27 g = 21,6 g
Massa hilang = 21,6 - (0,27 × 136 g/mol CaSO4) = 15,9 g
Soal 25 (Industri Kelapa Sawit: Netralisasi Asam Lemak Bebas)
Dalam pemurnian minyak sawit mentah (CPO), asam lemak bebas (ALB) dinetralisasi dengan NaOH. Reaksi yang
terjadi:
R-COOH + NaOH → R-COONa + H2O
Data proses:
- 1 ton CPO mengandung 5% ALB (berat molekul rata-rata 280 g/mol)
- Larutan NaOH 20% (massa jenis 1,23 g/mL) digunakan
- Efisiensi netralisasi 90% karena ketidaksempurnaan pencampuran
- Hitung volume minimum larutan NaOH yang diperlukan!
- Jika harga NaOH Rp 8.000/L dan harga CPO Rp 10.000/kg, hitung biaya netralisasi per ton CPO!
a. Volume NaOH:
Massa ALB = 5% × 1000 kg = 50 kg = 50.000 g
Mol ALB = |50.000/280| ≈ 178,57 mol
Kebutuhan NaOH = 178,57 mol × 40 g/mol = 7.142,86 g
Dengan efisiensi 90%: |7.142,86/0,9| = 7.936,51 g
Volume larutan NaOH = |(7.936,51/0,2)/1,23| ≈ 32.262 mL ≈ 32,3 L
b. Biaya Netralisasi:
Biaya NaOH = 32,3 × Rp 8.000 = Rp 258.400
Biaya per ton CPO = Rp 258.400 + (50 kg × Rp 10.000) = Rp 758.400
Soal 26 (Produksi Makanan Rumahan: Fermentasi Tape)
Fermentasi ketan menjadi tape mengikuti reaksi:
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2
Data percobaan:
- 500 g ketan mengandung 80% pati
- Hidrolisis pati: (C6H10O5)n + nH2O →
nC6H12O6
- Yield fermentasi 75% karena kondisi rumahan
- Hitung volume etanol yang dihasilkan (ρ = 0,789 g/mL)!
- Jika CO2 yang dihasilkan terlarut dalam tape membentuk asam karbonat (H2CO3), hitung pH tape jika volume air tape 200 mL!
a. Volume Etanol:
Massa pati = 80% × 500 g = 400 g
Mol pati = 400/162 ≈ 2,47 mol → glukosa = 2,47 mol
Etanol teoritis = 2 × 2,47 = 4,94 mol
Yield 75% = 4,94 × 0,75 = 3,70 mol
Volume = |3,70 × 46/0,789| ≈ 216 mL
b. pH Tape:
Mol CO2 = 3,70 mol → H2CO3 = 3,70 mol
Konsentrasi H2CO3 = |3,70/0,2| = 18,5 M
Asumsi Ka = 4,5×10-7:
[H+] = √(Ka×M) = √(4,5×10-7×18,5) ≈ 2,9×10-3
pH = -log(2,9×10-3) ≈ 2,54 (sangat asam)
Soal 27 (Proses Kendaraan Bermotor: Catalytic Converter)
Catalytic converter mengubah emisi kendaraan melalui reaksi:
2CO(g) + 2NO(g) → 2CO2(g) + N2(g)
Data emisi:
- 1 L bensin menghasilkan 0,3 kg CO dan 0,1 kg NO
- Efisiensi converter 95%
- Mobil menghabiskan 10 L bensin per jam
- Hitung volume N2 yang dihasilkan dalam 1 jam (STP)!
- Jika converter hanya bekerja optimal di atas 300°C, hitung energi panas yang diperlukan untuk memanaskan 200 g logam platina (c = 0,13 J/g°C) dari 25°C ke 300°C!
a. Volume N2:
Per jam: CO = 10 × 0,3 = 3 kg = |3.000/28| ≈ 107,14 mol
NO = 10 × 0,1 = 1 kg = |1.000/30| ≈ 33,33 mol (pembatas)
N2 teoritis = |33,33/2| = 16,67 mol
Dengan efisiensi 95% = 16,67 × 0,95 = 15,83 mol
Volume STP = 15,83 × 22,4 ≈ 355 L
b. Energi Panas:
Q = m×c×ΔT = 200 × 0,13 × (300-25) = 7.150 J
Soal 28 (Pencemaran Lingkungan: Pengolahan Limbah Logam Berat)
Limbah cair industri mengandung Pb2+ 500 ppm diolah dengan Na2CO3:
Pb2+(aq) + CO32-(aq) → PbCO3(s)
Spesifikasi sistem:
- Debit limbah 2 m3/jam
- Larutan Na2CO3 10% (ρ = 1,1 g/mL)
- Peraturan membatasi Pb2+ maksimal 1 ppm
- Hitung laju aliran Na2CO3 minimum (L/jam)!
- Jika sludge PbCO3 yang dihasilkan mengandung 40% air, hitung volume sludge per hari (ρ sludge = 1,5 g/cm3)!
a. Laju Aliran Na2CO3:
Massa Pb2+/jam = 500 mg/L × 2.000 L = 1.000.000 mg = 1 kg
Mol Pb2+ = |1.000/207| ≈ 4,83 mol
Kebutuhan Na2CO3 = 4,83 × 106 = 511,98 g
Volume larutan = |(511,98/0,1)/1,1| ≈ 4.654 mL/jam ≈ 4,65 L/jam
b. Volume Sludge:
Massa PbCO3 = 4,83 × 267 ≈ 1.290 g/hari
Massa sludge = |1.290/0,6| = 2.150 g/hari
Volume = |2.150/1,5| ≈ 1.433 cm3/hari ≈ 1,43 L/hari
Soal 29 (Industri Kayu Lapis: Netralisasi Formaldehida)
Dalam produksi kayu lapis, resin formaldehida (HCHO) digunakan sebagai perekat. Proses netralisasi emisi gas
formaldehida menggunakan larutan amonium hidroksida (NH4OH):
HCHO(g) + NH4OH(aq) → (CH2)6N4(aq) + H2O(l)
Data proses:
- 1 lembar kayu lapis 18mm melepas 0,5 g formaldehida/jam
- Larutan NH4OH 25% (ρ = 0,91 g/cm3) digunakan
- Reaktor scrubber beroperasi pada efisiensi 85%
- Hitung volume NH4OH yang dibutuhkan untuk menetralisasi produksi 1000 lembar/hari (asumsikan 8 jam operasi)!
- Jika harga NH4OH Rp 15.000/L dan biaya operasional scrubber Rp 200/lembar, hitung biaya netralisasi per lembar kayu lapis!
a. Volume NH4OH:
Total HCHO = 1000 × 0,5 × 8 = 4000 g/hari = |4000/30| ≈ 133,33 mol
Kebutuhan NH4OH = 133,33 mol × 35 g/mol = 4.666,67 g
Dengan efisiensi 85% = |4.666,67/0,85| ≈ 5.490,20 g
Volume larutan = |(5.490,20/0,25)/0,91| ≈ 24,1 L/hari
b. Biaya Netralisasi:
Biaya bahan kimia = 24,1 × Rp 15.000 = Rp 361.500
Biaya operasional = 1000 × Rp 200 = Rp 200.000
Biaya per lembar = |361.500 + 200.000/1000| = Rp 561,50
Soal 30 (Aktivitas Olahraga: Metabolisme Glukosa saat Lari Marathon)
Proses metabolisme glukosa saat olahraga intensif:
C6H12O6(aq) + 6O2(g) → 6CO2(g) + 6H2O(l) +
2803 kJ
Data fisiologi:
- Pelari membakar 60 kJ energi per menit
- 1 gelas minuman isotonik mengandung 25 g glukosa
- Hanya 75% glukosa yang termetabolisme sempurna
- Hitung berapa gelas minuman isotonik dibutuhkan untuk lari marathon 4 jam!
- Jika udara yang dihirup mengandung 21% O2, hitung volume udara yang diperlukan (STP) untuk metabolisme glukosa dari 1 gelas isotonik!
a. Kebutuhan Minuman:
Total energi = 60 kJ/menit × 240 menit = 14.400 kJ
Glukosa teoritis = |14.400/2803| ≈ 5,14 mol
Dengan efisiensi 75% = |5,14/0,75| ≈ 6,85 mol = 6,85×180 ≈ 1.233 g
Jumlah gelas = |1.233/25| ≈ 50 gelas
b. Volume Udara:
Glukosa 1 gelas = 25 g ≈ 0,139 mol
Kebutuhan O2 = 6 × 0,139 = 0,834 mol
Volume udara STP = |0,834/0,21| × 22,4 ≈ 89 L
Tidak ada komentar:
Posting Komentar