Ada beberapa trik dalam menentukan hibridisasi (orbital hibrida) dari suatu molekul atau ion yang pernah dibahas pada blog ini. Cara atau trik-trik sebelumnya kurang dapat mengakomodasi kasus molekul atau ion yang memiliki total elektron valensi ganjil.
Lalu bagaimana caranya? Apakah elektron tunggal pada atom pusat itu terlibat dalam pembentukan orbital hibrida?
Beberapa ketentuan yang dapat dijadikan patokan:
Bila atom luar/sekitar (bukan atom pusat) memiliki keelektronegatifan ≥ 2,80 skala Pauling, maka elektron tunggal itu akan turut serta dalam pembentukan orbital hibrida.
Bila atom luar/sekitar keelektronegatifannya < 2,80 maka elektron tunggal tersebut tidak terlibat/tidak berpartisipasi dalam pembentukan orbital hibrida.
Unsur-unsur yang memiliki keelektronegatifan ≥ 2,80 selain H:
Singkatan/istilah yang digunakan dalam tulisan ini:
# EV = elektron valensi
# PEB = pasangan elektron bebas (elektron yang tidak terlibat dalam pembentukan ikatan)
# Radikal bebas = 1 elektron tersisa.
Contoh-1:
NO
Total EV N dan O = EV N + EV O
Total EV N dan O = 5 + 6
Total EV N dan O = 11
Menghitung jumlah ikatan:
Jumlah ikatan pada NO = |total EV N & O//jumlah elektron oktet|
Jumlah ikatan pada NO = |11 elektron//8 elektron|
Jumlah ikatan pada NO = |(8+3) elektron//8 elektron|
Jumlah ikatan pada NO = 1 ikatan dan sisa 3 EV
Contoh-4: CF3
Contoh-5: ClO
Contoh-6: ClO2
Contoh-7: ClO3
Lalu bagaimana caranya? Apakah elektron tunggal pada atom pusat itu terlibat dalam pembentukan orbital hibrida?
Beberapa ketentuan yang dapat dijadikan patokan:
Bila atom luar/sekitar (bukan atom pusat) memiliki keelektronegatifan ≥ 2,80 skala Pauling, maka elektron tunggal itu akan turut serta dalam pembentukan orbital hibrida.
Bila atom luar/sekitar keelektronegatifannya < 2,80 maka elektron tunggal tersebut tidak terlibat/tidak berpartisipasi dalam pembentukan orbital hibrida.
Unsur-unsur yang memiliki keelektronegatifan ≥ 2,80 selain H:
Unsur | Keelektronegatifan Skala Pauling |
---|---|
F | 3,98 |
O | 3,44 |
Cl | 3,16 |
N | 3,04 |
Br | 2,96 |
H | 2,20 |
Singkatan/istilah yang digunakan dalam tulisan ini:
# EV = elektron valensi
# PEB = pasangan elektron bebas (elektron yang tidak terlibat dalam pembentukan ikatan)
# Radikal bebas = 1 elektron tersisa.
Contoh Penentuan Orbital Hibrida Spesi yang Total Elektron Valensinya Ganjil
Total EV N dan O = EV N + EV O
Total EV N dan O = 5 + 6
Total EV N dan O = 11
Menghitung jumlah ikatan:
Jumlah ikatan pada NO = |total EV N & O//jumlah elektron oktet|
Jumlah ikatan pada NO = |11 elektron//8 elektron|
Jumlah ikatan pada NO = |(8+3) elektron//8 elektron|
Jumlah ikatan pada NO = 1 ikatan dan sisa 3 EV
Menghitung jumlah PEB (setiap PEB ada 2 elektron) dari sisa elektron valensi yang tidak digunakan berikatan:
Jumlah PEB = |sisa EV//2|
Jumlah PEB = |3 elektron//2 elektron|
Jumlah PEB = |(2+1) elektron//2 elektron|
Jumlah PEB = 1 PEB dan sisa 1 elektron EV
Sisa 1 elektron terakhir ini menjadi elektron tunggal disebut radikal bebas.
Penentuan apakah 1 radikal bebas ini dianggap menyumbang pembentukan orbital baru atau tidak, dilakukan pembandingan keelektronegatifan atom luar dengan nilai 2,80:
Atom luar pada molekul NO adalah atom O (dalam hal ini O mempunyai keelektronegatifan O lebih besar dari N sehingga dianggap sebagai atom luar), keelektronegatifan O = 3,44.
3,44 > 2,80
maka sisa 1 elektron itu dianggap turut menyumbangkan 1 orbital hibrida, jadi ada tambahan orbital baru dari 1 radikal bebas.
Jumlah orbital hibrida = 1 orbital (dari 1 ikatan) + 1 orbital (dari 1 PEB) + 1 orbital (dari 1 radikal bebas) = 3 orbital
3 orbital ini berarti membutuhkan 1 orbital s dan 2 orbital p sehingga orbital hibrida yang terbentuk sp2.
Geometri elektronnya segitiga datar (3 orbital), dan geometri molekulnya linier (ini karena hanya ada 2 atom).
Contoh-2: NO2
Jumlah PEB = |sisa EV//2|
Jumlah PEB = |3 elektron//2 elektron|
Jumlah PEB = |(2+1) elektron//2 elektron|
Jumlah PEB = 1 PEB dan sisa 1 elektron EV
Sisa 1 elektron terakhir ini menjadi elektron tunggal disebut radikal bebas.
Penentuan apakah 1 radikal bebas ini dianggap menyumbang pembentukan orbital baru atau tidak, dilakukan pembandingan keelektronegatifan atom luar dengan nilai 2,80:
Atom luar pada molekul NO adalah atom O (dalam hal ini O mempunyai keelektronegatifan O lebih besar dari N sehingga dianggap sebagai atom luar), keelektronegatifan O = 3,44.
3,44 > 2,80
maka sisa 1 elektron itu dianggap turut menyumbangkan 1 orbital hibrida, jadi ada tambahan orbital baru dari 1 radikal bebas.
Jumlah orbital hibrida = 1 orbital (dari 1 ikatan) + 1 orbital (dari 1 PEB) + 1 orbital (dari 1 radikal bebas) = 3 orbital
3 orbital ini berarti membutuhkan 1 orbital s dan 2 orbital p sehingga orbital hibrida yang terbentuk sp2.
Geometri elektronnya segitiga datar (3 orbital), dan geometri molekulnya linier (ini karena hanya ada 2 atom).
Contoh-2: NO2
Total EV N dan 2O = EV N + (2 × EV O)
Total EV N dan 2O = 5 + (2 × 6)
Total EV N dan 2O = 5 + (2 × 6)
Total EV N dan 2O = 17
Menghitung jumlah ikatan:
Jumlah ikatan pada NO2 = |total EV N & O//jumlah elektron oktet|
Jumlah ikatan pada NO2 = |17 elektron//8 elektron|
Jumlah ikatan pada NO2 = |(16+1) elektron//8 elektron|
Jumlah ikatan pada NO2 = 2 ikatan dan sisa 1 EV
Menghitung jumlah ikatan:
Jumlah ikatan pada NO2 = |total EV N & O//jumlah elektron oktet|
Jumlah ikatan pada NO2 = |17 elektron//8 elektron|
Jumlah ikatan pada NO2 = |(16+1) elektron//8 elektron|
Jumlah ikatan pada NO2 = 2 ikatan dan sisa 1 EV
Menghitung jumlah PEB:
Karena sisa hasil bagi kurang dari 2 elektron maka pada molekul ini maka tidak terdapat PEB (0 PEB)
Sisa 1 elektron terakhir ini menjadi elektron tunggal disebut radikal bebas.
Penentuan apakah 1 radikal bebas ini dianggap menyumbang pembentukan orbital baru atau tidak, dilakukan perbandingan keelektronegatifan atom luar dengan nilai 2,80:
Atom luar pada molekul NO2 adalah atom O, keelektronegatifan O = 3,44.
3,44 > 2,80
maka sisa 1 elektron itu dianggap turut terlibat dalam pembentukan orbital hibrida seolah seperti 1 PEB.
Jumlah orbital hibrida = 2 orbital (dari 2 ikatan) + 0 orbital (dari 0 PEB) + 1 orbital (dari 1 radikal bebas) = 3 orbital
3 orbital ini berarti membutuhkan 1 orbital s dan 2 orbital p sehingga orbital hibrida yang terbentuk sp2.
Karena sisa hasil bagi kurang dari 2 elektron maka pada molekul ini maka tidak terdapat PEB (0 PEB)
Sisa 1 elektron terakhir ini menjadi elektron tunggal disebut radikal bebas.
Penentuan apakah 1 radikal bebas ini dianggap menyumbang pembentukan orbital baru atau tidak, dilakukan perbandingan keelektronegatifan atom luar dengan nilai 2,80:
Atom luar pada molekul NO2 adalah atom O, keelektronegatifan O = 3,44.
3,44 > 2,80
maka sisa 1 elektron itu dianggap turut terlibat dalam pembentukan orbital hibrida seolah seperti 1 PEB.
Jumlah orbital hibrida = 2 orbital (dari 2 ikatan) + 0 orbital (dari 0 PEB) + 1 orbital (dari 1 radikal bebas) = 3 orbital
3 orbital ini berarti membutuhkan 1 orbital s dan 2 orbital p sehingga orbital hibrida yang terbentuk sp2.
Geometri elektronnya segitiga datar (3 orbital), dan geometri molekulnya bengkok (2 ikatan dan 1 PEB).
Contoh-3: CH3
Contoh-3: CH3
Total EV C dan 3H = EV C + (3 × EV H)
Total EV N dan 2O = 4 + (3 × 7)
Total EV N dan 2O = 4 + (3 × 7)
Total EV N dan 2O = 25
Catatan: EV atom H sengaja dibuat sama dengan 7 agar memudahkan proses hitung secara general untuk mencapai oktet. Seharusnya EV H = 1.
Catatan: EV atom H sengaja dibuat sama dengan 7 agar memudahkan proses hitung secara general untuk mencapai oktet. Seharusnya EV H = 1.
Menghitung jumlah ikatan:
Jumlah ikatan pada CH3 = |total EV C & H//jumlah elektron oktet|
Jumlah ikatan pada NO2 = |25 elektron//8 elektron|
Jumlah ikatan pada NO2 = |(24+1) elektron//8 elektron|
Jumlah ikatan pada NO2 = 3 ikatan dan sisa 1 EV
Jumlah ikatan pada CH3 = |total EV C & H//jumlah elektron oktet|
Jumlah ikatan pada NO2 = |25 elektron//8 elektron|
Jumlah ikatan pada NO2 = |(24+1) elektron//8 elektron|
Jumlah ikatan pada NO2 = 3 ikatan dan sisa 1 EV
Menghitung jumlah PEB:
Karena sisa hasil bagi kurang dari 2 elektron maka pada molekul ini maka tidak terdapat PEB (0 PEB)
Sisa 1 elektron terakhir menjadi elektron tunggal disebut radikal bebas.
Penentuan apakah 1 radikal bebas ini dianggap menyumbang pembentukan orbital baru atau tidak, dilakukan perbandingan keelektronegatifan atom luar dengan nilai 2,80:
Karena sisa hasil bagi kurang dari 2 elektron maka pada molekul ini maka tidak terdapat PEB (0 PEB)
Sisa 1 elektron terakhir menjadi elektron tunggal disebut radikal bebas.
Penentuan apakah 1 radikal bebas ini dianggap menyumbang pembentukan orbital baru atau tidak, dilakukan perbandingan keelektronegatifan atom luar dengan nilai 2,80:
Atom luar pada molekul CH3 adalah atom H, keelektronegatifan H = 2,20.
2,20 < 2,80
maka sisa 1 elektron itu dianggap tidak turut terlibat dalam pembentukan orbital hibrida, jadi tidak ada tambahan orbital baru.
Jumlah orbital hibrida = 3 orbital (dari 3 ikatan + 0 orbital (dari 0 PEB) + 0 orbital (dari 1 radikal) = 3 orbital
3 orbital ini berarti membutuhkan 1 orbital s dan 2 orbital p sehingga orbital hibrida yang terbentuk sp2.
Geometri elektronnya segitiga datar (3 orbital), dan geometri molekulnya segitiga datar (3 ikatan).
Contoh-4: CF3
Total EV C dan 3F = EV C + (3 × EV F)
Total EV C dan 3F = 4 + (3 × 7)
Total EV C dan 3F = 4 + (3 × 7)
Total EV C dan 3F = 25
Menghitung jumlah ikatan:
Menghitung jumlah ikatan:
Jumlah ikatan pada CF3 = |total EV C & F//jumlah elektron oktet|
Jumlah ikatan pada CF3 = |25 elektron//8 elektron|
Jumlah ikatan pada CF3 = |(24+1) elektron//8 elektron|
Jumlah ikatan pada CF3 = 3 ikatan dan sisa 1 EV
Jumlah ikatan pada CF3 = |25 elektron//8 elektron|
Jumlah ikatan pada CF3 = |(24+1) elektron//8 elektron|
Jumlah ikatan pada CF3 = 3 ikatan dan sisa 1 EV
Menghitung jumlah PEB:
Karena sisa hasil bagi kurang dari 2 elektron maka pada molekul ini maka tidak terdapat PEB (0 PEB)
Sisa 1 elektron terakhir ini menjadi elektron tunggal disebut radikal bebas.
Penentuan apakah 1 radikal bebas ini dianggap menyumbang pembentukan orbital baru atau tidak, dilakukan perbandingan keelektronegatifan atom luar dengan nilai 2,80:
Karena sisa hasil bagi kurang dari 2 elektron maka pada molekul ini maka tidak terdapat PEB (0 PEB)
Sisa 1 elektron terakhir ini menjadi elektron tunggal disebut radikal bebas.
Penentuan apakah 1 radikal bebas ini dianggap menyumbang pembentukan orbital baru atau tidak, dilakukan perbandingan keelektronegatifan atom luar dengan nilai 2,80:
Atom luar pada molekul CF3 adalah atom F, keelektronegatifan F = 3,98.
3,98 > 2,80
maka sisa 1 elektron itu dianggap turut menyumbangkan 1 orbital hibrida, jadi ada tambahan orbital baru dari 1 radikal bebas.
Jumlah orbital hibrida = 3 orbital (dari 3 ikatan + 0 orbital (dari 0 PEB) + 1 orbital (dari 1 radikal) = 4 orbital
4 orbital ini berarti membutuhkan 1 orbital s dan 3 orbital p sehingga orbital hibrida yang terbentuk sp3.
3,98 > 2,80
maka sisa 1 elektron itu dianggap turut menyumbangkan 1 orbital hibrida, jadi ada tambahan orbital baru dari 1 radikal bebas.
Jumlah orbital hibrida = 3 orbital (dari 3 ikatan + 0 orbital (dari 0 PEB) + 1 orbital (dari 1 radikal) = 4 orbital
4 orbital ini berarti membutuhkan 1 orbital s dan 3 orbital p sehingga orbital hibrida yang terbentuk sp3.
Geometri elektronnya tetrahedral (4 orbital), dan geometri molekulnya piramida segitiga (3 ikatan dan 1 radikal bebas).
Contoh-5: ClO
Total EV Cl dan O = EV Cl + EV O
Total EV Cl dan O = 7 + 6
Total EV Cl dan O = 13
Menghitung jumlah ikatan:
Jumlah ikatan pada ClO = |total EV Cl & O//jumlah elektron oktet|
Jumlah ikatan pada ClO = |13 elektron//8 elektron|
Jumlah ikatan pada ClO = |(8+5) elektron//8 elektron|
Jumlah ikatan pada ClO = 1 ikatan dan sisa 5 EV
Total EV Cl dan O = 7 + 6
Total EV Cl dan O = 13
Menghitung jumlah ikatan:
Jumlah ikatan pada ClO = |total EV Cl & O//jumlah elektron oktet|
Jumlah ikatan pada ClO = |13 elektron//8 elektron|
Jumlah ikatan pada ClO = |(8+5) elektron//8 elektron|
Jumlah ikatan pada ClO = 1 ikatan dan sisa 5 EV
Menghitung jumlah PEB (setiap PEB ada 2 elektron) dari sisa elektron valensi yang tidak digunakan berikatan:
Jumlah PEB = |sisa EV//2|
Jumlah PEB = |5 elektron//2 elektron|
Jumlah PEB = |(4+1) elektron//2 elektron|
Jumlah PEB = 2 PEB dan sisa 1 elektron EV
Sisa 1 elektron terakhir ini menjadi elektron tunggal disebut radikal bebas.
Penentuan apakah 1 radikal bebas ini dianggap menyumbang pembentukan orbital baru atau tidak, dilakukan pembandingan keelektronegatifan atom luar dengan nilai 2,80:
Atom luar pada molekul ClO adalah atom O (dalam hal ini O mempunyai keelektronegatifan O lebih besar dari Cl sehingga dianggap sebagai atom luar), keelektronegatifan O = 3,44.
3,44 > 2,80
maka sisa 1 elektron itu dianggap turut menyumbangkan 1 orbital hibrida, jadi ada tambahan orbital baru dari 1 radikal bebas.
Jumlah orbital hibrida = 1 orbital (dari 1 ikatan) + 2 orbital (dari 2 PEB) + 1 orbital (dari 1 radikal bebas) = 4 orbital
4 orbital ini berarti membutuhkan 1 orbital s dan 3 orbital p sehingga orbital hibrida yang terbentuk sp3.
Geometri elektronnya tetrahedral (4 orbital), dan geometri molekulnya linier (ini karena hanya ada 2 atom).
Jumlah PEB = |sisa EV//2|
Jumlah PEB = |5 elektron//2 elektron|
Jumlah PEB = |(4+1) elektron//2 elektron|
Jumlah PEB = 2 PEB dan sisa 1 elektron EV
Sisa 1 elektron terakhir ini menjadi elektron tunggal disebut radikal bebas.
Penentuan apakah 1 radikal bebas ini dianggap menyumbang pembentukan orbital baru atau tidak, dilakukan pembandingan keelektronegatifan atom luar dengan nilai 2,80:
Atom luar pada molekul ClO adalah atom O (dalam hal ini O mempunyai keelektronegatifan O lebih besar dari Cl sehingga dianggap sebagai atom luar), keelektronegatifan O = 3,44.
3,44 > 2,80
maka sisa 1 elektron itu dianggap turut menyumbangkan 1 orbital hibrida, jadi ada tambahan orbital baru dari 1 radikal bebas.
Jumlah orbital hibrida = 1 orbital (dari 1 ikatan) + 2 orbital (dari 2 PEB) + 1 orbital (dari 1 radikal bebas) = 4 orbital
4 orbital ini berarti membutuhkan 1 orbital s dan 3 orbital p sehingga orbital hibrida yang terbentuk sp3.
Geometri elektronnya tetrahedral (4 orbital), dan geometri molekulnya linier (ini karena hanya ada 2 atom).
Contoh-6: ClO2
Total EV Cl dan 2O = EV Cl + (2 × EV O)
Total EV Cl dan 2O = 7 + (2 × 6)
Total EV Cl dan 2O = 7 + (2 × 6)
Total EV Cl dan 2O = 19
Menghitung jumlah ikatan:
Jumlah ikatan pada ClO2 = |total EV N & O//jumlah elektron oktet|
Jumlah ikatan pada ClO2 = |19 elektron//8 elektron|
Jumlah ikatan pada ClO2 = |(16+3) elektron//8 elektron|
Jumlah ikatan pada ClO2 = 2 ikatan dan sisa 3 EV
Menghitung jumlah ikatan:
Jumlah ikatan pada ClO2 = |total EV N & O//jumlah elektron oktet|
Jumlah ikatan pada ClO2 = |19 elektron//8 elektron|
Jumlah ikatan pada ClO2 = |(16+3) elektron//8 elektron|
Jumlah ikatan pada ClO2 = 2 ikatan dan sisa 3 EV
Menghitung jumlah PEB (setiap PEB ada 2 elektron) dari sisa elektron valensi yang tidak digunakan berikatan:
Jumlah PEB = |sisa EV//2|
Jumlah PEB = |3 elektron//2 elektron|
Jumlah PEB = |(2+1) elektron//2 elektron|
Jumlah PEB = 1 PEB dan sisa 1 elektron EV
Sisa 1 elektron terakhir ini menjadi elektron tunggal disebut radikal bebas.
Penentuan apakah 1 radikal bebas ini dianggap menyumbang pembentukan orbital baru atau tidak, dilakukan perbandingan keelektronegatifan atom luar dengan nilai 2,80:
Atom luar pada molekul ClO2 adalah atom O, keelektronegatifan O = 3,44.
3,44 > 2,80
maka sisa 1 elektron itu dianggap turut terlibat dalam pembentukan orbital hibrida seolah seperti 1 PEB.
Jumlah orbital hibrida = 2 orbital (dari 2 ikatan) + 1 orbital (dari 1 PEB) + 1 orbital (dari 1 radikal bebas) = 4 orbital
4 orbital ini berarti membutuhkan 1 orbital s dan 3 orbital p sehingga orbital hibrida yang terbentuk sp3.
Geometri elektronnya tetrahedral (4 orbital), dan geometri molekulnya bengkok/bentuk V (2 ikatan 1 PEB dan 1 radikal bebas).
Jumlah PEB = |sisa EV//2|
Jumlah PEB = |3 elektron//2 elektron|
Jumlah PEB = |(2+1) elektron//2 elektron|
Jumlah PEB = 1 PEB dan sisa 1 elektron EV
Sisa 1 elektron terakhir ini menjadi elektron tunggal disebut radikal bebas.
Penentuan apakah 1 radikal bebas ini dianggap menyumbang pembentukan orbital baru atau tidak, dilakukan perbandingan keelektronegatifan atom luar dengan nilai 2,80:
Atom luar pada molekul ClO2 adalah atom O, keelektronegatifan O = 3,44.
3,44 > 2,80
maka sisa 1 elektron itu dianggap turut terlibat dalam pembentukan orbital hibrida seolah seperti 1 PEB.
Jumlah orbital hibrida = 2 orbital (dari 2 ikatan) + 1 orbital (dari 1 PEB) + 1 orbital (dari 1 radikal bebas) = 4 orbital
4 orbital ini berarti membutuhkan 1 orbital s dan 3 orbital p sehingga orbital hibrida yang terbentuk sp3.
Geometri elektronnya tetrahedral (4 orbital), dan geometri molekulnya bengkok/bentuk V (2 ikatan 1 PEB dan 1 radikal bebas).
Contoh-7: ClO3
Total EV Cl dan 3O = EV Cl + (3 × EV O)
Total EV Cl dan 3O = 7 + (3 × 6)
Total EV Cl dan 3O = 7 + (3 × 6)
Total EV Cl dan 3O = 25
Menghitung jumlah ikatan:
Jumlah ikatan pada ClO2 = |total EV N & O//jumlah elektron oktet|
Jumlah ikatan pada ClO2 = |25 elektron//8 elektron|
Jumlah ikatan pada ClO2 = |(24+1) elektron//8 elektron|
Jumlah ikatan pada ClO2 = 3 ikatan dan sisa 1 EV
Menghitung jumlah ikatan:
Jumlah ikatan pada ClO2 = |total EV N & O//jumlah elektron oktet|
Jumlah ikatan pada ClO2 = |25 elektron//8 elektron|
Jumlah ikatan pada ClO2 = |(24+1) elektron//8 elektron|
Jumlah ikatan pada ClO2 = 3 ikatan dan sisa 1 EV
Menghitung jumlah PEB:
Karena sisa hasil bagi kurang dari 2 elektron maka pada molekul ini maka tidak terdapat PEB (0 PEB)
Sisa 1 elektron terakhir ini menjadi elektron tunggal disebut radikal bebas.
Penentuan apakah 1 radikal bebas ini dianggap menyumbang pembentukan orbital baru atau tidak, dilakukan perbandingan keelektronegatifan atom luar dengan nilai 2,80:
Atom luar pada molekul ClO2 adalah atom O, keelektronegatifan O = 3,44.
3,44 > 2,80
maka sisa 1 elektron itu dianggap turut terlibat dalam pembentukan orbital hibrida seolah seperti 1 PEB.
Jumlah orbital hibrida = 3 orbital (dari 3 ikatan) + 0 orbital (dari 0 PEB) + 1 orbital (dari 1 radikal bebas) = 4 orbital
4 orbital ini berarti membutuhkan 1 orbital s dan 3 orbital p sehingga orbital hibrida yang terbentuk sp3.
Geometri elektronnya tetrahedral (4 orbital), dan geometri molekulnya piramida segitiga (3 ikatan dan 1 radikal bebas).
Karena sisa hasil bagi kurang dari 2 elektron maka pada molekul ini maka tidak terdapat PEB (0 PEB)
Sisa 1 elektron terakhir ini menjadi elektron tunggal disebut radikal bebas.
Penentuan apakah 1 radikal bebas ini dianggap menyumbang pembentukan orbital baru atau tidak, dilakukan perbandingan keelektronegatifan atom luar dengan nilai 2,80:
Atom luar pada molekul ClO2 adalah atom O, keelektronegatifan O = 3,44.
3,44 > 2,80
maka sisa 1 elektron itu dianggap turut terlibat dalam pembentukan orbital hibrida seolah seperti 1 PEB.
Jumlah orbital hibrida = 3 orbital (dari 3 ikatan) + 0 orbital (dari 0 PEB) + 1 orbital (dari 1 radikal bebas) = 4 orbital
4 orbital ini berarti membutuhkan 1 orbital s dan 3 orbital p sehingga orbital hibrida yang terbentuk sp3.
Geometri elektronnya tetrahedral (4 orbital), dan geometri molekulnya piramida segitiga (3 ikatan dan 1 radikal bebas).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar