Seperti yang pernah saya tulis pada blog wordpress dulu, bahwa menentukan, tepatnya mengklafisikasikan apakah senyawa itu termasuk senyawa ion (kombinasi ion positif dan ion negatif) atau senyawa kovalen yang diketahui rumus kimianya sangat mudah.
Caranya cukup hanya menghafalkan unsur-unsur nonlogam yang terdiri dari 11 unsur berikut: H, C, N, P, O, S, Se, F, Cl, Br, I. Boleh juga dipisahkan menjadi H, C, N-P, O-S-Se, F-Cl-Br-I ini berdasar golongan seperti dalam tabel periodik unsur.
Kadang 4 unsur Si, As, Te, At juga diklasifikasikan sebagai nonlogam juga karena memang keempatnya ini merupakan metaloid, bisa digolongkan logam sekaligus nonlogam. Semudah itukah? Ya semudah itu. Simak kelanjutan.
Cukup menghafal 11 unsur nonlogam ditambah 4 unsur metaloid itu saja. Selain 15 unsur itu boleh dianggap unsur logam, kecuali gas mulia tentunya. Senyawa ion umumnya tersusun dari unsur logam dan nonlogam, sementara itu senyawa kovalen umumnya tersusun daru unsur-unsur nonlogam saja.
Walau di bagian akhir nanti akan ada catatan khusus atau perkecualian. Bagi kelas 10 sma/ma dan smk yang mempelajari kimia tips ini akan banyak menolong dalam mempelajari kimia lebih lanjut. Ini sebagai perkenalan saja.
Untuk pembelajaran di kelas 10 memang disajikan contoh-contoh yang sudah pasti ini senyawa ion dan itu senyawa kovalen. Kalaupun ada penyimpangan perlu diberikan argumen secukupnya. Misalnya khusus ikatan NH4Cl, antara ion NH4+ dengan Cl- adalah ikatan ion, tetapi ikatan yang terjadi antara N dengan H dalam kation NH4+ itu adalah ikatan kovalen. Misal lagi ikatan yang terjadi antara Be dengan Cl pada senyawa BeCl2 ini dibahas dibagian akhir tulisan ini.
Untuk menentukan apakah suatu senyawa termasuk senyawa ion atau kovalen sesungguhnya tidak sesederhana itu. Perlu analisis mendetil dengan berbagai argumen. Bahkan beberapa pakar kimia sudah memberikan patokan untuk menggolongkan suatu senyawa tersebut. Tidak sekadar senyawa ion itu tersusun dari unsur logam dan unsur nonlogam.
Untuk pelajaran kimia di SMA sering disederhanakan, namun siswa sebaiknya juga tahu apa saja argumen-argumen yang mendasari pengolompokan itu. Tidak sekedar ini senyawa kovalen ini senyawa ion, tidak seperti itu jika betul-betul ingin belajar kimia. Bila ingin tahu silakan jelajah di internet tentang aturan Fajan atau boleh juga menggunakan prediksi berdasarkan Kalkulator Persen Karakter Ionik suatu senyawa dari blog ini.
Berikut ini beberapa senyawa beserta pengelompokannya dengan mengikuti pedoman kasar atas perbedaan keelektronegatifan unsur yang berikatan. Pedoman kasar, bila beda keelektronegatifan 2 unsur yang berikatan lebih dari 1,70 berarti sifat dominan yang muncul adalah sifat ionik, bila kurang dari 1,70 maka dikategorikan senyawa kovalen.
Beda keelektronegatifan dapat dihitung melalui kalkulator di atas. Atau dihitung secara manual dengan melihat nilai keelektronegatifan dapat dilihat di sini.
Terdapat beberapa senyawa yang sedikit membuat bingung siswa, karena beberapa logam (yang karakter sifat logamnya tidak kuat) bila berikatan dengan unsur nonlogam maka tidak lagi masuk golongan senyawa ion. Hal ini dapat dikaji berdasar Aturan Fajan sebagaimana lustrasi pada gambar berikut. Khsuus tentang aturan Fajan nanti akan ditulis tersendiri.
Sisi kiri, muatan kation bertambah, ukuran berkurang (semakin kecil), dan sisi kanan ukuran anion bertambah (semakin besar), keduanya memberikan dampak pada penambahan karakter kovalen.
Bagaimana dengan senyawa BeCl2? Be adalah logam golongan alkali tanah (II-A) dan Cl adalah nonlogam. Bila mengikuti aturan sederhana bahwa ikatan yang terjadi antara unsur logam dengan nonlogam disebut ikatan ion, BeCl2 ini seharusnya termasuk senyawa ion namun faktanya tidak demikian, dari sifat-sifatnya ia cenderung lebih bersifat sebagai senyawa kovalen.
Catatn khusus BF3 walaupun beda keelektronegatifan besar (lebih dari 1,70) ia termasuk senyawa kovalen polar, kovalen yang terkutub. Tentang ini juga akan dibuat tulisan khusus di blog ini.
Demikian bahasan singkat tentang penggolongan senyawa ion dan senyawa kovalen yang ditujukan untuk pembelajaran kimia kelas 10 sma. Mohon koreksi bila ada sesuatu yang kurang tepat. Terima kasih
Caranya cukup hanya menghafalkan unsur-unsur nonlogam yang terdiri dari 11 unsur berikut: H, C, N, P, O, S, Se, F, Cl, Br, I. Boleh juga dipisahkan menjadi H, C, N-P, O-S-Se, F-Cl-Br-I ini berdasar golongan seperti dalam tabel periodik unsur.
Kadang 4 unsur Si, As, Te, At juga diklasifikasikan sebagai nonlogam juga karena memang keempatnya ini merupakan metaloid, bisa digolongkan logam sekaligus nonlogam. Semudah itukah? Ya semudah itu. Simak kelanjutan.
Cukup menghafal 11 unsur nonlogam ditambah 4 unsur metaloid itu saja. Selain 15 unsur itu boleh dianggap unsur logam, kecuali gas mulia tentunya. Senyawa ion umumnya tersusun dari unsur logam dan nonlogam, sementara itu senyawa kovalen umumnya tersusun daru unsur-unsur nonlogam saja.
Walau di bagian akhir nanti akan ada catatan khusus atau perkecualian. Bagi kelas 10 sma/ma dan smk yang mempelajari kimia tips ini akan banyak menolong dalam mempelajari kimia lebih lanjut. Ini sebagai perkenalan saja.
Secara umum terdapat ketentuan berikut:
Unsur logam + unsur nonlogam = senyawa ion (senyawa elektrovalen)
Unsur nonlogam + unsur nonlogam = senyawa kovalen
Untuk pembelajaran di kelas 10 memang disajikan contoh-contoh yang sudah pasti ini senyawa ion dan itu senyawa kovalen. Kalaupun ada penyimpangan perlu diberikan argumen secukupnya. Misalnya khusus ikatan NH4Cl, antara ion NH4+ dengan Cl- adalah ikatan ion, tetapi ikatan yang terjadi antara N dengan H dalam kation NH4+ itu adalah ikatan kovalen. Misal lagi ikatan yang terjadi antara Be dengan Cl pada senyawa BeCl2 ini dibahas dibagian akhir tulisan ini.
Untuk menentukan apakah suatu senyawa termasuk senyawa ion atau kovalen sesungguhnya tidak sesederhana itu. Perlu analisis mendetil dengan berbagai argumen. Bahkan beberapa pakar kimia sudah memberikan patokan untuk menggolongkan suatu senyawa tersebut. Tidak sekadar senyawa ion itu tersusun dari unsur logam dan unsur nonlogam.
Untuk pelajaran kimia di SMA sering disederhanakan, namun siswa sebaiknya juga tahu apa saja argumen-argumen yang mendasari pengolompokan itu. Tidak sekedar ini senyawa kovalen ini senyawa ion, tidak seperti itu jika betul-betul ingin belajar kimia. Bila ingin tahu silakan jelajah di internet tentang aturan Fajan atau boleh juga menggunakan prediksi berdasarkan Kalkulator Persen Karakter Ionik suatu senyawa dari blog ini.
Berikut ini beberapa senyawa beserta pengelompokannya dengan mengikuti pedoman kasar atas perbedaan keelektronegatifan unsur yang berikatan. Pedoman kasar, bila beda keelektronegatifan 2 unsur yang berikatan lebih dari 1,70 berarti sifat dominan yang muncul adalah sifat ionik, bila kurang dari 1,70 maka dikategorikan senyawa kovalen.
No | Senyawa | Unsur Logam | Unsur Nonlogam | Beda Keelektro- negatifan | Jenis Seyawa/ Dominan |
---|---|---|---|---|---|
1 | CaCl2 | Ca | Cl | 2,16 | Ion |
2 | CaO | Ca | O | 2,44 | Ion |
3 | H2O | - | H & O | 1,24 | Kovalen |
4 | N2O5 | - | N & O | 0,40 | Kovalen |
5 | MgCl2 | Mg | Cl | 1,85 | Ion |
6 | SrO | Sr | O | 2,49 | Ion |
7 | NO2 | - | N & O | 0,40 | Kovalen |
8 | SO2 | - | S & O | 0,86 | Kovalen |
9 | KI | K | I | 1,84 | Ion |
10 | Al2O3 | Al | O | 1,84 | Ion |
11 | NaBr | Na | Br | 2,03 | Ion |
12 | BaI2 | Ba | I | 1,77 | Ion |
13 | CH4 | - | C & H | 0,35 | Kovalen |
14 | SF6 | - | S & F | 1,40 | Kovalen |
15 | PCl5 | - | P & Cl | 0,97 | Kovalen |
16 | Cl2O | - | Cl & O | 0,28 | Kovalen |
17 | SiO2 | - | Si & O | 1,54 | Kovalen |
18 | HCl | - | H & Cl | 0,96 | Kovalen |
19 | Na2O | Na | O | 2,51 | Ion |
20 | NH3 | - | N & H | 0,84 | Kovalen |
Beda keelektronegatifan dapat dihitung melalui kalkulator di atas. Atau dihitung secara manual dengan melihat nilai keelektronegatifan dapat dilihat di sini.
Terdapat beberapa senyawa yang sedikit membuat bingung siswa, karena beberapa logam (yang karakter sifat logamnya tidak kuat) bila berikatan dengan unsur nonlogam maka tidak lagi masuk golongan senyawa ion. Hal ini dapat dikaji berdasar Aturan Fajan sebagaimana lustrasi pada gambar berikut. Khsuus tentang aturan Fajan nanti akan ditulis tersendiri.
Sisi kiri, muatan kation bertambah, ukuran berkurang (semakin kecil), dan sisi kanan ukuran anion bertambah (semakin besar), keduanya memberikan dampak pada penambahan karakter kovalen.
Bagaimana dengan senyawa BeCl2? Be adalah logam golongan alkali tanah (II-A) dan Cl adalah nonlogam. Bila mengikuti aturan sederhana bahwa ikatan yang terjadi antara unsur logam dengan nonlogam disebut ikatan ion, BeCl2 ini seharusnya termasuk senyawa ion namun faktanya tidak demikian, dari sifat-sifatnya ia cenderung lebih bersifat sebagai senyawa kovalen.
Senyawa | Beda Keelektro- negatifan | Kisaran % Karakter Ionik | Dominan |
---|---|---|---|
BeF2 | 2,41 | 59 – 71 | Ion |
BeCl2 | 1,59 | 34 – 47 | Kovalen |
BeH2 | 0,63 | 9 – 19 | Kovalen |
BF3 | 1,94 | 44 – 57 | Kovalen |
BCl3 | 1,12 | 21 – 33 | Kovalen |
BH3 | 0,16 | 1 – 5 | Kovalen |
Catatn khusus BF3 walaupun beda keelektronegatifan besar (lebih dari 1,70) ia termasuk senyawa kovalen polar, kovalen yang terkutub. Tentang ini juga akan dibuat tulisan khusus di blog ini.
Demikian bahasan singkat tentang penggolongan senyawa ion dan senyawa kovalen yang ditujukan untuk pembelajaran kimia kelas 10 sma. Mohon koreksi bila ada sesuatu yang kurang tepat. Terima kasih
Makasih untuk infonya 🙏
BalasHapusPak, utk Al4C3 itu termasuk iktana ion atau kovalen?
BalasHapus