Tidak Semua Kombinasi Unsur Logam dengan Nonlogam Berikatan Ion

Kamis, 21 November 2019 edit

Penggolongan jenis senyawa ion-kovalen berdasarkan jenis unsur penyusun logam-nonlogam memang kurang tepat. Walaupun secara umum kombinasi logam dengan nonlogam membentuk senyawa bersifat ionik, sedangkan kombinasi unsur nonlogam dengan nonlogam umumnya membentuk senyawa kovalen.

Selama ini untuk siswa SMA dikenalkan bahwa memang BeCl2 dan BCl3, AgCl, AgBr memiliki karakter kovalen lebih dominan, meskipun tidak 100% kovalen atau ion.

Pedoman sederhana apakah suatu senyawa cenderung berikatan kovalen atau ion dapat dilihat beda nilai keelektronegatifan pada skala Pauling. Secara kasar bila beda keelektronegatifan lebih dari 1,7 skala Pauling maka ikatan yang terbentuk dari dua atom itu dominan berikatan ion.

Untuk hal ini dapat dihitung dengan menggunakan kalkulator persen karakter ionik di sini.

Karakter ionik dan kovalen dimiliki oleh setiap senyawa memang ada, kecuali bila senyawa tersebut berasal dari unsur yang sama seperti pada H–H, F–F, O=O, N≡N.

Tentang perkiraan apakah molekul bersifat polar-nonpolar dapat menggunakan pedoman yang pernah dibahas di sini. Meskipun faktor bentuk molekul dan kesimetrian juga akan mempengaruhi kepolaran molekul.

Memang benar, tak selamanya kombinasi logam dengan nonlogam itu selalu menjadi senyawa ion. Hal yang sangat mengejutkan bahkan ada logam transisi yang memiliki struktur  berikatan kovalen dengan bentuk tetrahedral.

Contohnya RuO4(rutenium tetraoksida) dan OsO4 (osmium tetraoksida). Ru dan Os memiliki bilangan oksidasi +8 dalam senyawa tersebut. Ru tepat berada di bawa Fe dan Os tepat di bawa Ru dalam tabel periodik unsur, segolongan dengan Fe.


Referensi yang dapat dijadikan acuan ada di Jurnal Theoretical and Experimental Chemistry.

Beberapa reaksi kimia yang melibatkan senyawa RuO4 dapat dibaca di sini, ini sekadar sebagai panduan awal, sila telusuri lebih lanjut pada referensi yang tercantum di situ.

Contoh lain, CrO3 dan contoh untuk anion MnO4, dan CrO42–. Anion MnO4, dan CrO42– juga berikatan kovalen (koordinasi) yang sangat kuat dengan orbital hibrida atom pusat sd3 atau d3s (bukan sp3) berbentuk tetrahedral.

Molekul dengan atom pusat yang berada di periode kedua, berbentuk tetrahedral (seperti dalam CH4 atau NH4+) juga molekul yang berada di periode ketiga  (seperti SiH4) hibridisasinya adalah sp3 karena orbital d berada di tingkat energi yang cukup tinggi.

Anion-anion dengan atom pusat yang beradadi periode lebih tinggi (periode-4)  seperti MnO4 dan CrO42–, bentuk molekulnya juga tetrahedral namun jenis hibridisasi kemungkinan besar  d3s atau sd3Sumber: Group Theory and Its Applications in Chemistry, Edisi Kedua, Kunju, A. Salahuddin, Krishnan, G., (2015), halaman 67.
Bagikan di

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2015-2024 Urip dot Info | Disain Template oleh Herdiansyah Dimodivikasi Urip.Info