Hubungan Energi Ionisasi dengan Sifat Reduktor-Oksidator

Selasa, 26 September 2023 edit

Bahasan kimia unsur merupakan pokok bahasan yang menggabungkan tentang banyak hal yang dipelajari dalam ilmu kimia. Banyak hal tersebut yang saling terkait, dan dapat menjelaskan berbagai fenomena sehingga menjadi kesatuan yang utuh.

Berbagai variabel dapat saling menguatkan pemahaman ilmu kimia. Seperti hubungan energi ionisasi sebagai sifat periodik unsur yang dipelajari pada kelas awal digunakan dan dikaitkan dengan bahasan reaksi redoks dalam kemasan "kimia unsur".

Catatan ini diperuntukkan bagi siswa yang sedang mempelajari kimia unsur di kelas 12.

Berikut ini pengertian energi ionisasi dalam berbagai definisi namun maknanya kurang lebih sama.

  1. Energi ionisasi adalah energi minimum yang dibutuhkan untuk mengionkan atom dalam keadaan gas.

  2. Energi ionisasi adalah jumlah energi yang harus diberikan kepada suatu atom dalam bentuk gas untuk mengubahnya menjadi ion positif dengan cara melepaskan satu elektron.

  3. Energi ionisasi adalah ukuran kekuatan tarik antara inti atom dan elektron di kulit terluar, yang perlu diatasi untuk melepaskan elektron tersebut.

  4. Energi ionisasi adalah proses yang memerlukan energi untuk mengatasi gaya tarik antara inti atom dan elektron terluar sehingga elektron lepas dan atom menjadi bermuatan positif.

  5. Energi ionisasi adalah tingkat energi tertentu yang harus dicapai oleh elektron terluar atom agar dapat dilepaskan dari atom tersebut dan menjadi ion positif (kation).

  6. Energi ionisasi adalah jumlah energi yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron dari atom dalam keadaan gas dan menghasilkan ion positif.

  7. Energi ionisasi adalah energi potensial yang perlu diatasi untuk mengubah sebuah atom netral menjadi ion positif dengan melepaskan satu elektron.

  8. Energi ionisasi merupakan besarnya potensial ionisasi yang harus diatasi untuk mengubah atom netral menjadi ion dengan muatan positif.

  9. Energi ionisasi adalah tingkat energi pada skala atom yang menunjukkan seberapa sulit untuk melepaskan/membebaskan elektron dari atom tersebut.

Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan elektron terluar suatu atom/ion dalam keadaan gas sehingga membentuk ion positif atau spesi yang lebih positif lagi.

Jadi sifat energi ionisasi di sini adalah endoterm (memerlukan energi dari luar sistem).

Energi ionisasi pertama: X → X+ + e
Energi ionisasi kedua: X+ → X2+ + e
Energi ionisasi ketiga: X2+ → X3+ + e
Dan seterusnya.

Semakin jauh elektron terletak dari inti atom (semakin besar jari-jari atom), semakin rendah energi ionisasinya karena tarikan antara elektron dan inti atom lebih lemah.

Sebaliknya, elektron yang lebih dekat dengan inti atom (semakin kecil jari-jari atom) akan membutuhkan energi ionisasi yang lebih tinggi karena elektron lebih kuat terikat ke atom tersebut.

Ilustrasi yang dapat digunakan untuk menggambarkan tentang jari-jari atom dan energi ionisasi.

Dicontohkan atom Natrium (Na) dan Klor (Cl). Jari-jari Na Lebih besar dibanding Cl, energi ionisasi Na lebih kecil dibanding Cl.

Zat dengan energi ionisasi yang lebih rendah lebih mudah melepaskan elektronnya. Zat yang mudah melepas elektron atau cenderung mendonorkan elektron kepada zat lain, dapat diartikan zat tersebut lebih mudah mengalami oksidasi.

Karena ia lebih mudah mengalami oksidasi maka ia menyebakan zat lain lebih mudah menerima elektron darinya, dengan kata lain zat tersebut mempunyai daya reduktor yang kuat atau mempunyai sifat reduktor yang tinggi.

Ingat setiap reduktor atau agen pereduksi, dirinya mengalami oksidasi dan menyebakan zat lain mengalami reduksi.

Zat dengan energi ionisasi yang lebih tinggi lebih mudah menarik atau menerima elektron dari atom lain. Zat yang mudah menerima elektron dari zat lain dapat diartikan bahwa zat tersebut lebih mudah mengalami reduksi.

Karena ia lebih mudah mengalami reduksi maka ia menyebabkan zat lain lebih mudah melepas elektron ke zat tersebut dengan kata lain zat tersebut mempunyai daya oksidator yang kuat atau mempunyai sifat oksidator yang tinggi.

Ingat setiap oksidator atau agen pengoksidasi, dirinya mengalami reduksi dan menyebabkan zat lain mengalami oksidasi.

Jadi, secara umum, energi ionisasi dan sifat reduktor memiliki hubungan terbalik, sementara itu energi ionisasi dan sifat oksidator memiliki hubungan yang sebanding.

Semakin tinggi energi ionisasi suatu zat, semakin rendah sifat reduktor-nya atau semakin tinggi sifat oksidator-nya.

Semakin rendah energi ionisasi suatu zat, semakin tinggi sifat reduktor-nya atau semakin rendah sifat oksidator-nya.

Namun, penting untuk diingat bahwa ada banyak faktor lain yang juga memengaruhi sifat reduktor/oksidator, seperti elektronegativitas, kecenderungan untuk membentuk ion, dan kondisi reaksi kimia tertentu.

Oleh karena itu, meskipun energi ionisasi dapat memberikan petunjuk tentang seberapa mudah suatu atom dapat melepas/menerima elektron, itu hanya salah satu dari banyak faktor yang memengaruhi sifat reduktor/oksidator suatu zat dalam konteks kimia.

KSJSS. Terima kasih.

Bagikan di

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2015-2024 Urip dot Info | Disain Template oleh Herdiansyah Dimodivikasi Urip.Info