Salah satu contoh padatan ionik yang umum adalah NaCl (garam dapur), serta jenis garam lainnya. Berikut ini penjelasan sifat-sifat padatan ionik yang disertai dengan alasan tentang sifatnya. Sifat yang dimaksud: titik lebur-titik didih, daya hantar, kelarutan, kekerasan dari senyawa padatan ionik.
Padatan Ionik mempunyai titik lebur dan titik didih tinggi (tidak mudah menguap). Penyebab tingginya titik lebur dan titik didih senyawa padatan ionik berbentuk padatan atau lelehan/leburan karena kuatnya gaya tarik elektrostatis sehingga diperlukan energi yang sangat besar untuk mengatasi gaya tarik elektrostatis tersebut.
Daya hantar listrik (konduktor listrik) yang baik saat berbentuk leburan, tetapi tidak dapat menghantarkan listrik ketika berbentuk padat. Dalam keadaan cair (ketika sudah berbentuk leburan), ion bergerak bebas sehingga dapat menghantarkan listrik. Sementara ketika dalam keadaan padat, ion-ionnya berbentuk tetap. NaCl padat tidak dapat bertindak sebagai konduktor. Larutan atau lelehan NaCl dapat menghantarkan arus listrik karena adanya ion bebas yang dapat menjadi perantara aliran listrik (ion Na+ dan ion Cl– baik dalam leburan/cairan maupun larutan)
Padatan ionik memiliki sifat yang keras dan sekaligus rapuh. Keras karena setiap ion tertarik kuat ke ion yang muatannya saling berlawanan di sekitarnya, ion-ion tersebut berikatan dengan kuat pada posisinya dalam kisi-kisi.
Rapuh mudah pecah (dan dapat dibelah) karena ketika kristal diketuk secara bersamaan di sepanjang bidang tertentu, satu lapisan ion bergeser ke lapisan berikutnya, kemudian ion-ion yang bermuatan sama bertemu dan saling bertolakan sehingga kristal membelah atau terpecah. Ilustrasinya seperti gambar di atas.
Padatan ionik ini tidak larut dalam pelarut non-polar (seperti CCl4, benzena, dan heksana). Karena molekul non-polar disatukan oleh gaya antarmolekul van der Waals yang lemah, sementara tarikan ion-ion (dalam padatan ionik) jauh lebih kuat daripada gaya daya tarik ion-pelarut. Oleh karena itu, molekul pelarut non-polar tidak dapat menembus kisi ionik dan karenanya pelarut non-polar ini tidak dapat melarutkan padatan ionik.
Padatan ionik larut dalam pelarut polar (seperti air, etanol dan propanon).
Terdapat daya tarik langsung molekul pelarut polar untuk ion dalam padatan ion, dan energi yang cukup dilepaskan dari pembentukan ion yang berpasangan dengan pelarut yang polar sehingga dapat memisahkan ion dalam padatan ion dengan membentuk kerumunan antara kutub yang bermuatan berlawanan dengan kisi-kisi padatan ion. Istilah seperti ini sering disebut solvasi atau lebih sering disebut dengan proses melarutnya padatan ion dalam pelarut polar (pelarut yang memiliki kutub positif dan negatif).
Proses pelarutan atau solvasi NaCl (padatan ion) oleh pelarut air (pelarut polar).
Urip.info - youtube.com/uriprukim.
Padatan Ionik mempunyai titik lebur dan titik didih tinggi (tidak mudah menguap). Penyebab tingginya titik lebur dan titik didih senyawa padatan ionik berbentuk padatan atau lelehan/leburan karena kuatnya gaya tarik elektrostatis sehingga diperlukan energi yang sangat besar untuk mengatasi gaya tarik elektrostatis tersebut.
Daya hantar listrik (konduktor listrik) yang baik saat berbentuk leburan, tetapi tidak dapat menghantarkan listrik ketika berbentuk padat. Dalam keadaan cair (ketika sudah berbentuk leburan), ion bergerak bebas sehingga dapat menghantarkan listrik. Sementara ketika dalam keadaan padat, ion-ionnya berbentuk tetap. NaCl padat tidak dapat bertindak sebagai konduktor. Larutan atau lelehan NaCl dapat menghantarkan arus listrik karena adanya ion bebas yang dapat menjadi perantara aliran listrik (ion Na+ dan ion Cl– baik dalam leburan/cairan maupun larutan)
Padatan ionik memiliki sifat yang keras dan sekaligus rapuh. Keras karena setiap ion tertarik kuat ke ion yang muatannya saling berlawanan di sekitarnya, ion-ion tersebut berikatan dengan kuat pada posisinya dalam kisi-kisi.
Rapuh mudah pecah (dan dapat dibelah) karena ketika kristal diketuk secara bersamaan di sepanjang bidang tertentu, satu lapisan ion bergeser ke lapisan berikutnya, kemudian ion-ion yang bermuatan sama bertemu dan saling bertolakan sehingga kristal membelah atau terpecah. Ilustrasinya seperti gambar di atas.
Padatan ionik ini tidak larut dalam pelarut non-polar (seperti CCl4, benzena, dan heksana). Karena molekul non-polar disatukan oleh gaya antarmolekul van der Waals yang lemah, sementara tarikan ion-ion (dalam padatan ionik) jauh lebih kuat daripada gaya daya tarik ion-pelarut. Oleh karena itu, molekul pelarut non-polar tidak dapat menembus kisi ionik dan karenanya pelarut non-polar ini tidak dapat melarutkan padatan ionik.
Padatan ionik larut dalam pelarut polar (seperti air, etanol dan propanon).
Terdapat daya tarik langsung molekul pelarut polar untuk ion dalam padatan ion, dan energi yang cukup dilepaskan dari pembentukan ion yang berpasangan dengan pelarut yang polar sehingga dapat memisahkan ion dalam padatan ion dengan membentuk kerumunan antara kutub yang bermuatan berlawanan dengan kisi-kisi padatan ion. Istilah seperti ini sering disebut solvasi atau lebih sering disebut dengan proses melarutnya padatan ion dalam pelarut polar (pelarut yang memiliki kutub positif dan negatif).
Proses pelarutan atau solvasi NaCl (padatan ion) oleh pelarut air (pelarut polar).
Urip.info - youtube.com/uriprukim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar