Awal tahun pelajaran atau awal semester kebiasaan semua guru adalah menyiapkan bahan ajar. Salah satunya adalah buku yang dapat dijadikan salah satu rujukan untuk proses mengajar di kelas. Bagi guru yang mengajar dengan menggunakan proyektor, mengharuskannya mempunyai buku dalam bentuk pdf (portable data format) agar proses menjadi lebih efektif dan efisien. Bila diperlukan saat proses mengajar tinggal screen capture kemudian menempelkan di windows jurnal atau one note. Dengan begitu guru dengan mudah membuat highlight (layaknya warna stabillo) atau memberi penegasan untuk hal penting atau menambah catatan penting pada bagian teks buku.
Memang selain proyektor dan laptop masih diperlukan alat tambahan berupa pen tablet yang harganya sekitar 1 juta rupiah. Kecuali sekolah atau guru memiliki tablet yang dapat dilengkapi pen stylus, untuk menggambar atau menulis atau membuat coretan yang dapat dihubungkan dengan proyektor secara wireless. Harganya tentu relatif lebih mahal meskipun akan memberikan fleksibilitas lebih dalam penggunaannya, dapat dibawa kemana pun ketika guru bergerak dalam ruang kelas. Namun prinsipnya adalah sama dapat menjadi alat tersebut seperti papan tulis, dan menampilkan buku referensi yang berformat pdf tadi.
Sayangnya buku di Indonesia jarang tersedia dalam format pdf seperti jaman BSE yang disediakan kementerian pendidikan dulu yang digunakan baik oleh siswa dan guru dalam format pdf. Sebenarnya penerbit bisa saja menyediakan e-book dalam format lain, yang intinya dapat memudahkan pengguna. Karena minimnya ketersediaan buku dalam format digital ini, sebagai guru dapat memindai buku fisik itu untuk dijadikan format digital. Untuk ini tentu diperlukan alat scanner agar tampilan hasil pemindaian lebih bagus. Saya sendiri menggunakan scanner Canon Lide-210.
Langkahnya untuk pemindaian lebih baik adalah dengan memotong jilidan buku, memindai halaman demi halaman dan menyimpannya dalam format pdf atau format gambar. Kalau mempunya scanner dengan fasilitas feeder tentu akan jauh lebih cepat, tinggal meletakkan lembaran halaman buku yang sudah tanpa jilidan dan akan dipindai satu persatu secara otomatis, masuk satu per satu secara otomatis untuk semua halaman ganjil, tidak perlu lagi buku tutup scanner. Untuk halaman genap tinggal tata halamannya untuk dilakukan pemindaian kembali.
Berbeda dengan scanner saya (Scanner Canon Lide 210) harus meletakkan halaman demi halaman untuk dipindai. Meskipun begitu bila tahu tipsnya tidak lagi perlu membuka tutup scanner. Caranya adalah dengan mengatur ukuran lembar yang akan dipindai pada aplikasi Canon MP Navigation, lebar dan panjang kertas. Berikutnya tinggal letak-kan halaman tanpa harus menutup scanner karena di luar area yang ditetapkan tidak akan menghasilkan banyangan hitam. Pertama pindai halaman ganjil kemudian halaman genap. Bila selesai semua halaman tinggal simpan sebagai file pdf.
Pemindaian dengan Scanner Canon Lide 210 atau setipe
Bila driver scanner sudah terinstall/terpasang, silakan install aplikasi bawaan scanner canon (dalam hal ini adalah Canon MP Navigator EX).
Hasil scan yang sudah berformat pdf (sebagai ebook) jangan coba-coba untuk mendistribusikan ke siapapun. Ancamannya cukup berat, karena tindakan seperti itu jelas melanggar hak atas kekayaan intelektual (HAKI). Kalau digunakan sendiri tentu tidak masalah. Oleh karena itu teman-teman bisa men-scan untuk digunakan sendiri.
Selamat menyiapkan bahan ajar untuk memudahkan proses mengajar di kelas.
Memang selain proyektor dan laptop masih diperlukan alat tambahan berupa pen tablet yang harganya sekitar 1 juta rupiah. Kecuali sekolah atau guru memiliki tablet yang dapat dilengkapi pen stylus, untuk menggambar atau menulis atau membuat coretan yang dapat dihubungkan dengan proyektor secara wireless. Harganya tentu relatif lebih mahal meskipun akan memberikan fleksibilitas lebih dalam penggunaannya, dapat dibawa kemana pun ketika guru bergerak dalam ruang kelas. Namun prinsipnya adalah sama dapat menjadi alat tersebut seperti papan tulis, dan menampilkan buku referensi yang berformat pdf tadi.
Sayangnya buku di Indonesia jarang tersedia dalam format pdf seperti jaman BSE yang disediakan kementerian pendidikan dulu yang digunakan baik oleh siswa dan guru dalam format pdf. Sebenarnya penerbit bisa saja menyediakan e-book dalam format lain, yang intinya dapat memudahkan pengguna. Karena minimnya ketersediaan buku dalam format digital ini, sebagai guru dapat memindai buku fisik itu untuk dijadikan format digital. Untuk ini tentu diperlukan alat scanner agar tampilan hasil pemindaian lebih bagus. Saya sendiri menggunakan scanner Canon Lide-210.
Langkahnya untuk pemindaian lebih baik adalah dengan memotong jilidan buku, memindai halaman demi halaman dan menyimpannya dalam format pdf atau format gambar. Kalau mempunya scanner dengan fasilitas feeder tentu akan jauh lebih cepat, tinggal meletakkan lembaran halaman buku yang sudah tanpa jilidan dan akan dipindai satu persatu secara otomatis, masuk satu per satu secara otomatis untuk semua halaman ganjil, tidak perlu lagi buku tutup scanner. Untuk halaman genap tinggal tata halamannya untuk dilakukan pemindaian kembali.
Berbeda dengan scanner saya (Scanner Canon Lide 210) harus meletakkan halaman demi halaman untuk dipindai. Meskipun begitu bila tahu tipsnya tidak lagi perlu membuka tutup scanner. Caranya adalah dengan mengatur ukuran lembar yang akan dipindai pada aplikasi Canon MP Navigation, lebar dan panjang kertas. Berikutnya tinggal letak-kan halaman tanpa harus menutup scanner karena di luar area yang ditetapkan tidak akan menghasilkan banyangan hitam. Pertama pindai halaman ganjil kemudian halaman genap. Bila selesai semua halaman tinggal simpan sebagai file pdf.
Pemindaian dengan Scanner Canon Lide 210 atau setipe
Bila driver scanner sudah terinstall/terpasang, silakan install aplikasi bawaan scanner canon (dalam hal ini adalah Canon MP Navigator EX).
- Pasang konektor scanner ke laptop dengan kabel USB bawaan, tunggu beberapa detik scanner melakukan pemanasan hingga siap.
- Siapkan lembar halaman buku yang akan dipindai.
- Buka aplikasi Canon MP Navigator EX.
- Lakukan pengaturan pada aplikasi (Scan settings) dengan klik Specify.
Document Type: pilih Black and White Document untuk memindai buku-buku yang hanya berwarna hitam putih, pilih yang lain menyesuaikan tipe dokumen lainnya.
- Ukur panjang dan lebar halaman yang akan dipindai dengan menggunakan penggaris, atur pada Scan Settings pada bagian Document size dengan cara klik opsi di sebelah kanan, pilih Custom.
Tentukan lebar (width) dan panjang (height) dan klik Ok, jangan lupa menyesuaikan satuan (unit) inch/mm.
Semakin luas ukuran kertas dan semakin tinggi resolusi maka waktu pemindaian relatif lebih lama. Sebaiknya mengukur areal halaman yang akan dipindai, dan menentukan resolusi secukup-nya. untuk buku biasanya saya pilih 200 dpi dengan tipe dokumen Black and White Document. - Siap dilakukan pemindaian semua halaman buku dengan meletakkan pada permukaan scanner bergantian halaman ganjil-genap. Pada saat pemindaian tanpa harus buka tutup penutup karena area pemindaian sudah diatas sesuai panjang dan lebar kertas.
- Simpan hasil scan ke dalam format pdf.
Hasil scan yang sudah berformat pdf (sebagai ebook) jangan coba-coba untuk mendistribusikan ke siapapun. Ancamannya cukup berat, karena tindakan seperti itu jelas melanggar hak atas kekayaan intelektual (HAKI). Kalau digunakan sendiri tentu tidak masalah. Oleh karena itu teman-teman bisa men-scan untuk digunakan sendiri.
Selamat menyiapkan bahan ajar untuk memudahkan proses mengajar di kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar