Berikut ini beberapa contoh-contoh reaksi redoks yang mengindikasikan perubahan warna yang dapat digunakan sebagai tambahan referensi belajar kimia MA/SMA/SMK pada pokok bahasan reaksi redoks dan sel elektrokimia.
1. Oksidasi kalium iodida oleh hidrogen peroksida
Reaksi:
|2I- (tak berwarna) + H2O2 + 2H+ → I2 (cokelat) + 2H2O
Perubahan warna:
Larutan tak berwarna menjadi cokelat.
Penjelasan:
Ion iodida (I-) teroksidasi menjadi iodin molekuler (I2).
Iodin larut dalam air menghasilkan warna cokelat karena menyerap cahaya tampak, sedangkan I- tidak menyerap cahaya tampak sehingga tak berwarna.
2. Reduksi kalium permanganat oleh asam oksalat
Reaksi:
2MnO4- (ungu) + 5C2O42- + 16H+ → 2Mn2+ (tak berwarna) + 10CO2 + 8H2O
Perubahan warna:
Larutan ungu memudar menjadi tak berwarna.
Penjelasan:
Ion permanganat (MnO4-, +7) tereduksi menjadi Mn2+ (+2), yang tidak menyerap cahaya tampak.
Perubahan bilangan oksidasi mangan mengubah struktur elektronik, menghilangkan warna ungu.
3. Oksidasi besi(II) oleh kalium dikromat
Reaksi:
6Fe2+ (hijau pucat) + Cr2O72- (oranye) + 14H+ → 6Fe3+ (kuning pucat) + 2Cr3+ (hijau) + 7H2O
Perubahan warna:
Larutan berubah dari campuran hijau pucat dan oranye menjadi hijau dengan sedikit kuning.
Penjelasan:
Fe2+ teroksidasi menjadi Fe3+, dan Cr2O72- tereduksi menjadi Cr3+.
Ion Cr3+ menyerap cahaya menghasilkan warna hijau, sedangkan Fe3+ kuning pucat, menggantikan warna oranye dikromat.
4. Reduksi iodin oleh natrium tiosulfat
Reaksi:
I2 (cokelat) + 2S2O32- → 2I- (tak berwarna) + S4O62-
Perubahan warna:
Larutan cokelat memudar menjadi tak berwarna.
Penjelasan:
Iodin (I2) tereduksi menjadi iodida (I-).
I2 menyerap cahaya tampak (cokelat), sedangkan I- dan S4O62- tidak, sehingga larutan kehilangan warna.
5. Oksidasi kromium(III) oleh hidrogen peroksida dalam larutan basa
Reaksi:
2Cr3+ (hijau) + 3H2O2 + 10OH- → 2CrO42- (kuning) + 8H2O
Perubahan warna:
Larutan hijau berubah menjadi kuning.
Penjelasan:
Cr3+ (+3) teroksidasi menjadi CrO42- (+6).
Ion kromat menyerap cahaya pada panjang gelombang yang menghasilkan warna kuning, berbeda dari Cr3+ yang hijau.
6. Reduksi kalium manganat oleh gula (reduktor organik)
Reaksi:
MnO42- (hijau) + reduktor → MnO2 (cokelat, endapan)
Perubahan warna:
Larutan hijau berubah menjadi endapan cokelat.
Penjelasan:
MnO42- (+6) tereduksi menjadi MnO2 (+4).
Mangan dioksida adalah padatan cokelat tidak larut, berbeda dari ion manganat yang larut dan hijau.
7. Oksidasi tembaga oleh asam nitrat
Reaksi:
Cu (kemerahan) + 4HNO3 → Cu2+ (biru) + 2NO2 (cokelat, gas) + 2H2O
Perubahan warna:
Logam tembaga kemerahan menghasilkan larutan biru dan gas cokelat.
Penjelasan:
Tembaga teroksidasi menjadi Cu2+, membentuk [Cu(H2O)6]2+ berwarna biru.
Nitrogen dalam HNO3 tereduksi menjadi NO2, gas cokelat karena menyerap cahaya tampak.
8. Reduksi vanadium(V) oleh seng dalam larutan asam
Reaksi:
VO2+ (kuning) → VO2+ (biru) → V3+ (hijau) → V2+ (ungu) (bertahap)
Perubahan warna:
Larutan kuning berubah menjadi biru, lalu hijau, dan akhirnya ungu.
Penjelasan:
Vanadium(V) tereduksi bertahap (+5 → +4 → +3 → +2).
Setiap bilangan oksidasi memiliki konfigurasi elektronik berbeda, mengubah penyerapan cahaya dari kuning (VO2+) ke biru (VO2+), hijau (V3+), dan ungu (V2+).
9. Oksidasi mangan(II) oleh kalium periodat
Reaksi:
2Mn2+ (tak berwarna) + 5IO4- + 3H2O → 2MnO4- (ungu) + 5IO3- + 6H+
Perubahan warna:
Larutan tak berwarna menjadi ungu.
Penjelasan:
Mn2+ (+2) teroksidasi menjadi MnO4- (+7).
Ion permanganat menyerap cahaya tampak, menghasilkan warna ungu, sedangkan Mn2+ tidak menyerap cahaya tampak.
10. Reduksi nitrat tembaga(II) oleh seng
Reaksi:
2Cu2+ (biru) + Zn → 2Cu (kemerahan, endapan) + Zn2+ (tak berwarna)
Perubahan warna:
Larutan biru memudar, membentuk endapan kemerahan.
Penjelasan:
Cu2+ tereduksi menjadi tembaga logam (Cu), berwarna kemerahan karena sifat reflektifnya.
Zn2+ tidak menyerap cahaya tampak, sehingga larutan kehilangan warna biru.
11. Oksidasi sulfida oleh iodin
Reaksi:
S2- (tak berwarna) + I2 (cokelat) → S (kuning/putih, endapan) + 2I- (tak berwarna)
Perubahan warna:
Larutan cokelat memudar, membentuk endapan kuning/putih.
Penjelasan:
Ion sulfida (S2-) teroksidasi menjadi belerang elementer (S), berbentuk padatan koloid kuning/putih.
Iodin (I2) tereduksi menjadi I-, yang tak berwarna, sehingga warna cokelat hilang dan digantikan endapan belerang.
12. Reduksi kalium ferisianida oleh tiosulfat
Reaksi:
2[Fe(CN)6]3- (kuning) + 2S2O32- → 2[Fe(CN)6]4- (tak berwarna) + S4O62-
Perubahan warna:
Larutan kuning memudar menjadi tak berwarna.
Penjelasan:
Ion ferisianida ([Fe(CN)6]3-, Fe3+) tereduksi menjadi ferosianida ([Fe(CN)6]4-, Fe2+).
Kompleks [Fe(CN)6]3- menyerap cahaya tampak (kuning), sedangkan [Fe(CN)6]4- tidak, sehingga warna hilang.
13. Oksidasi besi(II) oleh hidrogen peroksida
Reaksi:
2Fe2+ (hijau pucat) + H2O2 + 2H+ → 2Fe3+ (kuning pucat) + 2H2O
Perubahan warna:
Larutan hijau pucat berubah menjadi kuning pucat.
Penjelasan:
Fe2+ teroksidasi menjadi Fe3+.
Kompleks [Fe(H2O)6]2+ (hijau pucat) berubah menjadi [Fe(H2O)6]3+, menyerap cahaya pada panjang gelombang berbeda, menghasilkan kuning pucat.
14. Reduksi klorin oleh natrium sulfit
Reaksi:
Cl2 (kuning-hijau, gas/larutan) + SO32- + H2O → 2Cl- (tak berwarna) + SO42- + 2H+
Perubahan warna:
Larutan kuning-hijau menjadi tak berwarna.
Penjelasan:
Klorin molekuler (Cl2) menyerap cahaya tampak, menghasilkan warna kuning-hijau.
Tereduksi menjadi Cl-, ion ini tidak menyerap cahaya tampak, sehingga larutan menjadi tak berwarna.
15. Oksidasi tiosianat oleh nitrat dalam larutan asam
Reaksi:
SCN- (tak berwarna) + 4NO3- + 4H+ → (SCN)2 (kuning) + 4NO2 (cokelat, gas) + 2H2O
Perubahan warna:
Larutan tak berwarna menjadi kuning dengan gas cokelat.
Penjelasan:
Tiosianat (SCN-) teroksidasi menjadi ditiosianogen ((SCN)2), berwarna kuning.
Nitrogen dalam NO3- tereduksi menjadi NO2, menghasilkan gas cokelat.
Warna kuning berasal dari (SCN)2.
16. Reduksi cerium(IV) oleh besi(II)
Reaksi:
Ce4+ (kuning) + Fe2+ (hijau pucat) → Ce3+ (tak berwarna) + Fe3+ (kuning pucat)
Perubahan warna:
Larutan kuning memudar menjadi kuning pucat.
Penjelasan:
Ce4+ tereduksi menjadi Ce3+, yang tidak menyerap cahaya tampak. Fe2+ teroksidasi menjadi Fe3+ (kuning pucat), tetapi intensitas warna menurun karena Ce4+ kuning lebih dominan hilang.
17. Oksidasi arsenit oleh iodin
Reaksi:
AsO33- (tak berwarna) + I2 (cokelat) + H2O → AsO43- (tak berwarna) + 2I- (tak berwarna) + 2H+
Perubahan warna:
Larutan cokelat memudar menjadi tak berwarna.
Penjelasan:
Iodin (I2) tereduksi menjadi I-, yang tidak menyerap cahaya tampak.
Arsenit (AsO33-) teroksidasi menjadi arsenat (AsO43-), keduanya tak berwarna, sehingga warna cokelat hilang.
18. Reduksi tembaga(II) oleh iodida
Reaksi:
2Cu2+ (biru) + 4I- → 2CuI (putih, endapan) + I2 (cokelat)
Perubahan warna:
Larutan biru menghasilkan endapan putih dan larutan cokelat.
Penjelasan:
Cu2+ tereduksi menjadi Cu+, membentuk endapan CuI putih.
Iodida (I-) teroksidasi menjadi I2, yang larut menghasilkan cokelat, menggantikan biru dari [Cu(H2O)6]2+.
19. Oksidasi timbal(II) oleh kromat
Reaksi:
Pb2+ (tak berwarna) + CrO42- (kuning) → PbCrO4 (kuning cerah, endapan)
Perubahan warna:
Larutan kuning membentuk endapan kuning cerah.
Penjelasan:
Meskipun bukan redoks klasik, Pb2+ membentuk PbCrO4 dengan CrO42-.
Struktur kristal PbCrO4 menyerap cahaya tampak lebih kuat, menghasilkan kuning cerah dibandingkan larutan CrO42-.
20. Reduksi perak(I) oleh tembaga
Reaksi:
2Ag+ (tak berwarna) + Cu (kemerahan) → 2Ag (abu-abu perak) + Cu2+ (biru)
Perubahan warna:
Larutan tak berwarna menjadi biru dengan endapan abu-abu perak.
Penjelasan:
Ag+ tereduksi menjadi logam perak (Ag), berwarna abu-abu mengkilap.
Tembaga teroksidasi menjadi Cu2+, membentuk [Cu(H2O)6]2+ biru.
Larutan menjadi biru karena Cu2+, dengan endapan perak.
Referensi setiap reaksi:
- Cotton, F. A., & Wilkinson, G. (1988). Advanced Inorganic Chemistry (5th ed.). John Wiley & Sons.
- Greenwood, N. N., & Earnshaw, A. (1997). Chemistry of the Elements (2nd ed.). Butterworth-Heinemann.
- Housecroft, C. E., & Sharpe, A. G. (2012). Inorganic Chemistry (4th ed.). Pearson Education.
- Atkins, P., & Overton, T. (2010). Shriver & Atkins' Inorganic Chemistry (5th ed.). Oxford University Press.
- Brown, T. E., LeMay, H. E., Bursten, B. E., Murphy, C., & Woodward, P. (2014). Chemistry: The Central Science (13th ed.). Pearson Education.
- Greenwood, N. N., & Earnshaw, A. (1997). Chemistry of the Elements (2nd ed.). Butterworth-Heinemann.
- Silberberg, M. S. (2012). Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change (6th ed.). McGraw-Hill.
- Cotton, F. A., & Wilkinson, G. (1988). Advanced Inorganic Chemistry (5th ed.). John Wiley & Sons.
- Housecroft, C. E., & Sharpe, A. G. (2012). Inorganic Chemistry (4th ed.). Pearson Education.
- Brown, T. E., LeMay, H. E., Bursten, B. E., Murphy, C., & Woodward, P. (2014). Chemistry: The Central Science (13th ed.). Pearson Education.
- Atkins, P., & Overton, T. (2010). Shriver & Atkins' Inorganic Chemistry (5th ed.). Oxford University Press.
- Cotton, F. A., & Wilkinson, G. (1988). Advanced Inorganic Chemistry (5th ed.). John Wiley & Sons.
- Silberberg, M. S. (2012). Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change (6th ed.). McGraw-Hill.
- Brown, T. E., LeMay, H. E., Bursten, B. E., Murphy, C., & Woodward, P. (2014). Chemistry: The Central Science (13th ed.). Pearson Education.
- Greenwood, N. N., & Earnshaw, A. (1997). Chemistry of the Elements (2nd ed.). Butterworth-Heinemann.
- Housecroft, C. E., & Sharpe, A. G. (2012). Inorganic Chemistry (4th ed.). Pearson Education.
- Cotton, F. A., & Wilkinson, G. (1988). Advanced Inorganic Chemistry (5th ed.). John Wiley & Sons.
- Atkins, P., & Overton, T. (2010). Shriver & Atkins' Inorganic Chemistry (5th ed.). Oxford University Press.
- Brown, T. E., LeMay, H. E., Bursten, B. E., Murphy, C., & Woodward, P. (2014). Chemistry: The Central Science (13th ed.). Pearson Education.
- Silberberg, M. S. (2012). Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change (6th ed.). McGraw-Hill.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar