Secara umum elektron valensi dimaknai sebagai elektron yang mungkin terlibat dalam pembentukan ikatan kimia.
Walaupun dalam pembelajaran kimia kelas awal di SMA, elektron valensi dimaknai sebagai elektron pada kulit terluar
atau elektron pada tingkat energi tertinggi suatu atom.
Pemaknaan ini lebih sempit, hanya sesuai untuk
unsur golongan utama (golomngan utama = golongan A = golongan 1, 2, 13,14, 15, 16, 17,18 pada sistem penggolongan terkini) tetapi
untuk unsur logam transisi (golongan B = golongan 3 sampai dengan 12 pada sistem penggolongan terkini)
hal ini menjadi tidak relevan.
Pada unsur logam transisi yang dapat terlibat dalam pembentukan ikatan
kimia bukan hanya elektron pada kulit terluar saja.
Batas subkulit yang dapat dijadikan pedoman untuk penentuan elektron valensi adalah elektron yang berada di luar dari subkulit ns2, atau ns2 np6, atau ns2 np6 nd10. Konfigurasi elektron ns2 np6 nd10 ini dikenal dengan istilah konfigurasi pseudo gas mulia.
Batas subkulit ini boleh disebut sebagai batas core electrons, atau disebut juga inner shell electrons (elektron kulit dalam), yaitu elektron yang berada pada kulit-dalam yang penuh (electrons in completely filled inner-shells).
Contoh-1:
Konfigurasi elektron N:
7N = 1s2 2s2 2p3
Batas penentu elektron valensi pada 7N adalah 1s2 .
Subkulit yang terisi elektron valensi adalah 2s2
2p3 .
Jadi elektron valensi
dari 7N berjumlah 5
elektron.
Contoh-2:
Konfigurasi elektron Na:
11Na = 1s2 2s2 2p6 3s1
Batas penentu elektron valensi pada 11Na adalah 2s2 2p6 .
Subkulit yang terisi elektron valensi adalah 3s1 .
Jadi elektron valensi
dari 11Na berjumlah 1 elektron.
Contoh-3:
Konfigurasi elektron V:
23V = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d3
23V = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d3 4s2
Batas penentu elektron valensi pada 23V adalah 3s2 3p6 .
Subkulit yang terisi elektron valensi adalah 3d3 4s2 .
Jadi elektron valensi
dari 23V berjumlah 5 elektron.
Contoh-4:
Konfigurasi elektron Fe:
26Fe = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6
26Fe = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d6 4s2
Batas penentu elektron valensi pada 26Fe adalah 3s2 3p6 .
Subkulit yang terisi elektron valensi adalah 3d6 4s2 .
Jadi elektron valensi
dari 26Fe berjumlah 8 elektron.
Contoh-5:
Konfigurasi elektron Zn:
30Zn = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10
30Zn = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2
Batas penentu elektron valensi pada 30Zn adalah 3s2 3p6 3d10 .
Subkulit yang terisi elektron valensi adalah 4s2
.
Jadi elektron valensi
dari 30Zn berjumlah 2 elektron.
Contoh-6:
Konfigurasi elektron Ag:
47Ag = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s1 4d10
47Ag = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6 4d10 5s1
Batas penentu elektron valensi pada 47Ag adalah 4s2
4p6
4d10.
Subkulit yang terisi elektron
valensi adalah 5 s1 .
Jadi elektron
valensi dari 47Ag berjumlah 1 elektron.
Valensi
Valensi dapat diartikan sebagai jumlah elektron valensi yang digunakan dalam pembentukan ikatan kimia senyawa
atau spesi lain yang stabil.
Biasanya valensi suatu atom maksimal berjumlah sama dengan jumlah elektron
valensinya, namun untuk kasus tertentu jumlah valensi dapat lebih dari jumlah elektron valensi yang semestinya
karena berbagai faktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti energi kisi,
ukuran ion yang terbentuk, kerapatan muatan, kerapatan elektron, energi hidrasi, jenis pelarut air/nonair,
bentuk geometri, dan lain-lain.
Anomali terjadi pada logam Cu dengan alasan berbagai faktor di atas. Berdasarkan konfigurasi
elektron stabil unsur 29Cu
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
4s1 3d10
atau
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3 d10
4s1 ,
elektron valensinya 1 dan
valensi semestinya 1, tetapi valensinya ternyata dapat lebih dari 1.
Ini terjadi ketika pembentukan
Cu2+ yang berarti valensinya 2, sehingga konfigurasinya
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
3d9 4s0 .
Berikut ini contoh jumlah valensi yang ditinjau berdasarkan konfigurasi elektron:
Unsur | Elektron Valensi | Valensi |
---|---|---|
Na | 1 | 1 |
C | 4 | 4 |
N | 5 | 3 |
O | 6 | 2 |
S | 6 | 2, 4, 6 |
Cr | 6 | 1, 2, 3, 4, 5, 6 |
Mn | 7 | 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 |
Ag | 1 | 1 |
Koreksi jika saya keliru, terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar