Sifat Basa dan Nilai Kb Mg(OH)2

Senin, 04 Agustus 2025 edit

Magnesium hidroksida, Mg(OH)2, atau disebut brucite memang kerap menjadi perdebatan apakah Mg(OH)2 termasuk basa kuat atau basa lemah karena melibatkan dua aspek utama: kelarutan dan derajat disosiasi.

Selain itu, jika diklasifikasikan sebagai basa lemah, pertanyaan tentang nilai konstanta disosiasi basa (Kb) berapa ini menjadi relevan. Berikut adalah analisis untuk menjelaskan sifat basa Mg(OH)2 dan hubungannya dengan Kb.

Analisis Sifat Basa Mg(OH)2

  1. Kelarutan Mg(OH)2
    Mg(OH)2 memiliki kelarutan yang sangat rendah di air, dengan konstanta hasil kali kelarutan (Ksp) sekitar 5,61 × 10^-12 pada 25°C. Ini berarti hanya sebagian kecil Mg(OH)2 yang larut, menghasilkan ion Mg^2+ dan OH^- dalam jumlah terbatas. Ini juga seperti hidroksida alkali tanah lain kelarutannya relatif rendah.

    Karena kelarutannya rendah, konsentrasi ion OH^- dalam larutan jenuh Mg(OH)2 relatif kecil dibandingkan dengan basa kuat seperti NaOH atau KOH, yang larut sepenuhnya. Hal ini menyebabkan efek basa yang lemah dalam aplikasi praktis.

    Rumus Kimia Ksp (25 °C) Keterangan
    Be(OH)2 6,90 × 10⁻²² Sangat tidak larut
    Mg(OH)2 5,60 × 10⁻¹² Sedikit larut
    Ca(OH)2 5,00 × 10⁻⁶ Agak larut
    Sr(OH)2 3,20 × 10⁻⁴ Larut sedang
    Ba(OH)2 2,55 × 10⁻⁴ Larut sedang

    Sumber: CRC Handbook of Chemistry and Physics

  2. Derajat Disosiasi/Ionisasi
    Untuk bagian Mg(OH)2 yang larut, senyawa ini terdisosiasi/ionisasi sempurna menjadi Mg^2+ dan 2OH^- sesuai reaksi:
    Mg(OH)2 (s) ⇌ Mg^2+ (aq) + 2OH^- (aq)

    Ionisasi ini lengkap tanpa kesetimbangan parsial, seperti yang terjadi pada basa kuat. Tidak seperti basa lemah (misalnya NH3, yang membentuk kesetimbangan NH3 ⇌ NH4^+ + OH^-), Mg(OH)2 yang larut tidak memiliki tahap ionisasi parsial.

    Namun, karena jumlah yang larut sangat kecil, konsentrasi OH^- tetap rendah, yang sering membuat Mg(OH)2 dianggap sebagai basa lemah dalam konteks praktis.

  3. Definisi Basa Kuat vs. Basa Lemah
    Basa kuat didefinisikan sebagai senyawa yang terionisasi sempurna di air, menghasilkan ion OH^- dalam jumlah besar. Contohnya adalah hidroksida logam alkali (NaOH, KOH) dan beberapa hidroksida logam alkali tanah seperti Ba(OH)2, yang memiliki kelarutan lebih tinggi.

    Basa lemah tidak terionisasi sempurna dan membentuk kesetimbangan dengan ion OH^- (contoh: NH3, CH3NH2), ditandai dengan konstanta disosiasi basa (Kb).

    Mg(OH)2 berada di posisi ambigu: secara teknis, bagian yang larut terionisasi sempurna (karakteristik basa kuat), tetapi kelarutannya yang sangat rendah menghasilkan konsentrasi OH^- yang kecil, mirip dengan efek basa lemah.

  4. Pandangan dalam Literatur Kimia
    Dalam beberapa buku teks kimia dasar, Mg(OH)2 sering diklasifikasikan sebagai basa lemah karena efeknya dalam larutan (konsentrasi OH^- rendah) mirip dengan basa lemah, terutama dalam konteks aplikasi praktis seperti titrasi atau pengendapan.

    Namun, dalam kimia analitik yang lebih ketat, Mg(OH)2 disebut sebagai basa kuat dengan kelarutan rendah karena sifat ionisasinya yang lengkap untuk bagian yang larut.

Nilai Kb untuk Mg(OH)2

  1. Relevansi Kb pada Mg(OH)2
    Jika Mg(OH)2 dianggap sebagai basa lemah, maka Kb akan mengukur sejauh mana basa ini terionisasi dalam larutan berair. Namun, karena Mg(OH)2 yang larut terionisasi sempurna, tidak ada kesetimbangan ionisasi parsial seperti pada basa lemah sejati (misalnya, NH3). Oleh karena itu, konsep Kb tidak diterapkan secara standar pada Mg(OH)2 dalam literatur kimia.

  2. Ksp sebagai Pengganti Kb
    Untuk Mg(OH)2, kelarutan rendah (Ksp = 5,61 × 10^-12) menjadi faktor utama yang menentukan konsentrasi ion OH^- dalam larutan. Ksp menggantikan peran Kb karena perilaku basa Mg(OH)2 ditentukan oleh kelarutan, bukan kesetimbangan ionisasi.

    Perhitungan konsentrasi OH^- dalam larutan jenuh dilakukan sebagai berikut:
    Mg(OH)2 (s) ⇌ Mg^2+ (aq) + 2OH^- (aq)

    Ksp = [Mg^2+][OH^-]^2 = 5,61 × 10^-12
    Jika [Mg^2+] = s, maka [OH^-] = 2s, sehingga:
    Ksp = s (2s)^2 = 4s^3 = 5,61 × 10^-12
    s^3 = |5,61 × 10^-12//4| = 1,4025 × 10^-12
    s ≈ 1,12 × 10^-4 M, sehingga [OH^-] ≈ 2s ≈ 2,24 × 10^-4 M.

    Konsentrasi OH^- yang sangat rendah ini mendukung persepsi Mg(OH)2 sebagai basa lemah dalam konteks praktis, meskipun mekanismenya bergantung pada kelarutan, bukan ionisasi parsial.

  3. Mengapa Tidak Ada Kb Standar?
    Karena Mg(OH)2 terionisasi sempurna untuk bagian yang larut, tidak ada konstanta disosiasi basa (Kb) yang didefinisikan. Klasifikasi sebagai basa lemah biasanya berdasarkan efek praktis dari konsentrasi OH^- yang rendah akibat kelarutan terbatas, bukan karena adanya kesetimbangan ionisasi.

Kesimpulan

Secara teknis, Mg(OH)2 adalah basa kuat karena bagian yang larut terionisasi sempurna menjadi Mg^2+ dan 2OH^-, tanpa kesetimbangan ionisasi parsial. Namun, karena kelarutannya sangat rendah (Ksp = 5,61 × 10^-12), konsentrasi OH^- dalam larutan jenuh kecil, sehingga sering dianggap sebagai basa lemah dalam konteks praktis seperti titrasi atau aplikasi industri.

Konsep Kb tidak relevan untuk Mg(OH)2 karena tidak ada kesetimbangan ionisasi; sebaliknya, Ksp digunakan untuk menggambarkan perilaku basanya. Untuk kejelasan, klasifikasi Mg(OH)2 harus selalu menyebutkan konteks:

  • Secara teoritis: Basa kuat dengan kelarutan sangat rendah.
  • Secara praktis: Dianggap basa lemah karena efek basa yang minimal akibat kelarutan sangat rendah.
Bagikan di

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2015-2025 Urip dot Info | Disain Template oleh Herdiansyah Dimodivikasi Urip.Info